Bucharest Fast and Furious

Dari Athens, saya dan istri naik pesawat LCC Ryan Air menuju Sofia pada tanggal 5 April 2017. Ryan Air ini agak unik, mereka memaksa penumpang check in online. Jika check in di bandara akan dikenakan biaya check in 50 euro per orang, padahal tiket Athens-Sofia yang saya beli harganya cuma USD 50 (dapat tiket promo) plus beli bagasi 15 euro. Saya tentu memilih online check in. Perjalanan Athens-Sofia di tempuh dalam waktu 1 jam.

Sampai di bandara Sofia sekitar jam 10 pagi, proses imigrasi sangat cepat, antrian sedikit dan petugas tidak nanya apapun. Begitu dia liat visa Schengen saya, langsung di stempel. Prosesnya mungkin hanya 1 menit. Meskipun Bulgaria belum menjadi anggota Schengen treaty, pemegang visa Schengen bisa masuk Bulgaria tanpa visa terpisah. Dari imigrasi, saya lanjut ke baggage claim dan bagasi kami sudah tampak di conveyor belt.

Keluar di arrival hall, seorang wanita Bulgaria telah menanti saya. Namanya Diddy, dia adalah petugas dari perusaan penyewaan mobil Val & Kar, car rental lokal di Sofia. 😊 Saya memilih penyewaan mobil Val & Kar karena berdasarkan penelusuran saya di internet, mereka merupakan satu-satunya penyewaan mobil yang mengijinkan penyewa berkendara ke Kosovo. Rental besar macam Hertz, Avis, Budget, Sixt dan Enterprise umumnya tidak mengijinkan mobil dibawa ke negara-negara eks Yugoslavia  apalagi Kosovo yang dianggap masih rawan konflik dengan Serbia. Untuk menyewa mobil dari  Bulgaria ke negara-negara Balkan, kita harus pesan minimal 2 bulan sebelumnya karena ada proses administrasi dan asuransi yang di urus oleh perusahaan rental ke masing-masing negara.

Diddy kemudian mengajak saya ke gedung parkir, menunjukkan mobil sedan Renault yang saya sewa, serta menjelaskan dokumen-dokumen mobil dan asuransi yang harus di periksa setiap kali masuk dan keluar satu negara. Diddy kemudian menunjukan tempat ban serep serta kunci ban dan dongkrak sambil bilang, “I hope you will not need to use these”. Mobil yang saya sewa ternyata tidak ada GPS nya. Diddy menyarankan saya download offline maps, okelah berarti saya harus beli simcard lokal dulu.

Karena tidak ada panduan GPS, keluar parkiran saya sempat mutar-mutar bandara Sofia, cari jalan keluar. Tak jauh dari bandara, saya melihat pom bensin yang cukup besar, saya mampir kesana untuk cari GPS device, tapi disitu ternyata hanya jual peta lipat, saya beli aja buat panduan arah manual. Tapi setelah dibuka, nama-nama kota dan negara, serta panduan peta semuanya dalam bahasa Bulgaria dan huruf cyrilic, nggak ngerti deh gue.. πŸ™‚

 

Dari pom bensin kami lanjut ke arah kota Sofia, tak lama terlihat kawasan apartemen dengan mall kecil. Saya mengarahkan mobil kesana. Di mall tersebut sata melihat directory dan ada toko aksesoris mobil. Saya kesana dan di etalase toko terpajang GPS Garmin, sayangnya toko masih tutup. Di belakang mall, ada toko vivacom, operator selular Bulgaria. Saya beli simcard lokal seharga 10 Lev (sekitar Rp 75.000) dengan paket data 1GB. Saya langsung mendownload peta offline wilayah Balkans di hp saya.
Sekitar jam 12 kami melanjutkan perjalanan, menjelang masuk highway, kami melihat ada outlet Texas Fried Chicken. Rasanya di Indonesia sudah sangat jarang lihat outlet Texas, di Sofia sepertinya lumayan banyak. Makan siang disini cukup murah, 10 Lev (Rp 75.000) saja untuk berdua. Di sebelahnya ada juga Burger King, sekalian juga beli buat cemilan di jalan, maklum jarak Sofia-Bucharest sekitar 360 km, perkiraan waktu tempuh sekitar 5 jam.

