Pagi hari di akhir Mei 2015, saya tiba di pelabuhan Tallinn setelah menempuh penyebrangan selama sekitar 1 jam 45 menit dari Helsinki, Finland. Tallinn adalah ibukota sekaligus kota terbesar di Estonia, salah satu negara di kawasan Baltic, yang melepaskan diri dari Uni Sovyet pada tahun 1991. Estonia merupakan anggota Schengen treaty sejak tahun 2007, sehingga kita bisa masuk ke negara ini dengan visa schengen. Mata uang yang digunakan juga Euro.
Kota Tallin merupakan kota kecil yang menyenangkan. Meskipun kecil, kota ini termasuk kota yang paling makmur di Eropa. Cukup banyak tempat menarik yang ada di kota ini. Kawasan pelabuhan sendiri merupakan kawasan yang cantik, di sisi pelabuhan banyak warga memancing ikan. Di lokasi ini banyak-bangunan-bangunan antik dan juga terdapat bekas bangunan pembangkit listrik tenaga batubara, yang kelihatannya sudah lama tidak digunakan.
Dari pelabuhan ferry Tallinn, saya berjalan kaki sekitar 15 menit untuk memasuki kawasan Old Town. Seperti halnya kawasan old town di berbagai kota di Eropa, jalanan di dalam kompleks old town ini kecil-kecil dan menggunakan batu sebagai paving block. Kendaraan bermotor sangat dibatasi di wilayah old town ini, sehingga aman dan nyaman bagi pengunjung untuk berjalan kaki di seputaran Old Town Tallinn. Landmark paling terkenal di kawasan old town ini adalah Viru Gate, yang merupakan pintu gerbang memasuki kawasan Old Town.
Di dalam kawasan old town ini terdapat beberapa gereja, gedung pemerintahan, restoran, bar dan toko-toko souvenir. Kawasan old town Tallinn ini termasuk situs yang dilindungi UNESCO, dan merupakan kompleks abad pertengahan yang paling orisinal bangunan-bangunannya. Kondisi ini tercapai karena Tallinn tidak termasuk wilayah yang terlibat dalam perang dunia I dan II.
Kawasan old town ini juga terkenal akan minuman cider. Sangat banyak restoran dan bar yang menawarkan minuman cider ini di papan reklame nya. Cafe dan restoran di kawasan old town ini umumnya menyediakan kursi-kursi di halaman luar, menghadap jalan. Jadi kita bisa ngopi sambil nonton orang-orang berlalu lalang 🙂 Di tengah kawasan old town ini, ada lapangan terbuka Town Hall square, yang di kelilingi berbagai toko dan restoran. Saat saya di lapangan ini, ada pekerja yang sedang membangun panggung, sepertinya akan ada acara di malam hari.
Selain kawasan old town, lokasi wisata populer lainnya adalah katedral Alexander Nevsky, yang terletak di kawasan bukit Toompea. Ini geraja kristen ortodoks terbesar di Tallinn. Lokasinya cukup jauh dari kawasan old town, berhubung saya akan melanjutkan perjalanan , sayapun hanya mengambil foto katedral ini dari kejauhan. Setelah makan siang, sayapun naik taksi menuju Tallinna Bussijaam, untuk melanjutkan perjanaln ke Riga, Latvia dengan bus.
mantap bapak
SukaDisukai oleh 1 orang
thank you bro Toriq
SukaSuka