Warrnambool, Victoria – Australia

Mengeja kata Warrnambool mirip dengan kata permainan karambol, Warrnambool kota kecil di pantai barat daya Victoria. Data Wikipedia menyebutkan, Juni 2016 jumlah penduduk perkotaan hanya sekitar 34.618 jiwa. Pesawat udara yang membawa kami dari Kuala Lumpur mendarat dengan mulus di Avalon Airport-Melbourne tepat pada jam 09.20 pagi waktu setempat. Cuaca cerah di awal bulan Maret 2019 meyambut dengan ramah. Untuk mencapai kota dapat menggunakan Sky Bus yang mangkal tidak jauh dari pintu keluar.

Perjalanan kali ini ke Melbourne, merupakan kota tujuan pertama sebelum Warrnambool dan berakhir di Sydney. Kota Warrnambool adalah tempat tinggal keluarga rekan semasa menduduki Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta. Keesokan hari setiba di Melbourne lanjut menuju Warrnambool berangkat dari Southern Cross Station , menurut jadual kereta akan diberangkatkan pada jam 07.30 pagi tapi rupanya salah membaca jadual, untuk hari Sabtu dan Minggu kereta berangkat 30 menit lebih awal. Jadilah kami berangkat terburu-buru, sempat deg-degan juga karena belum membeli tiket.

Beruntung depan penginapan melintas taksi dikemudikan sopir berkebangsaan India. Saat memasuki mobil hal yang ditanyakannya pertama kali bukan tujuan pergi namun pertanyaan apakah kami muslim dan sudah melaksanakan sholat Subuh……? Mendengar kami Muslim dan telah mengerjakan sholat Subuh dia langsung menggratiskan ongkos naik taksi….. Alhamdulillah.

Waktu tempuh sekitar empat jam untuk mencapai Warrnambool dengan berkereta. Walaupun kota mini namun Warrnambool memiliki tempat wisata yang cukup banyak . Sebenarnya tidak cukup dijelajahi dalam waktu 2 hari namun jadual ketat menghadang setelah Melbourne menggunakan bis malam menuju Sydney.

Tiba di Warrnambool Station kami dijemput dan langsung diajak mengunjungi obyek wisata alam. Pertama Port Campbell Foreshore, pemandangan teluk yang indah dapat kami saksikan sambil santap siang, dipinggir pantai terpancang tugu Great Ocean Road. Great Ocean Road adalah sebuah jalan sepanjang 243 Km yang dibangun di pesisir selatan Australia antara Geelong dan Warrnambool, jalan dibangun untuk membuka lapangan kerja saat Australia mengalami masa depresi ekonomi antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Pembangunan Great Ocean Road memudahkan wisatawan mengunjungi obyek wisata alam seperti Loch Ard Gorge, Twelve Apostles serta London Arch, dua dari tiga obyek tersebut kami kunjungi.
Loch Ard Gorge, ngarai yang berada di Port Campbell National Park ini adalah sesuai dengan nama kapal yang kandas dan tenggelam di sekitar perairan pada tahun 1878. Dari 54 orang (18 penumpang kapal dan 36 awak kapal) hanya dua yang selamat. Loch Ard Gorge tempat yang wajib dikunjungi disamping indahnya pemandangan juga karena latar belakang sejarahnya, jutaan wisatawan berduyun-duyun ke wilayah ini setiap tahun.

Berfoto di pantai tempat pertemuan dua penumpang yang selamat (Tom dan Eva) sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.
Twelve Apostles merupakan beberapa formasi bebatuan berbentuk tiang dengan berbagai bentuk, berbeda dari namanya tiang-tiang batu yang ada tidak berjumlah duabelas hanya ada sembilan pilar.

Dahulu kala atau sekitar 20 juta tahun yang lalu pilar-pilar ini terhubung dengan tebing di daratan. Ombak dan angin menggerus tebing dan menjadikannya lengkungan, dan akhirnya menggerusnya menjadi tiang-tiang yang menjulang. Unsur-unsur alam yang keras terus menerus mengikis susunan batuan, saat ini hanya tersisa delapan tiang setelah satu tiang roboh pada tahun 2005 lalu.

Lelah menjelajah wisata alam di bawah terangnya matahari bikin tenggorokan serak membutuhkan makanan segar. Mobil diarahkan ke daerah Timboon untuk menikmati es krim terkenal khas Australia. Timboon Ice Cream didirikan tahun 1999 oleh pasangan Tim dan Caroline. Lembut dan dinginnya es krim selalu mengundang suasana hati bahagia. Apalagi rasanya yang manis dan segar membuat es krim jadi santapan nikmat bikin lidah susah berhenti bergoyang.

Kota Warrnambool merupakan juga kota tempat berproduksinya beberapa pabrik daging halal. Kami pergi ke toko daging The Warrnambool Meat Barn disana teman yang selama dua hari menjamu kami membelikan daging sapi kualitas premium sebagai buah tangan khas kota, rasa daging luar biasa….lembut maknyussss . Dengan adanya produsen daging halal, tercatat ratusan muslim termasuk berasal dari Indonesia bermukim di kota ini bekerja sebagai penyembelih hewan dan tidak heran juga kalau kami menemukan sebuah masjid kecil yang dulunya adalah bekas gudang.

Duapuluh menit keluar kota Warrnambool, kami tiba di Pelabuhan Port Fairy. Pada tahun 1850an, pelabuhan itu adalah pelabuhan tersibuk kedua di Australia. Wool, gandum, emas dimuat ke dalam kapal besar berlayar ke Inggris. Port Fairy memiliki sejarah maritim yang kaya serta ada 50 bangunan dilindungi oleh National Trust of Australia.
Kembali ke Warrnamboll mengambil arah Cannon Hill melihat War Memorial, monumen yang diresmikan bertepatan dengan hari ANZAC di tahun 1926 ini awalnya di bangun untuk mengenang para prajurit yang berasal dari Warrnambool tewas saat Perang Dunia I di Gallipoli-Turki.

Monumen memiliki ketinggian 38 kaki (11,6 m) dengan patung seorang prajurit berdiri bermimik sedih diwajahnya yang keras, patung diatapi malaikat perdamaian. Nama-nama prajurit korban Perang Dunia I terukir pada panel marmer disekitarnya kemudian nama-nama tersebut ditambahkan nama-nama prajurit tewas dalam konflik selanjutnya.

Perjalanan mengelilingi kota berakhir di War Memorial, tidak ada waktu mengunjungi Flagstaff Maritime Village yang terkenal dengan perkampungan yang menggambarkan kehidupan awal imigran Inggris. Perkampungan tutup setiap Senin padahal Senin sore kami sudah harus kembali ke Melbourne, kesempatan yang hilang dan sulit untuk diulang kembali.

Naskah dan foto oleh Lutfi Djoko Sriyono (l.sriyono@gmail.com)

One Comment Add yours

  1. rara r dewi berkata:

    lutfy…..kereeeen tulisannya..enak dibaca….foto2nya juga okeh pisan…serasa ikutan deh n ngecesss ngebayangin eskrimnya….wkwkwkwk….tks utk sharingnya yaaa…

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s