Setelah makan, kami lanjut masuk ke highway. Di Bulgaria, highway tidak ada toll, tapi kendaraan yang masuk highway harus memiliki vignette (semacam sticker langganan) yang di tempel di kaca mobil. Mobil yang saya sewa sudah termasuk vignette untuk Bulgaria. Saya memacu kendaraan sesuai speed limit di highway Bulgaria, 120km/jam. Kondisi aspal di highway  Bulgaria ini relatif jelek, aspalnya kasar dan banyak lubang. Mobil terasa bergetar. Sekitar 1 jam kemudian, 100 km dari Sofia, highway berakhir dan masuk jalan nasional yang banyak melewati kawasan perumahan. Setiap melewati perumahan, batas kecepatan hanya 50km/jam. Pantas saja jarak 360 km menurut estimasi Google maps harus ditempuh 5,5 jam lebih, speed limitnya banyak yang cuma 50km/jam. Gemas rasanya mengemudi dengan kecepatan seperti ini. Tapi karena mobil-mobil depan saya pelan semua, ya di ikuti saja.

Sekitar 180 km dari Sofia, Google maps mengarahkan kami masuk pelabuhan ferry. Ada beberapa titik perbatasan Bulgaria-Romania, ada yang melalui jembatan ada yang melalui penyeberangan ferry. Saya mengarahkan mobil masuk pelabuhan ferry, sampai di pos imigrasi, pos nya kosong, tidak ada petugas. Dekat saya ada 1 truk kontainer yang pengemudinya juga menunggu petugas imigrasi. Baru sekitar 10 menit kemudian petugas imigrasi datang. Setelah mengecek paspor dan dokumen kendaraan, kami di arahkan ke loket ferry. Tarif penyebrangan 12 euro untuk mobil dan penumpang 1 euro per orang. Di atas ferry, hanya 2 kendaraan yang menyeberang, mobil kami dan truk tadi. Penyebrangan melintasi sungai Danube sebentar saja, hanya sekitar 5 menit. Lebih lama proses docking ferry nya daripada penyebrangannya.

DSC_0700

Sampai di sisi Romania kami masuk ke pos imigrasi. Setelah menyerahkan paspor dan dokumen mobil, petugasnya tampak terkejut melihat paspor Indonesia kami. Mungkin jarang ada pemegang paspor Indonesia yang masuk Romania lewat jalur ferry. Dia kemudian memanggil rekannya, setelah mereka berdiskusi dan cek komputer mereka, paspor kami di cap. Setelah itu musti ke loket lagi, bayar bridge fee sebesar 1,5 euro.

Begitu masuk Romania, terasa kondisi jalanan lebih bagus, rumah-rumah yang kami lewati juga tampak lebih bagus dan terawat dibanding di Bulgaria. Sepertinya Romania lebih makmur dari Bulgaria. Tapi sepanjang jalan menuju Bucharest, saya masih menemui warga lokal yang menggunakan kereta kuda sebagai alat transportasi. Lebih dari 10x rasanya melihat kereta kuda di jalan nasional Romania. Jadi inget si Balki di tv sitcom Perfect Strangers. 😊

Untuk mengemudi di highway di Romania, sama seperti di Bulgaria, harus memiliki vignette. Saya berhenti di pom bensin terdekat dari perbatasan untuk membeli vignette. Paling pendek masa berlakunya 7 hari, seharga 2 euro. Tapi vignette di Romania tidak ada sticker fisik nya. Nomor polisi mobil di input saja ke system kepolisian disana. Sewaktu-waktu ada pemeriksaan, polisi bisa ngecek apakah kendaraan punya vignette yang berlaku atau tidak.

Sekitar pukul 7 malam, kami sampai di hotel ibis gare de nord, Bucahrest, tempat kami menginap malam ini. Setelah masuk kamar, ternyata hotel ibis ini tidak ada AC nya. Kebayang panasnya kalo lagi summer. Untung di musim semi ini suhu luar masih sekitar 8-10 derajat, jadi ruangan masih terasa sejuk. Hotel ini terletak di sector 3, relatif dekat dengan lokasi-lokasi wisata di Bucharest. Jam 8 malam kami keluar cari makan malam, Google maps menyarankan chinese restaurant dekat hotel, kami memutuskan berjalan kaki kesana, jaraknya hanya 600 meter. Tapi sampai sana ternyata tidak ada resto yang dimaksud, mungkin sudah bubar. Akhirnya kami makan malam di McDonalds dekat hotel πŸ˜€

 

DSC_0708

Besok paginya, sekitar jam.9.30 kami checkout dari hotel dan menuju obyek-obyek wisata yang terkenal di Bucharest. Tujuan pertama Parliament Palace. Tapi di sekitar Parliament palace ini nggak ada parkir mobil. Saya akhirnya nekat parkir di tempat parkir bis wisata. Saya lihat disitu juga ada beberapa mobil yang parkir. Kami sebentar saja untuk mengambil foto di kawasan Parliament Palace, nggak berani lama-lama takut kena tilang parkir.

