Pasar Klithikan Notohardjo Solo, Penerima Penghargaan MURI

Seorang pakar ekonomi menulis, salah satu indikator geliat perekonomian di suatu daerah dapat dilihat dari aktifitas pasar tradisional di daerah tersebut. Grand Bazaar Istanbul Turki contohnya, merupakan pasar tertua yang megah dan eksotis, selalu menjadi tujuan wisata beragam wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Berusia ratusan tahun, selain menjadi pasar tertua, Grand Bazaar juga menjadi yag terbesar di seluruh dunia. Berdiri sejak tahun 1455, pasar tertutup ini dekat dengan tempat ibadah masyur Masjid Biru dan Masjid Hagia Sophia. Pasar memiliki lebih dari 3.000 toko di atas lahan 54.000 meterpersegi, antara satu blok toko dengan toko lainnya dipisahkan oleh jalan jalan bak sebuah lorong di bawah tanah. Demikian banyaknya lorong dengan bentuk mirip membuat kadang para wisatawan tersesat di dalamnya. Karena pasar ini sangat besar, jenis barang yang dijualpun bervariasi. Bisa dibilang, semua jenis barang ada.

Di Belanda ada tempat yang di klaim sebagai pasar tertutup terbesar di Eropa yaitu De Bazaar di kota Beverwijk di Belanda Utara dengan lebih dari 1.000 toko dan kios di atas lahan seluas 100.000 meter persegi.

Menyediakan beraneka ragam produk mulai dari buku, pakaian, sepatu, kosmetik, elektronik, barang pecah belah semuanya dalam kondisi baru maupun layak pakai, selain itu bahan-bahan makanan, makanan siap saji hingga sayuran dan buah-buahan segar. Sayuran dan buah-buahan tertata rapi dalam aula yang disebut Versmark, semuanya berkualitas premium, membuat nafsu membeli bergejolak.

Kota Solo selain terkenal dengan pasar tekstil legendaris, Pasar Klewer, dan pasar lawasnya Pasar Gedhe, juga beragam pasar lainnya. Salah satunya Pasar Klithikan Notohardjo, berlokasi di Jalan Sungai Serang I no.313, Kecamatan Pasar Kliwon di atas lahan seluas 20.000 meterpersegi. Pasar berdiri sejak tahun 2006. Yang mana, pasar ini menjadi tempat relokasi PKL yang berasal dari Kawasan Taman Monumen 45 Banjarsari.

Ada sekitar 1.000 PKL yang berhijrah dari lokasi penjualan lama menuju pasar ini. Di tahun 2016 pasar makin berkembang dihuni 1.140 pedagang yang masih ditambah lagi dengan 500 pedagang yang menggelar dagangannya menempel dengan kios kios resmi.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit gowes santai dari penginapan di Laweyan menuju pasar menyusuri Jalan Veteran selanjutnya Jalan Kyai Mojo. Setelah menuruni jembatan berbelok kearah kanan melewati pasar ayam Silir dan terminal Semanggi, tengok kanan berdiri papan nama Pasar Notohardjo. Pasar ini awalnya merupakan lokalisasi Silir, lokalisasi terbesar di kota Solo. Namun kini daerah tersebut disulap menjadi pasar yang menjual barang barang bekas seperti elektronik, suku cadang kendaraan, telepon selular dan lain lain, bahkan terselip barang barang antik juga perhiasan perhiasan emas sepuhan.

Selain terkenal sebagai tempat penjualan barang barang bekas, pasar ini juga istimewa, karena berhasil mendapatkan penghargaan MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Penghargaan tersebut didapatkan karena Pemkot Solo berhasil merelokasi pedagang sebelumnya tanpa diwarnai aksi kekerasan.

Naskah & Foto : Lutfi Djoko D (lutfidjoko@gmail.com)

Tinggalkan komentar