Saya berkesempatan mengunjungi Ensenada pada bulan Oktober 2016 lalu. Ensenada merupakan salah satu destinasi persinggahan dalam Monsters of Rock Cruise West, program wisata berlayar yang menampilkan band2 rock tahun 80-90 an yang berangkat dari Los Angeles, Amerika Serikat antara 1-5 Oktober 2016.
Ensenada merupakan kota kecil di pantai barat Mexico, tepatnya di tanjung Baja California. Kota kecil ini mengandalkan arus wisatawan yang turun dari kapal-kapal pesiar. Untuk memudahkan wisatawan, jika kita berkunjung ke Ensenada sebagai penumpang kapal pesiar, kita tidak perlu melewati imigrasi dan tidak perlu membawa paspor. Saat keluar kapal kita hanya menunjukan kartu peserta cruise, untuk melewati checkpoint di pelabuhan.
Keluar dari checkpoint, sudah ada minibus yang menanti untuk membawa wisatawan ke pusat kota Ensenada, tarif minibus ini 2 USD untuk ke pusat kota, sementara tarif untuk kembali ke pelabuhan hanya 1 USD. Perjalanan dari Pelabuhan ke pusat kota hanya sekitar 5 menit naik mini bus. Saat di bus, pemandu memberi info bahwa pusat kota Ensenada hanya terdiri dari 12 blok, jadi gak perlu takut nyasar kalau jalan kaki di seputar Ensenada.
Turun dari bis, saya berjalan ke arah pantai, dan menemukan satu pasar tradisional yang menjual hasil laut, Mercado de Meriscos. Ikan-ikan segar, cumi dan ikan asap mendominasi dagangan di pasar ini. Saat saya memasuki los pasar, tidak tercium bau amis yang menyengat seperti layaknya pasar ikan, entah bagaimana pedagang disana menjaga kebersihan sehingga nyaman bagi pengunjung dan pembeli. Komoditas andalan di pasar ini adalah Atun, alias ikan tuna.
Diluar pasar basah ini banyak restoran lokal yang menyajikan makanan-makanan Meksiko dan menu yang lebih Amerika semacam burger dan pizza. Saat mendekati deretan restoran, saya sempat tergiur melihat gelas-gelas juice di atas meja, berwarna warni merah, hijau dan kuning. Sepertinya cocok umtuk melepas dahaga di siang hari. Namun setelah saya sampai di meja tersebut, ternyata gelas-gelas itu berisi aneka sambal dan condiments untuk makanan Meksiko.. 🙂
Gagal minum jus segar, saya melanjutkan perjalanan ke arah pusat kota. Di pusat kota Ensenada ini banyak restoran dan bar yang memutar latin house music dengan volume kencang untuk menarik pengunjung. Setelah melewati beberapa restoran dan bar, akhirnya terdengar musik yang familiar, satu restoran disana lebih memilih memutar musik classic rock, dan karena saat saya disana kebanyakan turis yang ada adalah peserta Monsters of Rock Cruise, terlihat restoran ini paling banyak pengunjungnya 🙂
Tapi saya lebih tertarik untuk mendatangi beberapa toko dan kios penjual souvenir. Dari jauh deretan toko dan kios ini terlihat berwarna warni, karena memang souvenir-souvenir khas Ensenada dan Mexico ini umumnya berwarna cerah. Sayapun berkeliling untuk mencari beberapa souvenir wajib seperti tempelan kulkas dan kerajinan tangan lokal.
Saya masuk ke salah satu toko disana, dan pemilik toko, seorang pria berusia sekitar 60 tahun menyapa saya dengan ramah. Dia bertanya saya dari mana, dan saya jawab dari Indonesia. Bapak pemilik toko langsung tersenyum lebar dan bertanya.. “Apa kabar” dalam bahasa Indonesia. Saya terkejut mendengar dia berbahasa Indonesia, dan balik bertanya apakah dia bisa bahasa Indonesia. Bapak itu bercerita kalau dia aslinya orang Belanda, dan menikah dengan orang Meksiko, kemudian menetap di Ensenada. Dia juga bercerita kalau ayahnya pernah tinggal di Indonesiadi tahun ’30 an, karena nya dia tahu 1-2 kalimat bahasa Indonesia.
Dia sangat senang kedatangan tamu dari Indonesia, menurut dia belum tentu setahun sekali ada turis Indonesia yang datang ke tokonya. Akhirnya belanjaan saya pun diberi diskon 10% oleh bapak itu. Hehehe.. mayan deh buat nambah belanja souvenir di tempat lain.
Meskipun masih banyak sudut kota Ensenada yang bisa di jelajahi, saya memilih kembali ke kapal Norwegian Pearl sekitar jam 2 siang, karena jam 3 nya konser-konser musik rock di atas kapal akan kembali di mulai.. rokenroooolll… 😛