Dari parliament palace kami lanjut ke kawasan old town Bucharest. Disini banyak bangunan bersejarah dengan arsitektur cantik. Ada AFI Palace, Gereja Stavropoleos, National Bank of Romania, National History Museum dan banyak monumen dan patung-patung cantik di sekitar old town ini. Banyak sudut-sudut kota tua yang menarik untuk di eksplorasi. Sekitar 1,5 jam kami berkeliling old town Bucharest.

Selanjutnya tujuan kami adalah Arcul de Triumf. Ini adalah monumen kemenangan yang terinspirasi dari Arch de Triomph di Paris. Tapi sayangnya sampai di lokasi, tidak ada tempat parkir. Boulevard nya pun sempit, tidak terlihat ada wisatawan disana. Saya mengarahkan mobil ke arah utara bermaksud cari tempat parkir, ternyata tempat parkir terdekat ada di Herastrau park, danau wisata terkenal di Bucharest. Asri dan cantik danau dan taman disini. Di tepi danau ada yang jual jagung rebus dan jagung bakar, enak juga nih dingin-dingin makan jagung.

Di kawasan ini juga ada hard rock cafe Bucharest. Tentu saya mampir untuk beli t-shirt dan beberapa collectibles lainnya. Selesai belanja sudah jam 1 siang, perut mulai lapar, sekalian deh makan siang di hard rock cafe sini. Pas ada promo juga, set menu salad, fish and chips serta minuman hanya 30 Lei, sekitar Rp 100 ribu. Mayan kenyang murmer. 😊

Jam 2 siang kami melanjutkan perjalanan. Tujuan berikut adalah Belgrade (Beograd) ibukota Serbia. Segmen road trip kali ini adalah yang paling panjang. Jarak Bucharest-Belgrade sekitar 600km dengan estimasi waktu tempuh dari Google maps sekitar 8,5 jam. Wah.. bakal tengah malam nih sampai di Beograd. Mobil saya arahkan ke highway E81, begitu masuk highway, mobil saya pacu dengan kecepatan 110km/jam. Highway ini cukup panjang, sekitar 120 km jaraknya.

Setelah menempuh jarak sekitar 120 km, jalanan masih dua jalur, banyak mobil pindah ke jalur kanan yang lebih lambat, saya tetap di jalur kiri dan tetep gaspol. Terlihat di kiri kanan jalan banyak rumah-rumah penduduk. Sekitar 10 menit kemudian, saya melihat di depan sana polisi di pinggir jalan melambai ke arah saya dan menyuruh berhenti. Oops.. perasaan langsung nggak enak nih.. Benar saja, polisi itu bilang saya speeding. Jalan dimana saya di stop itu adalah lingkungan perumahan dengan speed limit 50km/jam, sementara pembacaan di speed gun yang dipegang polisi itu menunjukan kecepatan saya 105km/jam. Sorry deh pak, saya nggak tau aturannya. 😊 Polisi itu bilang saya harus ditilang dan SIM saya ditahan. Dia bilang nanti akan dikirim dalam waktu 15 hari. Lalu saya disuruh nunggu di mobil. Lama juga nunggunya sekitar 1/2 jam. Saya lalu di beri 2 surat, satu surat tilang, satu lagi surat keterangan bahwa SIM saya ditahan kepolisian Romania dan surat ini berlaku sebagai pengganti SIM selama 15 hari. Tapi semua surat tersebut dalam bahasa Romania dan huruf cyrilic. Nggak ngerti blas.. 😦

Setelah di ijinkan jalan oleh polisi, saya mengemudi dengan hati-hati, jaga kecepatan 50km/jam.. tapi ya kok banyak aja mobil lokal yang ngebut menyalip saya. Estimasi saya banyak yang kecepatan nya diatas 100km/jam. Belakangan saya baru tahu, warga lokal banyak yang memakai police radar. Radar ini akan memberi notifikasi jika ada frekwensi speed gun polisi dalam radius beberapa kilometer, mereka yang pakai gadget police radar ini pada ngebut kalau tidak ada polisi di sekitar mereka. Katanya penggunaan police radar ini illegal, kalau ketahuan dendanya besar.

