Sejak kelas 5 SD di tahun 1981, saya menggemari band Queen. Saat itu modal saya mendengarkan lagu-lagu Queen bersumber dari kaset kompilasi The Best of Queen dan kaset Live Killers, album live Queen yang banyak di edarkan oleh produsen kaset bajakan. Setiap kali saya mendengarkan kaset Live Killers, saya berkhayal saat itu ada ditengah konser Queen, ikut bernyanyi bersama ribuan penonton. Impian untuk bisa menonton konser Queen secara live terus hidup dalam benak saya. Sayangnya, Queen tidak pernah konser di Indonesia. Bahkan sejak tour album A Kind of Magic rampung di bulan Agustus 1986, Queen tidak pernah lagi melakukan konser. Setelah Freddie Mercury meninggal di bulan November 1991, impian saya untuk menonton konser Queen pun terkubur selama belasan tahun.
Namun siapa menyangka, tahun 2005, Queen kembali aktif bersama vokalis eks Free/Bad Company, Paul Rodgers. Mereka aktif melakukan konser di berbagai negara. Meskipun posisi Freddie Mercury sebagai vokalis tidak akan bisa digantikan oleh siapapun, kebangkitan Queen ini dapat diterima oleh sebagian besar penggemarnya. Impian saya untuk dapat menonton konser Queen pun mulai hidup kembali. Sayangnya, konser Queen bersama Paul Rodgers ini tidak menyambangi kawasan Asia Tenggara, sehingga impian saya kembali tertunda.
Tahun 2009, Paul Rodgers menyatakan pisah kongsi dengan Queen, dan Queen kembali vakum dari aktivitas konser. Mereka sempat muncul di acara kontes menyanyi American Idol di tahun 2009, mengiringi Adam Lambert yang kemudian menjadi runner-up American idol 2009. Meskipun sejak itu Queen di gosipkan akan merekrut Adam Lambert sebagai vokalis barunya, baru di tahun 2011 Queen mengumumkan mereka akan melakukan konser dengan Adam Lambert. Terus terang, saat Queen mengumumkan tour bersama Adam Lambert, saya tidak terlalu antusias, bagi saya, kualitas dan pengalaman Adam Lambert sangat jauh dibawah Paul Rodgers, apalagi jika dibandingkan dengan Freddie Mercury.
Awal tahun 2012, muncul berita Queen bersama Adam Lambert akan menjadi headliner di Festival musik Sonisphere di Inggris, dan salah satu headliner lain di festival itu adalah band favorit saya, KISS. Saya sungguh bersemangat, kapan lagi bisa nonton konser dua band favorit pada festival yang sama. Saya pun mulai menabung dan merencanakan untuk nonton festival tersebut. Namun ternyata belum rejeki saya, di bulan Mei 2012 panitia Sonisphere mengumumkan pembatalan festival, konon, mereka tidak mendapatkan sponsor yang cukup untuk membayar fee artis-artis besar yang akan tampi di festival tersebut. Akhirnya, impian saya kembali tertunda.
Sekian tahun berlalu, saya nyaris melupakan impian untuk bisa nonton konser Queen. Tapi di bulan Mei 2016, saya mendapat kabar, Queen dan Adam Lambert akan tampil di arena konser Formula 1 Singapore Grand Prix di bulan September. Bagaikan mendapat durian runtuh, hari itu juga saya mencari informasi tiket dan langsung membeli tiket secara online. Dua tiket 3 day pass saya beli, karena saya juga ingin mengajak si bungsu Rizki nonton F1 Race, sekalian ingin nunjukin ke anak saya, konser band legendaris itu seperti apa.. 😛 Queen dijadwalkan tampil pada hari Sabtu 16 September, setelah babak kualifikasi formula 1. Kalau dipikir-pikir, seperti suatu kebetulan, konser Queen di langsungkan di arena balapan Formula 1.. A Day At The Races, persis seperti judul album studio kelima Queen. 🙂
Fast forward ke bulan September, pada tanggal 15 September siang saya dan Rizki bertolak ke Singapore, dengan menumpang pesawat Air Asia. Kami sampai di Singapore sekitar jam 4 sore waktu Singapore dan menginap di hotel Chancellor@Orchard. Setelah check in hotel selesai, kami menuju kantor pos orchard untuk mengambil 3 day pass. Saya memang memilih mengambil sendiri pass F1 race ini, takut hilang di perjalanan kalau dikirim melalui pos. Jam 7 malam, kami sudah berada di arena F1, kami memilih menonton sesi latihan dari area sekitar The Padang, tempat yang juga dijadikan lokasi konser-konser hiburan sepanjang 3 hari pagelaran F1 Singapore ini. Setelah sesi latihan selesai, konser yang ditampilkan adalah Kylie Minogue.
