D15 – 3 Agustus, Paris-Calais-Dover-London
Memasuki hari ke 15 petualangan kami di Eropa dengan mobil. So far so good, tidak ada hambatan berarti selama di perjalanan. Saya dan keluarga semua sehat, mobil yang digunakan tidak pernah rewel, hampir semua destinasi yang direncanakan dapat dikunjungi, Alhamdulillah.. 🙂 Pagi ini acaranya mengunjungi beberapa obyek wisata di Paris, dan sorenya akan menyebrang ke Inggris dengan menumpang ferry. Hotel di London sudah saya book di Ibis Wembley.
Sambil sarapan di hotel, saya browse obyek wisata di Paris yang berdekatan, sementara anak dan istri saya inginnya ke Galeries Lafayette untuk belanja. Ok deh, tujuan pertama ke Galeries Lafayette, di Boulevard Haussmann, di tengah kota Paris. Jam 10 kita check out dari hotel, sepanjang perjalanan dari hotel ke Lafayette, jalanan terasa sepi, mungkin karena ini hari Minggu pagi, orang-orang masih bermalas-malasan di rumah masing-masing. Sekitar 20 menit naik mobil dari hotel, kita sampai di Galeries Lafayette, saya parkir di parkiran basement Lafayette, parkiran pun terlihat kosong, saya sempat berpikir, jangan-jangan tutup ini department store. Kita pun naik lift dari parkiran untuk masuk ke Lafayette, tapi semua tombol lantai di Lift tidak bisa di tekan, lampu nya tetap mati. Akhirnya naik tangga ke atas, dan benar saja, ternyata Lafayette masih tutup. Sempat ragu apakah memang tutup di hari Minggu atau belum buka.
Last Tango in Paris
Kita putuskan, mobil parkir aja disitu, terus kita jalan ke sekitar Lafayette, kalau lihat peta, Lafayette ini tidak jauh dari Champs Elysees, sekitar 1 Km jaraknya, kita jalan kaki santai aja kesana, kalo bawa mobil takut susah lagi cari parkir di jalanan paling terkenal di Paris ini. Jalan santai aja melewati Bd. Haussman, kemudian belok ke Avenue de Marigny. Tak lama sampailah kita di Champs Elysees, persis di sudut yang menghadap Grand Palais. Kita foto-foto aja di sudut Grand Palais, tapi nggak nyebrang, karena lebih tertarik menuju Arc de Triomphe yang sudah terlihat di ujung Champs Elysees. Sambil berjalan, kami melewati taman Theatre Marigny dengan fountain yang cantik di depannya.

Selepas taman itu, tiba di deretan toko-toko dan butik terkenal yang merupakan bagian paling ramai di Champs Elysees ini. Naluri belanja perempuan tak bisa dibendung, mampirlah ke beberapa toko-toko di sepanjang jalan itu. Si Rizki juga gak mau ketinggalan beli kaos bola, padahal kaos bola official di Jakarta harganya lebih murah daripada di toko-toko Eropa, Cuma ya namanya anak-anak, maunya beli disitu juga.. 🙂 Kelar urusan belanja, lanjut jalan kaki ke Arc de Triomphe, monumen yang dibangun untuk memperingati jasa-jasa pejuang revolusi Perancis dan perang Napoleon.

Monumen ini mulai dibangun di tahun 1810 dan selesai tahun 1836. Bangunan megah ini berdiri di tengah Place Charles de Gaulle. Mendekati Arc de Triomphe, kami mengambil beberapa foto dari sisi kanan Cham Elysees, tapi hasilnya kurang bagus, karena Arc nya terlihat agak menyamping. Kebetulan saya lihat ada penyeberangan jalan dengan perhentian di tengahnya, untuk orang menunggu kalo lampu penyebrangan jalan menyala merah, kita kesitu aja untuk foto-foto dari tengah, hasilnya lebih bagus, Arc nya terlihat lurus dan simetris. Banyak juga turis yang berfoto di tengah penyebrangan jalan ini.. 🙂

Dari Arc de Triomphe, kita naik Metro ke Louvre. Mau foto-foto di sekitar Louvre pyramids dan Louvre Palace. Musium Louvre adalah salah satu museum paling terkenal dan paling banyak dikunjungi. Di museum ini terdapat lukisan Monalisa. Tapi karena hari ini kita mau lanjut ke Inggris, kita tidak masuk ke dalam museum, selain antriannya panjang, minimal perlu waktu 3-4 jam untuk dapat mengapresiasi koleksi Musium Louvre, maybe next time. Kita foto-foto di lapangan Napoleon Courtyard dengan latar belakang Pyramida kaca yang merupakan pintu masuk museum Louvre, juga mengambil foto di sekitar Louvre Palace. Disini kami bertemu dengan rombongan mahasiswa dari ITS, yang baru mengikuti lomba dayung internasional di Perancis. Sempat ngobrol dengan salah satu dari mereka, kabarnya mereka mendapat gelar juara di salah satu kategori, congrats..!


