Mausoleum Zuihoden – Sendai, Jepang

Membolak-balik catatan perjalanan lawas terselip dokumentasi mausoleum. Lawatan di bulan Agustus 14 tahun lalu itu merupakan pakansi penuh makna, karena saya yang berusia 46 tahun melakukan perjalanan mengelililingi negara Jepang berdua dengan paman, Mang Abidin rahimahullah, yang saat itu berusia 79 tahun. Pautan usia 33 tahun tidak menghalangi niatan kami mengelilingi negara Matahari Terbit tersebutselama 14 hari melalui jalan darat.

Diawali lawatan di kota Hiroshima yang terkenal dengan dua warisan dunia :

1. Monumen Perdamaian Hiroshima (Genbaku Dome), dahulu merupakan gedung pameran produk perdagangan yang rangkanya hingga kini dilestarikan.

2. Kuil Itshukushima di Miyajima, kuil Shinto yang dibangun di atas laut.

Dari Hiroshima yang berada di bagian Barat Jepang, kami berkereta ke Kyoto sebelum melanjutkan perjalanan sejauh 1.150 kilometer ke Sendai bagian Timur Laut Jepang menggunakan Shinkansen. Sendai sebuah kota yang mungkin asing dikunjungi wisatawan Indonesia. Kyoto, kota eksotis menyajikan pemandangan antara lain hutan bamboo Arashiyama, kuil Tenryu-Ji (kuil Zen warisan dunia), Fushini Inari Taisha dengan gerbang seribu torii berwarna jingga terang sebagai pembatas antara kawasan tempat tinggal dengan kawasan suci.

Zuihoden merupakan mausoleum dari Date Masamune terkenal dengan sebutan Naga (Dragon) Bermata Satu, pemimpin wilayah Aoba yang kini disebut Sendai. Beliau salah seorang penguasa feodal yang karismatis (1567-1636). Mausoleum adalah tempat peristirahatan terakhir baginya. Di mausoleum ini juga anak dan cucu Masamune dimakamkan. Mausoleum ditetapkan sebagai harta warisan nasional pada tahun 1931 untuk arsitektur kuil di awal periode Edo. Bangunan ini hancur saat Perang Dunia II tahun 1945, di bangun kembali pada tahun 1979 dan dilakukan renovasi ulang pada tahun 2001.

Makam Date Masamune yang terkenal itu berbentuk bangunan kayu, memiliki keunikan dengan ukiran dan hiasan emas, menjadikannya situs yang spektakuler. Selain itu, area pekuburan ini juga ditumbuhi oleh pohon-pohon cedar raksasa yang berusia ratusan tahun dengan taman yang indah. Mausoleum memiliki dekorasi mewah didominasi warna merah dan kuning cerah menonjol dengan latar belakang warna hitam legam.

Ini adalah arsitektur yang mengungkapkan martabat keluarga Date. Selain itu, tangga batu di jalur kunjungan makam diyakini memiliki 62 anak tangga saat dibuat (saat ini berjumlah 63) yang dianggap mewakili 620 ribu Kokudaka di Sendai. Wikipedia menjelaskan Kokudaka adalah sistim pengukuran potensi kekayaan yang dimiliki sebuah wilayah administrasi berdasar jumlah produksi beras.

Siapakah Date Masamune ?, beliau lahir pada tahun 1567. Dalam pertempuran Sekigahara (1600), ia mendukung Tokugawa Ieyasu dan kemudian menjadi Daimyo pertama dari wilayah Sendai. Daimyo adalah orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Ia memperkenalkan metode pertanian, sistem irigasi, industri lokal, dan pembangunan dermaga yang membawa kemakmuran bagi penduduk sekitar namanya hingga kini masih dihormati warga Jepang.

Naskah : Lutfi Djoko D

Foto : Lutfi Djoko D, Nelwin Aldriansyah

Tinggalkan komentar