Kerennya Megalitikum Gunung Padang

Mendengar namanya ada yang menyangka situs ini berada di Sumatera Barat, padahal situs ini berlokasi di Cianjur, Jawa Barat. Gunung Padang letaknya tidak jauh dari  Jakarta terletak di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur.

Perjalanan mencapai Gunung Padang dapat ditempuh dengan kereta. Pertama naik KRL  jurusan Pasar Minggu – Bogor, kemudian lanjut menggunakan kereta Pangrango yang berangkat dari stasiun Paledang Bogor menuju Sukabumi. Dari Sukabumi seharusnya saya bisa lanjut menggunakan kereta Siliwangi jurusan Sukabumi – Cianjur dengan tiket seharga Rp. 3.000,- berhenti di stasiun Lampegan, namun sesampainya di Sukabumi rupanya bertepatan dengan hari libur sekolah yang padat dan tiket kereta sudah terjual habis. Terpaksa mencari alternatif  transportasi dan membuka aplikasi ojek online (ojol),  ternyata ojol siap mengantarkan dengan ongklos Rp. 50.000,- untuk jarak 30 km sekali jalan. Cukup mahal, tapi sudah terlanjur sampai Sukabumi. Untuk perjalanan pulang beruntung dapat tiket kereta dari Lampegan – Sukabumi atau hemat Rp. 47.000,-.

Apa istimewanya situs Gunung Padang ? Apa yang saya baca terhadap situs yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional  di majalah “My Trip” vol 23/2015 bahwa  kata “padang” dalam bahasa Sunda berarti terang benderang atau cahaya. Jadi Gunung Padang dimaknai sebagai “bukit cahaya”. Pengertian lain “pa = tempat”, “da = besar atau agung”, “hyang = moyang atau leluhur” maknanya “ tempat agung para leluhur”. Hasil penelitian menyimpulkan ini tempat pemujaan masyarakat Sunda Kuno. Situs menghadap Gunung Gede, yang paling tinggi dan besar di kawasan itu. Simbol Sang Pencipta.

Gunung Padang merupakan punden berundak  terbesar di Asia Tenggara , bangunan punden berundak terdiri atas kepingan batu yang disusun berundak.  “My Trip” selanjutnya melaporkan bahwa dari hasil penelitian dan pengujian carbon dating (dari laboratorium BATAN Indonesia maupun Miami Florida AS) menyimpulkan bahwa umur situs ini mencapai 25.000 tahun, jauh lebih tua dibanding kompleks Piramida Giza di Mesir  yang dibangun 2.500 tahun SM. Bahkan situs lainnya memiliki umur jauh lebih muda dari situs Gunung Padang. Sebut saja situs Parthenon kuil Yunani yang dibangun untuk dewi Athena, perlindung Athena pada abad ke 5 SM. Parthenon adalah kuil yang dibangun di bukit tertinggi di kota Athena yaitu Akropolis.

Dalam daftar 7 Keajaiban Dunia Baru yang disusun oleh Yayasan New 7 Wonders (2007) selain Piramid Giza, ada Petra.  Petra terletak di bagian Selatan Yordania, tempat ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang dipahat pada bebatuan diperkirakan dibangun abad ke 4 SM. Kakak Nelwin teman seperjalanan ke Yordania-Palestina-Mesir-Turki  tahun 2017 lalu memberi catatan bahwa bangunan utama di Petra ialah Al Khazneh Nabatian Temple kuil pemujaan yang dibangun kaum Nabatian. Membandingkan Gunung Padang dengan ketiga  situs di atas, peradaban tertua di dunia itu ternyata berawal dari Tanah Sunda dan berada di Indonesia.

 Untuk bisa sampai ke Gunung Padang pengunjung diharuskan menaiki  ratusan anak tangga. Terdapat lima tingkatan atau undakan di situs bersejarah ini, banyaknya undakan tersebut membuat situs ini disebut sebagai punden berundak. Pemerhati sejarah tanah Sunda, Gema Narama Fadilla, penulis buku  “Pajajaran – menapaki rahasia hilangnya kerajaan pajajaran“ memberi uraian serta makna  tiap tingkat /undakan yang disebut olehnya sebagai teras.

Dimulai dari lantai dasar disitu ditemukan batu tegak sebagai tanda titik lokasi seperti halnya papan keterangan pada kantor selain itu juga ada sumber air berupa sumur abadi yang merupakan tempat mensucikan diri. Teras satu  merupakan tanah datar setelah melewati tangga terjal dengan beberapa temuan  yaitu pertama Gerbang ditandai oleh batu tegak di kanan kiri pada tangga akhir menanjak, kedua Batu Goong atau batu musik yang bila dipukul dapat mengeluarkan alunan musik. Terahir pohon Trunyan sebagai lambang tanaman pembawa kebaikan.

Naik teras  dua disana ditemukan Batu Kujang melambangkan kepatutan memegang teguh janji, Batu Singgasana (menghadap Gunung Gede) sebagai pusat para leluhur Sunda, Batu Lumbung (kesuburan) lambang alat untuk memakmurkan negeri dan beberapa tempat bersemedi. Teras tiga selain adanya tempat bersemedi, salah satu batu bermotif tapak harimau lambang Siliwangi sang pemimpin Sunda yang bijaksana.Teras empat merupakan tempat pengujian fisik terakhir sebelum menapak tempat peribadatan tersuci. Disini para calon pemimpin/pejabat diuji mengangkat batu (Batu Uji) sebagai lambang kemampuan seseorang dalam memangku jabatan.

Terakhir teras lima tidak ditemui apapun selain  tempat ibadah merupakan tempat paling suci melambangkan sebagai tempat beribadah yang paling tinggi. Tempat tertinggi diartikan sebagai tempat peribadatan penutup atau terakhir atau tempat peribadatan yang paling sempurna. Makna dari kelima teras menunjukkan upaya penyempurnaan hidup dalam lima tingkatan.

Selain situs Gunung Padang adakah obyek wisata lain di dekatnya? Anda bisa berkunjung ke terowongan Lampegan  yang merupakan terowongan pertama di Jawa Barat letaknya di lintas kereta yang menghubungkan Batavia – Bandung via Bogor/Sukabumi,  dibangun 1879 – 1882.

Naskah : Lutfi Djoko D

Foto : Gema NF, Lutfi Djoko D (l.sriyono@gmail.com)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s