Sabtu siang tanggal 16 September, saya menuju kawasan city hall, untuk bertemu dengan teman-teman dari komunitas Queenindo yang sebagian besar baru sampai di Singapore hari Sabtu, karena hanya ingin menonton Queen saja. Saya sekalian serah terima tiketnya mas Danang dan istri, yang menitipkan pembelian tiket ke saya. Sambil menunggu teman-teman yang belum sampai, saya berkeiling di sekitar kawasan City Hall, tiba-tiba terdengar intro lagu Seven Seas of Rhye. Ternyata siang itu Queen sedang melakukan sound check. Sayang akses menuju Padang Stage masih ditutup, sehingga saya tidak bisa melihat mereka Sound Check. Saya hanya bisa mendengar saja dari luar. Itu saja sudah bikin merinding, membayangkan idola saya sejak remaja hanya berjarak beberapa puluh meter dari saya. Setelah Seven Seas of Rhye, terdengar Queen memainkan lagu Hammer To Fall dan We Will Rock You, tapi tidak lengkap. Wah.. sudah terbayang bagaimana megahnya konser Queen nanti malam.
Sekitar jam 3 sore, beberapa rekan Queenindo mulai berdatangan, setelah ngobrol dan foto-foto, saya mengajak mereka masuk, agar bisa dapat front row di posisi terbaik. Namun mereka masih menunggu beberapa teman lain. Akhirnya saya dan Rizki masuk duluan ke Padang Stage. Saya sempat was-was kalau kamera DSLR dan prosumer yang saya bawa untuk foto dan merekam video akan dilarang, mengingat di pintu masuk tertulis no DSLR and video cameras. Untuk mensiasati pemeriksaan, kamera saya letakkan di bagian bawah ransel, sementara di atasnya saya tumpukkan pakaian kotor.. hehehe.. tapi untungnya saat itu padang stage masih sangat sepi, jadi pemeriksaan tidak ketat, saya langsung di suruh lewat tanpa diperiksa tas bawaan.
Memasuki kawasan padang stage, saya melihat saat itu sudah ada puluhan orang yang sudah nongkrong di front row. Beruntung saya dan Rizki masih dapat front row, di sisi kanan panggung, sisinya Brian May. Beberapa orang front rowers disana kebanyakan fans Queen asal Jepang dan ada juga yang dari Malaysia. Meskipun siang itu cukup panas, saya betah-betahin duduk merumput, untuk mendapatkan pemandangan terbaik nanti malam. Sekitar jam 4 sore, barulah teman-teman dari Queenindo masuk ke arena konser, mereka dapat tempat berselang beberapa meter dari saya.
Setelah hari mulai gelap, sekitar jam 7 malam, arena konser mulai penuh, terutama oleh abg-abg yang mau nonton band Bastille. Untungnya Bastille ini dijadwalkan tampil sebelum Queen. Begitu Bastille selesai main, abg-abg heboh yang seradak seruduk ke depan panggung ini pada bubar, membuat area front row terasa lebih lega. Sekitar jam 9 malam, panggung dututup dengan layar hitam, yang bergambar logo Queen Crest, pertanda konser akan segera dimulai. Saya segera berdiri dan penonton yang berada di belakang pun mulai merangsek ke depan. Untungnya posisi saya sudah paling depan, jadi nggak bisa diselak-selak.. hehehe..
Sekitar jam 9.30 intro lagu Seven Seas of Rhye terdengar dari balik layar, layar hitam pun dijatuhkan… tampaklah idola-idola saya sejak masa kecil, Brian May dengan gitar Red Special yang legendaris dan Roger Taylor di belakang drum sets. Line up Queen malam itu adalah Brian May (guitars, vocals), Roger Taylor (Drums, Vocals), Adam Lambert (Vocals, Piano), Spike Edney (Piano & Keyboards), Rufus Taylor (2nd Drums) dan Neil Fairclough (Bass). Namun malam itu saya fokus untuk nonton Brian May dan Roger Taylor, buat saya merekalah Queen, lainnya hanya hired musicians. Meskipun saya tidak terlalu suka dengan Adam Lambert, saya harus akui dia memiliki showmanship yang bagus, kualitas vocal juga prima dan terjaga. Tapi ya jangan dibandingkan dengan vocal Freddie, beda jauh lah. Setelah lagu pembuka, konser dilanjutkan dengan lagu-lagu yang bertempo cepat, Hammer To Fall, Stone Cold Crazy, Fat Bottomed Girl dan Don’t Stop me Now.
Panggung konser Queen di padang stage ini memiliki bagian tengah yang menjorok ke depan, seperti catwalk. Bagian panggung ini aktif di jelajahi oleh Adam Lambert, sesekali Brian May juga maju ke bagian ini. Di lagu ke 6, Adam Lambert duduk di kursi besar, dengan gaya genit dan gemulai menyanyikan lagu Killer Queen. Buat saya ini adalah meh moment di konser Queen malam itu. Untung kursinya di letakkan di ujung catwalk, sehingga saya tidak perlu melihat kegenitan Adam lambert dari front row. Melirik sesekali ke monitor sudah bikin males. Kemudian Adam menyanyikan Somebody To Love, entah kenapa pas lagu ini saya membayangkan yang nyanyi adalah George Michael, seperti di konser Tribute to Freddie Mercury.
