Gowes Solo Yogyakarta

Bukan, artikel ini bukan tentang gowes jarak jauh dari Solo ke Yogyakarta.. 😁tapi tentang pengalaman saya gowes sendirian (solo ride) di Yogyakarta di penghujung Mei 2021 lalu.

Sesungguhnya saya ke Yogyakarta untuk menghadiri rapat kerja, tidak ada rencana sebelumnya untuk gowes di Yogya. Namun ternyata hotel tempat saya menginap menyediakan penyewaan sepeda. Hasrat untuk gowes di Yogya langsung membara. Kebetulan Sabtu paginya tidak ada acara, saya lantas menyewa sepeda dari lobby hotel dengan tarif Rp 50.000 untuk 4 jam, cukuplah waktu untuk sekedar keliling-keliling kota.

Setelah menerima sepeda dan helm, saya mulai menggowes dari depan hotel. Perhentian pertama adalah Tugu Yogyakarta, jaraknya sekitar 800 meter dari hotel tempat saya menginap. Simpang Tugu pagi itu cukup ramai, sepertinya kegiatan masyarakat dan wisata Yogyakarta mulai pulih setelah didera pandemi covid-19 yang cukup panjang.

Dari Tugu, saya melanjutkan gowes ke jalan Malioboro. Jalan paling terkenal di Yogyakarta ini sudah ramai di Sabtu pagi. Sebahian masyarakat berolah raga, dan banyak yang berwisata naik delman maupun ke benteng Vredeburg dan pasar Beringharjo. Selalu menyenangkan melihat deretan toko-toko dan keramaian di Malioboro.

Dari Malioboro, saya melanjutkan gowes ke kompleks Keraton, musium kereta kencana dan kompleks taman air kesultanan, Tamansari. Saya lalu memutuskan untuk blusukan ke gang-gang kecil di seputaran Kraton, gang-gang sempit ini dapat dilalui sepeda atau sepeda motor, namun di banyak tempat terbaca imbauan agar pengendara motor mematikan mesin di kawasan kompleks.

Tanpa tujuan pasti, saya berbelok-belok di gang kecil di seputaran Keraton. Tampak deretan rumah warga yang terlihat apik dan asri. Meskipun mayoritas bangunan adalah rumah tua, namun umumnya terawat baik dan sangat bersih. Beberapa kali saya masuk gamgbyang ternyata jalan buntu 😁

Banyak gang kecil di seputaran kraton ini yang tembus ke bagian tertentu dari kompleks Kraton. Ada yang tembus ke rumah salah satu pangeran, ada gang yang tembus ke lapangan tembak kraton, ada juga yang tembus ke halaman belakang kraton, di bagian ini kita harua turun dari sepeda dan menuntun sepeda melewati halaman belakang kraton.

Setelah puas blusukan di seputaran kraton, sepeda saya arahkan menuju alun-alun kidul. Sambil istirahat di alun-alun, sebutir kelapa muda dengan campuran gula aren dan es batu cukup menyegarkan dan memulihkan tenaga. Gowes saya lanjutkan mengarah balik ke hotel, dengan beberapa photo stop di sekitar kali code.

Gowes solo di Yogyakarta terasa menyenangkan, banyak ruas jalan di beri marka untuk jalur sepeda. Juga banyak petunjuk arah untuk jalur alternatif sepeda menuju tempat-tempat wisata populer di seputaran pusat kota. Salut untuk pemkot Yogyakarta yang menjadikan kota ini ramah bagi pesepeda.

2 Comments Add yours

  1. Rahmat Ade Pratama berkata:

    Kak boleh izin save fotonya gak kak? 🙏

    Suka

Tinggalkan komentar