London (Keliling Eropa Naik Mobil – 20)

D18 – 6 Agustus, London

Selesai memindahkan mobil ke parkiran hotel jam 6 pagi, saya naik lagi ke kamar, nerusin tidur sebentar.. hehehe.. maklum semalam baru tidur selepas jam 2 dini hari. Sekitar jam 9 pagi kita udah siap menjelajah kota London. Mengingat di London banyak sekali aturan lalu lintas yang kurang saya pahami, seperti green car zones, congestion charge di area tertentu antara jam 6 pagi sampai 7 malam, serta kondisi macet dan parkir yang super mahal, saya memutuskan untuk meninggalkan mobil di parkiran hotel, dan naik underground untuk menjelajah London.

Hotel ibis Hounslow ini cukup dekat jaraknya dengan stasiun undergound Hounslow Central, jalan kaki sekitar 400 meteran lah. Saat menuju stasiun, kita melewati Hounslow Treaty Shopping Centre, mall kecil dan di sekitarnya ada shopping street, disitu ada 1 pound store, belanja minum dan cemilan disitu buat bekal di jalan. Sampai di Hounslow Central, saya beli tiket underground yang one day pass, untuk berempat. Harga per tiket 8.9 pounds untuk dewasa dan 3.6 pounds untuk anak dibawah 16 tahun. Tiket ini memberikan unlimited travel di jaringan underground, bus dan kereta di seluruh wilayah London (zona 1-6), mulai jam 9.30 pagi sampai tengah malam. Kalau sebelum jam 9.30 pagi, harganya 17 pounds. Tiket 1 day ini is a real bargain, karena kalau kita beli tiket one way saja, harganya sudah sekitar 4-5 pounds. Jadi kalau kita naik underground lebih dari 2 kali dalam sehari, sudah untung 🙂

10614333_10152618360258953_1387742054823658325_n

When the Clock Strikes..

Tujuan pertama kita pagi ini ke Big Ben, di Palace of Westminster. Dari Hounslow Central, kita naik Piccadily line, dan harus menempuh 16 stasiun underground, dengan ganti kereta di stasiun Green Park, pindah ke Northern line. Sekitar 45 menit dari Hounslow, kita sampai di stasiun Westminster. Keluar dari stasiun, kita tiba di kaki Big Ben yang menjulang tinggi di ujung Westminster Palace. Kita terus berjalan ke arah Westminster Bridge, untuk mengambil foto dengan bekgron Big Ben dan Westminster Palace. Pagi itu sudah ramai sekali kawasan Westminster oleh turis mancanegara, untuk mengambil foto dari atas jembatan saja perlu menunggu giliran. Westminster Palace sendiri adalah gedung parlemen Inggris, sedangkan Big Ben sendiri nama resminya adalah the Elizabeth Tower, tapi sejak dulu lebih dikenal sebagai Big Ben. Kalau kita cukup lama disini, bisa mendengar suara loncengnya yang berdentang setiap 15 menit.

10552482_10152618361343953_1268806450720956140_n

Kemudian kita menyeberang ke sisi kanan jembatan, untuk berfoto dengan latar belakang The London Eye, salah satu ferris wheel terbesar di dunia. Di kawasan ini banyak sekali obyek wisata popular, termasuk Westminster Abbey, gereja resmi untuk keluarga kerajaan Inggris. Setiap penobatan raja dan ratu Inggris dilakukan di gereja ini, begitu juga pernikahan keluarga kerajaan, selalu bertempat di Westminster Abbey, yang nama resminya adalah Collegiate Church of St Peter at Westminster. Terakhir kali royal wedding berlangsung di tempat ini adalah pernikahan Prince William dengan Kate Middleton di tahun 2011, karena lagi ada kerjaan, saya nggak sempat datang waktu itu 😛 Kita mengambil beberapa foto disini, tapi tidak masuk ke dalam, malas antriannya panjang.. 🙂 Di seberang Westminster Abbey, terletak Parliament Square, taman yang dihiasi banyak patung tokoh-tokoh Inggris maupun tokoh dunia, antara lain patung Winston Churcill dan Nelson Mandela.

10629775_10152618368243953_4065492732766421379_n

Nasi Goreng Istana

Setelah puas berfoto di kawasan Westminster, kita naik underground ke arah Buckingham Palace. Stasiun underground terdekat ke Buckingham Palace adalah stasiun Victoria, jaraknya hanya dua stasiun dari Westminster. Tapi dari stasiun Victoria kita harus jalan kaki sekitar 800 meter untuk sampai ke depan Buckingkam Palace. Saat itu sudah sekitar jam 1 siang, kita makan siang dulu di restoran Noodle 2 Lunch, restoran Asia di jalan Buckingham Palace road. Saat masuk resto, kita cukup senang melihat sign ‘We only use halal chicken’.. tapi begitu lihat menunya, ternyata ada menu pork juga.. 🙂 Yang menyenangkan, dalam menunya juga ada ‘Nasi Goreng’ beneran tertulis seperti itu, meskipun juga ada menu Fried Rice ala Chinese. Kita pesan Fried Rice, Nasi Goreng, Kung Pao Chicken dan Black Pepper Beef. Bedanya Fried Rice dan Nasi Goreng, yang Fried Rice tanpa kecap, jadi nasinya putih, sementara Nasi Goreng pake kecap jadi warnanya kecoklatan, dilengkapi udang dan kerupuk udang. Feels like home.. 🙂

10628020_10152618363828953_7235320514650987903_n

Setelah makan baru kita lanjut ke Buckingham Palace, foto-foto di pagarnya, dari arah patung Victoria Memorial yang persis di depan istana, serta tak lupa nungguin the royal guards bergerak dari post nya untuk berpatroli. Saat kami di Buckingham, bendera yang berkibar di atas Istana adalah bendera Inggris Union Jack, berarti Ratu Elizabeth sedang tidak ada di istana tersebut. Jika ratu sedang berada di istana, yang dikibarkan adalah bendera The Royal Standard.