Di Lagu ke 8, Brian May duduk di ujung depan panggung mencangklong gitar akustik, menyanyikan lagu Love of My Life. Lagu ini merupakan salah satu momen yang paling di tunggu-tunggu fans, untuk koor massal.. di beberapa bagian, Brian May membiarkan penonton menyanyikan satu bait lagu penuh.. Sungguh merinding saya saat itu, impian saat SD untuk ikut bernyanyi Love of My Life di konser Queen akhirnya tercapai.. beberapa penonton di sekeliling saya terlihat menitikkan air mata di momen ini.. Setelah itu disusul Roger Taylor turun dari drums set nya, dan menyanyikan lagu A Kind of Magic, sementara yang main drums adalah anaknya, Rufus Taylor.
Meskipun di album aslinya lagu Love of My Life dan A Kind of Magic dibawakan oleh Freddie, bagi saya, momen terbaik di konser malam itu adalah di dua lagu ini, karena yang nyanyi Brian May dan Roger Taylor, the real Queen members. Saya tadinya berharap May akan membawakan juga lagu ’39, atau Taylor membawakan lagu Rock It (Prime Jive).. tapi harapan tinggal harapan, selebihnya repertoire Queen malam itu dinyanyikan oleh Adam Lambert. Yang juga cukup berkesan adalah ketika almarhum Freddie Mercury muncul di layar monitor menyayikan sebagian lagu Love of My Life.
Setelah lagu A Kind of Magic, seperangkat drums set di dorong ke depan panggung, Roger Taylor kemudian melakukan drums solo yang ciamik, disusul drums battle dengan ananya, Rufus Taylor, di sisi belakang panggung, sekitar 10 menit drums battle ini berlangsung, memberikan kesempatan pada Adam lambert dan Brian May beristirahat.
Konser dilanjutkan dengan lagu-lagu yang upbeat, Under Pressure, Crazy Little Thing Called Love, Another One Bites The Dust dan I Want It All. Saat lagu Under Pressure, foto2 David bowie dan Freddie bergantian tampil di monitor raksasa yang berbentuk huruf Q. Di lagu ini Adam berduet dengan Roger Taylor. Setelah lagu I Want it All, panggung menjadi gelap dan sunyi.. kemudian terlihat Brian May naik perlahan diatas platform hidrolik, bermain solo gitar selama sekitar 10 menit. Setelah solo gitar yang keren, berturut-turut dibawakan Who Wants To Live Forever, The Show Must Go On, Tie Your Mother Down dan I Want To Break Free.
Panggung kemudian hening sejenak, terdengarlah dentingan piano yang sangat familiar.. intro Bohemian Rhapsody.. ini juga salah satu momen yang paling di tunggu untuk koor bareng.. makin merinding saat bait kedua yang menyanyi adalah Freddie Mercury, melalui rekaman video yang ditampilkan di layar monitor.. terlebih saat bagian koor di tengah lagu yang di tampilkan adalah keempat personil asli Queen yang diambil dari video klip Bohemian Rhapsody.. serasa nonton Queen di tahun 70an.. untuk sejenak, saya bisa melupakan Adam Lambert.. 😛 sayang setelah solo gitar Brian May, bait berikutnya kembali Adam yang nyanyi, untungnya.. bait terakhir kembali Freddie yang ‘nyanyi’ melalui rekaman video. (simak video rekaman saya di https://www.youtube.com/watch?v=DbDWupPjdnY). Salut untuk tim produksi Queen yang bisa mensinkronkan musik live Queen dengan arsip video, menjadikan lagu Bohemian Rhapsody ini salah satu momen puncak di konser Queen. Berikutnya, Radio Ga Ga di lantunkan dan menjadi penutup setlist utama malam itu, hampir seluruh penonton ikut bertepuk ala Radio Ga Ga seperti di video klipnya.
Setelah rehat sejenak, Queen kembali ke panggung untuk final encore, mereka membawakan lagu We Will Rock You dan We Are The Champions. Dua lagu anthem yang banyak dinyanyikan di berbagai pertandingan oleh raga di seluruh dunia. Saat Adam lambert muncul dengan mahkota dan jubah, sayapun sadar, konser Queen malam itu akan segera berakhir. Menjelang akhir lagu, confetti berwarna keemasan di tembakkan ke udara, membuat padang stage terlihat meriah berkilauan. Personil Queen kemudian melakukan audience bow diiringi lagu God Save The Queen, di akhiri dengan Brian may, roger taylor dan Adam Lambert maju bertiga untuk memberikan final farewell kepada penonton di Singapore. Setelah panggung kosong, saya masih terpaku bengong di depan panggung, ah.. rasanya masih tidak percaya saya baru saja nonton konser Queen yang sudah saya impikan sejak dulu..