Sekitar jam 8 malam saya sampai di perbatasan Romania-Serbia, separuh jalan menuju Beograd. Proses imigrasi di pos Romania dan Serbia berjalan lancar. Welcome to former Yugoslavia!

9 Comments Add yours

  1. michael cheneda berkata:

    komplit reportnya, bacanya enak, serasa ikut dalam perjalanan, terima kasih sudah membagi pengalamannya.

    Suka

    1. sama-sama Michael, terima kasih sudah mampir.. πŸ™‚

      Suka

  2. yaneazizah berkata:

    Hi Mas Nelwin,
    Nemu blog Mas yang ini bagaikan oase dipadang pasir buat saya. Karena kebetulan January tahun depan saya ada rencana roadtrip keliling Balkan dan lagi pusing browsing sana sini cari info car rental yang affordable dan bisa cross border.

    Says cek di web nya Val & Kar term&condition untuk sewa cross border kurang lengkap. Kalo boleh tau waktu Mas sewa sama mereka ada syarat khusus kah selain musti kasih tau 2 bulan sebelum nya? Ada biaya tambahan untuk crossborder kah?

    Terina kasih sebelum nya 😊

    Suka

    1. Hi Yane Azizah.. terima kasih sudah mampir di blog saya.. 😊
      Mereka minta data SIM A kita, copy paspor, dan ini yang mungkin bikin banyak orang berpikir ulang.. mereka minta kita isi formulir ‘authorization form’ untuk mendebit kartu kredit kita, dimana kita musti isi nomor kartu kredit, nama di kartu, masa berlaku dan 3 digit CVV numbers.
      Banyak orang yang takut info tsb akan disalah gunakan.. tapi saya sudah cek reputasi Val & Kar di internet, mereka terpercaya.. dan memang di Eropa cukup umum mereka meminta nomer CVV untuk transaksi online dari customer di luar negeri. Pastikan limit CC kita mencukupi untuk blok jaminan sebesar 1.000 euro. Jaminan dikembalikan secara langsung lewat CC saat kita kembalikan mobil tanpa ada kerusakan.
      Quotation dari Val & Kar meliputi sewa mobil dan asuransi selama periode sewa kita, tapi tidak termasuk asuransi untuk Kosovo, kita harus beli asuransi tambahan 15 euro di border Kosovo.

      Disukai oleh 1 orang

      1. yaneazizah berkata:

        Terima kasih banyak infonya mas nelwin 😊

        Suka

  3. Sutikno Gresik berkata:

    Wow… ini menurut saya perjalanan yang sangat spektakuler Mas Nelwin….

    Saya jadi ada guidance setelah lihat tulisan Mas Nelwin di BI dan Blok ini. Dan tentu saja jadi pingin ikutan setelah trip Caucasus akhir juni ini, meski rasanya saya masih belum berani untuk drive sendiri…

    Terima kasih sudah berbagi informasi…

    Suka

    1. Trims sudah mampir di blog saya mas Sutikno.. 😊
      Trip caucasus besok kemana aja itinerarynya..?
      Drive sendiri menyenangkan lho.. bisa kemana aja sesuai keinginan hati.. bisa berhenti dimana aja saat liat pemandangan atau tempat asik.. kalo udah nyobain pasti pingin lagi.. 😊

      Suka

  4. Lanny Triana berkata:

    Wahh..cape jg nyetir gitu…
    Saya 15 agustus hingga akhir september 2017 ke eropa timur..skg lg nunggu visa scengen keluar…jalur sy terbalik dgn pak Nelwin
    ..sy dari negara2 balkan terakhirnya di athena.
    Aman n nyantai…pakai kereta api, tiap negara minimal 3 malam, maklum…pensiunan pengangguran.
    Saya dan suami suka nyantai2…menikmati danau aja bs ber jam2…duduk depan castle aja ber jam2 sambil mikirin..org dulu sdh bs bangun gedung gitu bagus n megah..dalamnya ada yg bocor ga yaa, sambil istirahat kan kaki yg udah ga kuat di pakai terus.hahahaa..

    Suka

    1. Hi mba Lanny..
      Saya juga pinginnya sih travel santai dan berlama2..
      Apadaya jatah cuti tiap tahun cuma dikit.. padahal yang mau di datengin masih banyak..
      Jadi ya musti rada2 ngebut tiap kali travel.. 😊

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s