Bulan September lalu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEBUI – dahulu FEUI) merayakan ulang tahun yang ke 70. Meskipun sekarang FEBUI menempati kampus baru di Depok, selama puluhan tahun sampai 1993, FEUI menempati kampus di jalan Salemba 4, Jakarta Pusat. Saat ini eks kampus FEUI Salemba digunakan oleh beberapa institusi, antara lain Lembaga Manajemen UI, Lembaga Demografi UI, Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat UI, Magister Manajemen UI, Magister Akuntansi UI, serta Fakultas Pasca Sarjana FEBUI.

Saat saya kuliah di FEUI, dosen saya bapak Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti (panggilan akrab beliau pak Djatun) pernah bercerita di kelas, bahwa lokasi kampus FEUI Salemba yang kami gunakan saat itu, dulunya adalah pabrik opium milik pemerintah Belanda. Bukan cuma pabrik, di bagian depan pabrik selain menjadi kantor, disediakan juga rumah candu, tempat pemadat menikmati opium. Pak Djatun cerita, pabrik dan rumah candu peninggalan Belanda dibongkar pada tahun 60an, lalu ditempat tersebut dibangun gedung Rektorat UI. Saat mendengar cerita tersebut, saya tidak bisa membayangkan, seperti apa pabrik Opium milik pemerintah Belanda. Saat itu saya berpikir, sudah tidak ada lagi bangunan eks pabrik Opium di lingkungan kampus FEUI Salemba.

Dalam suasana ulang tahun ke 70 FEBUI September lalu, banyak teman saya yang membuat catatan kilas balik masa-masa kami menempuh pendidikan di FEUI. Berbagai cerita lucu dan kenangan masa kuliah berseliweran di timeline media sosial saya. Entah kenapa, tetiba saya teringat kembali cerita dari pak Djatun di kelas, lebih dari 30 tahun silam, bahwa kampus FEUI Salemba dulunya adalah pabrik Opium.

Dalam satu kesempatan, saya berdiskusi dengan seorang kakak kelas, ternyata kakak kelas ini tidak tahu cerita pabrik Opium tersebut. Saya juga sempat berdiskusi dengan rekan kerja yang merupakan adik kelas di FEUI, dia juga baru dengar cerita pabrik opium ini. Sepertinya, cukup banyak alumni FEUI yang tidak tahu bahwa bahwa kampus FEUI Salemba dulunya adalah kompleks pabrik Opium dan rumah candu.


Penasaran, saya lalu mencari informasi mengenai pabrik opium di jaman Belanda ini. Dari beberapa sumber di internet, saya mendapati beberapa fakta menarik, Opium adalah produk legal di jaman kolonial. Pabrik Opium di Salemba yang mulai beroperasi pada tahun 1901 adalah salah satu pabrik Opium terbesar di dunia. Pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan Opium yang dihasilkan dari pabrik Salemba ini. Uang dari penjualan Opium banyak digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Belanda sampai membuat stasiun kereta di kompleks pabrik Opium Salemba, untuk mengangkut bahan baku produksi Opium dari pelabuhan, dengan koneksi jalur rel ke stasiun Cikini dan stasiun Kramat.

Dari berbagai referensi yang saya temukan, meskipun Opium di masa kolonial merupakan produk legal, tidak banyak warga Belanda yang menjadi pemadat. Mayoritas pemadat saat itu adalah warga pribumi dan tionghoa. Saya menemukan beberapa foto jaman kolonial, yang menggambarkan suasana pabrik Opium milik kerajaan Belanda di Batavia, serta foto-foto rumah candu beserta pemadat yang sedang menikmati Opium.



Yang membuat saya terkejut, beberapa foto era kolonial Belanda yang saya temukan di internet itu terlihat familiar. Setelah saya perhatikan beberapa foto, saya menarik kesimpulan awal bahwa ruang-ruang kelas tempat kami belajar di kampus FEUI Salemba dulu adalah bangunan eks pabrik Opium Belanda, yang disekat-sekat menjadi ruang kelas.


Begitu pula ruang dekanat FEUI, balai mahasiswa, ruang beberapa lembaga seperti Lembaga Penerbit UI, dan juga bagian bangunan di sisi selatan yang sekarang digunakan oleh Fakultas Kedokteran UI dan Fakultas Kedokteran Gigi UI, merupakan bagian dari bekas pabrik Opium yang kemudian di sekat-sekat.


Untuk memperkuat kesimpulan awal saya, saya lalu membandingkan foto-foto pabrik Opium di jaman Belanda yang saya temukan, dengan beberapa foto lama yang ada di buku Empat Dasa Warsa FEUI terbitan tahun 1990. Saya kemudian berkunjung ke eks kampus FEUI Salemba, untuk membandingkan foto-foto jaman kolonial dengan kondisi saat ini. Dari foto udara pabrik Opium yang diambil di jaman Belanda yang saya temukan di internet, saya lalu membandingkan dengan foto satelit dari Google map yang menggambarkan kondisi aktual saat ini.


Perbandingan foto-foto pabrik Opium pada era kolonial dengan foto-foto pada saat ini membuat saya semakin yakin bahwa bangunan pabrik Opium di era kolonial Belanda masih berdiri dan tidak banyak berubah secara struktural hingga saat ini. Ini berarti, saya, dan juga ribuan alumni FEUI yang kuliah di Salemba, menempuh pendidikan di bangunan eks pabrik Opium. Pantas saja jaman kuliah dulu rasanya happy terus, nggak pernah merasa punya masalah.. mungkin residu Opium di dinding-dinding kelas ikut terhirup selama kami kuliah di Salemba.. 😂🤣


Sayangnya, bangunan eks stasiun kereta Salemba berada diluar kompleks UI, tepatnya di jalan Kenari saat ini. Tidak banyak yang tersisa dari eks stasiun kereta Salemba ini, sudah menjadi rumah-rumah warga yang telah banyak diubah. Rel keretanya juga sudah lenyap sejak jalur Cikini-Salemba dihentikan di tahun 1950an, namun jembatan kereta yang melintas diatas kali Ciliwung masih ada sampai saat ini, meskipun sudah beralih fungsi menjadi jembatan penyebrangan orang.


Kunjungan saya ke eks kampus FEUI di Salemba baru-baru ini tak hanya mengembalikan banyak kenangan saat saya kuliah disana lebih dari tiga dekade lalu, namun juga mengkonfirmasi sejarah panjang kompleks FEUI Salemba yang berawal dari pabrik Opium.


Referensi:
Terima kasih. Saya diberitahu Pak Sunardji tentang artikel yang saudara tulis. Menarik ada perbandingan bangunan jaman dulu dengan saat ini. Bangunan jaman dulu dengan bangunan saat ini yang masih utuh. Semestinya bisa dijadikan bangunan bersejarah yang dilindungi pemerintah.
Di bidang kesehatan masyarakat, ada ilmu yang bisa menelaah apakah masih ada “residu” candu yang masih tertinggal saat ini. Dengan cara menangambil sampel dari dinding ruangan atau atap yang masih utuh.
SukaSuka
terima kasih tanggapannya pak Rachmat.. setuju pak, agar bangunan kompleks UI ini dilestarikan.. bahkan sebaiknya di restorasi, agar fasad bangunan semakin mendekati kondisi di era kolonial.. semoga bisa mendapatkan status cagar budaya..
SukaSuka