Nakhal Fort, Oman

Perjalanan Umrah 2015  lalu terhitung cukup lama  24 hari dimulai 21 Maret hingga 13 April dengan menginap 4 hari 2 malam di ibukota Kesultanan Oman, Muscat.

Oman bukanlah tujuan wisata yang begitu menarik bagi orang Indonesia kebanyakan. Kalah popular dibanding negara tetangganya, Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tapi ternyata banyak obyek wisata yang menarik dikunjungi. 2 hari pertama di Muscat beberapa obyek dalam kota kami kunjungi antara lain Sultan Qaboos Grand Mosque. Merupakan salah satu masjid terbesar dan masjid utama Kesultanan Oman. Di dalamnya lantai masjid dilapis karpet buatan tangan dan tanpa sambungan seluas 4.343 meter persegi. Pernah menjadi karpet tanpa sambungan terluas di dunia.

Obyek wisata yang juga menarik istana Al-Alam  dibangun tahun 2001 merupakan istana tempat seremonial Sultan Qaboos selain itu disana ada Mutrah Corniche (bacanya Matrah) yaitu merupakan kawasan pinggir pantai yang biasanya terdapat di kawasan negara teluk, pelancong dapat menikmati angin sepoi-sepoi sambil melihat lalu lalang kapal modern dan tradisional. Pemandangan indah baik di siang maupun malam hari ketika banyak lampu-lampu menyala. Pelancong yang ingin membeli buah tangan khas Oman seperti karpet dan kerajinan tangan dapat mengunjungi pasar tradisional Mutrah Souq lokasinya berseberangan dengan Mutrah Corniche. Tetapi penjualnya banyak orang Asia Selatan.

Selepas Umrah sebelum kembali ke Indonesia rombongan  bermalam di Muscat, kali ini kami diajak berwisata ke luar Muscat, terletak 120 kilometer sebelah barat kota berdiri dengan kokoh benteng Nakhal. Benteng Nakhal adalah salah satu monumen bersejarah paling menonjol di Kesultanan Oman. Benteng  yang menjulang di atas bukit berbatu di kaki Gunung Nakhal terletak di tengah-tengah perkebunan pohon korma di wilayah Nakhal propinsi Al Batinah Selatan. Setiap hari Jumat di banteng ada pasar kambing. Pemandangan sejauh mata memandang kebanyakan perkebunan pohon korma yang memenuhi daerah sekitarnya, sesuai nama banteng Nakhal diterjemahkan dari palem (nakhla). Benteng lain di wilayah Al Batinah yaitu Al Hazim, Al Sifalah, Rustaq dan banteng Shinas.

Benteng Nakhal disebut juga Husn Al Heem, arsitektur benteng tidak mengikuti pola tertentu akan ditemukan beberapa bagian batuan menjadi bagian dari bangunan tersebut. Hal ini dapat diamati di beberapa menara.

Dibangun di atas fondasi bangunan pra-Islam yang dibangun sebagai benteng melawan serbuan oleh suku-suku Arab, sepanjang sejarah benteng ini telah mengalami banyak renovasi dan perbaikan. Benteng dibangun kembali oleh arsitek dari Oman pada abad ke 17 yang dibangun sebagai tindakan perlindungan terhadap oasis dan jalan perdagangan di dekatnya. Pintu gerbang dan menara yang terlihat saat ini merupakan tambahan yang dibangun pada tahun 1834 dipersembahkan untuk Imam Said bin Sultan.

Pada bulan November 2003, Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris mengunjungi benteng  selama kunjungan resmi ke Oman.

Naskah dan foto: Lutfi Sriyono (l.sriyono@gmail.com)

Tinggalkan komentar