10152414_10152618365263953_8204854395782755625_n

Dari istana Buckingham kita lanjut ke Trafalgar Square, salah satu lapangan bersejarah di London, dimana ditengahnya terdapat the Nelson column, tiang tinggi dengan patung Admiral Nelson diatasnya. Di kaki column ini terdapat 4 patung singa di setiap sudutnya. Setiap kali ada perayaan kemenangan Inggris dalam peperangan, ataupun di masa sekarang perayaan kemenangan tim atau atlit olah raga, biasanya di pusatkan di Trafalgar Square ini. Dulu, di kawasan ini banyak sekali burung merpati berkeliaran, sampai patung-patung dan bangunan di sekitar Trafalgar Square di hiasi oleh tumpukan kotoran burung. Saat saya berkunjung kesini tahun 1989, banyak penjual souvenir yang menjual topi bertuliskan ‘Damn Pigeons’ dimana topinya dihiasi banyak kotoran burung (palsu). Tapi sejak tahun 2003, pemerintah kota London melarang pengunjung memberi makan burung di Trafalgar Square, larangan di pasang dimana-mana, dan petugas berkeliling untuk mendenda pengunjung yang masih nekat memberi makan burung. Selain itu, pemkot London juga menempatkan beberapa burung elang yang sudah dilatih di kawasan ini, yang akan mengejar burung merpati yang masih berani mampir di Trafalgar. Jadi sekarang ini sangat jarang ada burung merpati berkeliaran, sayang juga ya, meskipun dampak positifnya kawasan ini jadi bersih sekarang.

10628340_10152618371508953_8136615471231578971_n

Avada Kedavra

Dari Trafalgar, kami menuju King’s Cross station, anak-anak ingin melihat Platform 9 3/4 yang dipopulerkan film Harry Potter. Sampai disana, antrian turis untuk berfoto dengan trolley yang terbenam separo ke dalam tembok sudah panjang sekali. Untuk berfoto disini gratis, jadi kebayang gimana panjangnya antrian. Saya perhatikan, rata2 orang yang berfoto disitu perlu waktu 4-5 menit untuk melakukan berbagai gaya dan pose ala Harry Potter, soalnya disediakan berbagai aksesoris yang bisa dipakai gratis, topi, syal, sangkar burung hantu, magic wands dan lainnya. Sementara yang antri lebih dari seratus orang, akhirnya anak-anak hanya foto dari samping aja, tanpa mengenakan aksesori Harry Potter yang disediakan.

10620592_10152618372698953_9057269655927020241_n

Tujuan berikut, Harrods. Department store paling terkenal di Inggris yang dimiliki pengusaha asal Mesir, Al Fayed. Saking terkenalnya ini toko, tas belanjaannya aja laku dijual mahal, hehehe. Cukup menyenangkan saat melihat di counter money changer di Harrods, Rupiah bisa di tukarkan disitu, rupanya banyak orang Indonesia yang belanja disini ya.. Sekitar 2 jam saya menunggu istri dan putri saya tawaf mengelilingi Harrods 😀 Saat kita keluar Harrods, waktu menunjukkan jam 10 malam, memang sudah waktu tutup. Saat keluar, langit sudah gelap, lampu-lampu yang menghiasi eksterior Harrods terlihat sangat cantik, saya jadi inget adegan film Mr. Bean yang mencabut stop kontak untuk ngetes lampu natal kecilnya, begitu dicabut, lampu luar Harrdos mati semua.. hehehe..

996153_10152618373283953_8936330767375493360_n

Masih semangat keliling London, kita lanjut ke Tower of London dan the Tower Bridge. Saat kami tiba di Tower of London, ternyata disini juga sedang memperingati 100 tahun Perang Dunia I, ada rangkaian bunga keramik berwarna merah mengelilingi halaman tower, seolah tumpah dari salah satu menaranya, representasi tewasnya ribuan tentara Inggris yang membela negara dalam Perang Dunia I. Tower of London ini juga tempat dimana mahkota kerajaan Inggris disimpan. Dari Tower of London kita lanjut berjalan ke arah The Tower Bridge. Jembatan ini terlihat semakin bagus di malam hari, dihiasi cahaya lampu yang cantik. Kita mengambil foto dari arah dock untuk London waterbus, saat asik foto disitu, waterbus nya datang, terpaksa deh kita berhenti foto, memberi kesempatan buat penumpang yang naik turun waterbus.

10629714_10152618374453953_4663102341333624735_n

Sekitar jam 11.15 malam kita kembali ke arah hotel, mampir dulu di McD di depan King’s Cross station. Setelah makan, sudah hampir jam 12 malam, kereta underground di London ini kan tidak 24 jam, kereta terakhir biasanya sekitar tengah malam, kita bergegas menuju stasiun, untung masih kebagian kereta menuju Hounslow Central. Sampai di hotel sudah hampir jam 1 malam, baru terasa kaki pegel jalan seharian. Waktunya istirahat, besok perjalanan panjang lagi menuju Brussels.

Distance Traveled:  35 Km

Accommodation: Ibis London Hounslow (3*)

Costs: Hotel 80 pounds, Lunch 44 pounds, Dinner 18 pounds, Underground tickets 33 pounds.

Places visited: Big Ben & Parliament Square, Westminster Abbey, Thames & London Eye, Buckingham Palace, Trafalgar, Kings Cross, Harrods, Tower of London, Tower Bridge.

Countries visited: England

Lanjutan di: https://wp.me/p87qVT-3H

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s