Bersepeda atau istilah kerennya Gowes memungkinkan mengelilingi suatu tempat dengan daya jelajah yang lebih luas. Daya tarik utama berkeliling kota Perth dengan bersepeda karena Perth merupakan salah satu kota dunia yang nyaman dan aman. Penyewaan sepeda banyak dijumpai seputaran kota, salah satunya “City Centre” Hay Street berbiaya $20.00 untuk 5 jam penyewaan plus dipinjami helm dan gembok sepeda serta diberikan peta jalan dan 1 botol air mineral.
Suhu panas di atas 30 derajat Celcius di awal bulan Nopember 2019 terasa begitu menyengat sekeluar dari penginapan Perth City YHA. Perth berada diujung musim semi, dari yang saya baca pembagian musim di Australia adalah sebagai berikut : (1) musim dingin-Juni, Juli, Agustus, (2) musim semi-September, Oktober, Nopember, (3) musim panas-Desember, Januari, Pebruari, (4) musim gugur-Maret, April,Mei.
Beberapa hari tinggal di Perth hanya bersepeda keliling kota yang belum dilakukan, sebelumnya menjelajahi kota dengan moda transportasi bis umum atau kereta komuter Transperth telah dicoba. Bahkan seluruh jalur kereta komuter dinaiki sebut saja jalur Mandurah, Fremantle, Butler, Midland dan Armadale. Saat melintasi jalur Armadale berhenti di setasiun Thornlie berganti bis umum menuju Amherst Village Community Centre guna menghadiri Indo-Malay Celebration dimana teman semasa SMP, mukimin Perth turut memeriahkan acara dengan menyumbang sebuah tarian Nusantara.
Saat menyewa sepeda, penjaga toko memperingatkan agar pulang sebelum jam 14.00 karena di atas jam tersebut suhu udara akan meningkat tajam dan tidak direkomendasikan untuk bersepeda. Gowes di awali melintas bangunan gedung The Perth Mint, berdiri sejak tahun 1899 sekarang The Perth Mint merupakan produsen resmi dari program koin logam mulia Australia. Selepas The Perth Mint berselancar dimulai, angin behembus ke arah Selatan, jarak tempuh yang direkomendasikan sepanjang 15 km dan spot utama yaitu Kings Park. Suhu udara panas mengurungkan niat bersepeda hingga Fremantle, cukup sudah mengunjungi daerah tersebut sehari sebelumnya.
Fremantle, kota pelabuhan utama di Australia Barat terletak di muara sungai Swan untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dalam waktu 35 menit melalui Canning Highway dari Perth atau naik kereta komuter. Dalam sejarahnya Fremantle pertama kali dihuni bangsa kulit putih tahun 1829. Sekarang suasana kota yang penuh dengan gedung gedung tua peninggalan masa lalu menjadi daya tarik. Yang menarik sebagai tempat wisata salah satunya Penjara Fremantle, ia masuk dalam salah satu daftar dalam warisan dunia, bangunan dari abad 19 ini untuk menampung narapidana dengan keamanan maksimal hingga tahun 1991, dan masih banyak lagi obyek lainnya seperti Fremantle Market yang hanya buka di hari Jumat hingga Minggu, dermaga laut, makanan berbahan dasar ikan laut dll.
Kings Park and Botanical Garden. Pemerintah kota Perth amat mementingkan ruang terbuka hijau untuk warga dan wisatawan. Julukan kota sejuta taman pantas disematkan pada Perth. Bagaimana tidak, begitu banyak taman di sana, bahkan yang terselip di antara bangunan megah tengah kota sebut saja Queens Park, Central Park, Sterling Garden and Supreme Court Garden, Burswood Park dan banyak lainnya. Di Kings Park taman di atas ketinggian seluas lebih dari 400 ha ini banyak burung burung Gagak yang berjalan di rerumputan tanpa takut manusia yang berlalu lalang di sekitarnya. Untuk menikmati pemandangan sungai Swan yang berpadu dengan kota Perth, bertolaklah ke Kings Park, area rumput di sekitar Tugu Memorial Perang (State War Memorial) dan Fraser Avenue merupakan tempat piknik yang disuka. Dari area ini bisa dinikmati pemandangan sungai Swan dan Canning Highway yang dibingkai oleh bangunan gedung modern.
Bersepeda menuju Kings Park melewati beberapa spot memikat, dipertengahan jalan terlihat bebas berenang angsa hitam liar di sungai Swan, Perth awalnya dikenal sebagai Swan River Colony mengacu banyaknya angsa hitam yang dijumpai di kawasan sungai. Mengunjungi Kings Park sungguh pengalaman menyenangkan. Tidak hanya sekedar taman kota dengan aneka pepohonan dan bunga bunga liar khas Australia Barat tetapi taman yang setiap tahunnya dikunjungi enam juta orang ini memiliki banyak kisah menarik. Sebagai sebuah taman, Kings Park dulu dikenal dengan nama Taman Perth, lalu diubah menjadi Kings Park untuk menandai penobatan Raja Edward VII dalam tahta Kerajaan Britania Raya.
Memasuki taman kita akan disambut dengan teduhnya pepohonan Eukaliptus nan tinggi di kiri kanan jalan, di kejauhan tampak tugu State War Memorial berdiri dengan megah di tengah tengah lapangan yang hijau oleh rerumputan terawat apik dan bersih. Disambut oleh bunga berwarna merah , yang melingkari tugu dan dikurung oleh rumputan hijau tertata rapi di dinding tertulis kata kata puitis “Lets We Forget” (jangan sampai kita lupa). Saat berkunjung sedang dilaksanakan upacara “Remembrance Day” yaitu peringatan yang setiap tahun diadakan pada tanggal 11 Nopember oleh Negara Negara Persemakmuran termasuk Australia sejak akhir Perang Dunia I untuk mengingat para anggota angkatan bersenjata yang gugur di medan perang, banyak veteran hadir pada acara tersebut dan uniknya seorang veteran memainkan alat musik Bagpipe yang suaranya terdengar merdu mendayu hingga jauh.

Atraksi menarik lain di Kings Park jalanlah ke Lottery West Walkway suatu wilayah botani yang besar, di dalamnya dijumpai jembatan pejalan kaki melengkung terbuat dari baja serta gelas menggantung melayang 52 meter di atas permukaan tanah di antara pucuk pucuk pohon. Lain dari itu sempatkan juga mengunjungi menara DNA yang mendapatkan nama dari molekul DNA yang ditemukan di semua sel dan mengendalikan perkembangan kehidupan. Menara dengan tangga helix ganda putih setinggi 15 meter dengan jumlah anak tangga sebanyak 101 ini adalah titik tertinggi di Kings Park dengan pemandangan spektakuler, di lantai teratas dijumpai piringan besi bulat bertatahkan tulisan sebagai papan penunjuk yang menunjukan lokasi atau bangunan seputar kota Perth sesuai arah mata angin.
Gowes Perth berakhir di Elizabeth Quay tepatnya depan Bell Tower yang langsung berhadapan sungai Swan. Dibagian atas menara terdapat 18 lonceng dengan total berat sekitar Sembilan Ton. Bell Tower menyimpan puluhan ribu alunan musik dari lonceng.
Naskah dan foto oleh Lutfi Sriyono (l.sriyono@gmail.com)