Dari Louvre, sekitar jam 2 siang kita kembali ke Galeries Lafayette dengan naik Metro, ternyata sampai disana memang tutup di hari Minggu. Perjalanan kita lanjutkan ke Hard Rock Café Paris, yang berada di jalan sama dengan Lafayette, jaraknya sekitar 500 meter. Tapi sebelum kesana, kita makan siang dulu di Pizza del Arte. Menunya seperti biasa Pizza, Pasta dan Lasagna. Kali ini berani pesan lasagna karena dimenu nya bilang 100% beef, di tempat lain daging lasagna biasanya campuran beef dan pork. Enak makananny, makan berempat sekitar 58 euro. Dari situ baru kita ke Hard Rock Café Paris, beli t-shirt dan pins. Pas mau balik ke parkiran mobil, liat papan nama butik yang lucu, kalo di kita artinya lain soalnya.. hehehe..


Kita jalan meninggalkan Paris sekitar jam 3 sore. GPS mengindikasikan waktu tiba di Calais, pelabuhan penyeberangan ferry dari Perancis ke Inggris, sekitar jam 6 sore, sekitar 3 Jam perjalanan untuk jarak 290 Km. Sempat berhenti di highway untuk isi bensin, kita tiba di Calais sekitar jam 6.30 sore. Saya segera mengarahkan mobil ke terminal penyeberangan, untuk membeli tiket ferry. Dari Calais, Perancis menuju Dover, Inggris, ada 3 perusahaan ferry yang melayani jalur ini, P&O, My Ferry link dan DFDS Seaways. Frekuensi penyebrangan paling banyak dilayani oleh P&O, sehingga pilihan pertama saya masuk ke counter P&O, tetapi dari monitor yang ada disitu, hampir semua ferry dari jam 7 malam keatas (setiap satu jam) mengalami delay 2-3 jam, dan the next available ferry baru ada jam 01 dini hari. Wah, kelamaan nunggunya nih, saya cek toko sebelah, MyFerryLink, frekuensi ferry nya tidak sebanyak P&O, hanya ada 3-4 jam sekali, tapi the next ferry yang jam 10 malam masih tersedia. Ya sudah, saya pilih MyFerrylink untuk penyebrangan kali ini. Rate untuk mobil station wagon dengan 4 penumpang sekali menyebrang sebesar 128 euro, tapi pas saya mau bayar, dia nawarin, kalau mau beli tiket return sekalian, cuma 179 euro, ya sekalian deh saya beli return, lumayan hemat 70 an euro dibanding beli one way each. Toh saya memang harus balik lagi dari Inggris ke Eropa daratan.
The Channel Crossing
Dari loket terminal, saya kembali ke mobil dan menuju ke Immigration checkpoint, antrian cukup panjang, mungkin karena minggu sore, banyak orang-orang dari Inggris yang harus kembali ke Inggris setelah weekend di Perancis, karena besoknya kerja. Sekitar 30 menit antri di jalur Immigrasi, sampailah giliran mobil kami, saya menyerahkan semua paspor ke petugas Imigrasi. Setelah dia cek paspor dan visa Inggris kami, dia mengarahkan kami untuk ke kantor Imigrasi karena visa kami harus di verifikasi dulu. Oh ya, meskipun pelabuhan Calais ini ada di Perancis, tapi pemeriksaan imigrasi disini sudah wewenang Imigrasi Inggris, karena sudah dianggap akan memasuki wilayah Inggris, sedangkan imigrasi Perancis sudah nggak care lagi kalau kita meninggalkan negerinya 🙂
Di kantor imigrasi, kami turun dari mobil dan menunggu giliran. Di depan kami hanya ada 2 orang, satu berwajah Asia timur dan satu berwajah Eurasian. Sampai giliran kami, hanya ditanya kenapa dikirim ke kantor sini, saya jawab aja, diminta oleh petugas tadi untuk kesini, mungkin karena paspor kami bukan paspor European Union. Dia hanya bolak balik cari halaman visa kami, begitu ketemu langsung di cap, dan di balikin, silakan lanjut katanya. Kami kembali ke mobil dan menuju dok dimana kapal MyFerryLink berada. Kami sampai disitu sekitar jam 7.30 malam. Masih harus menunggu sekitar 2 jam sampai bisa masuk kapal.

Akhirnya jam 9.30 malam, mobil-mobil mulai diarahkan untuk boarding ke dalam ferry. Setelah mobil terparkir di dalam perut ferry, kami naik ke atas, cari makan.. udah laper nih hampir jam 10 malam. Di ferry ini restorannya bagus, menunya juga beragam dan enak-enak. Saya pesan semacam semur daging, anak saya pesan salmon steak dan chicken rotisserie. Menunya dibuat paket, main course pilih sendiri, plus satu dessert dan kopi atau teh, per set 12.5 euro. Ferry berangkat persis jam 10 malam, penyebrangan dari Calais ke Dover ini ditempuh dalam waktu 90 menit, kami sampai di Dover jam 10.30 malam, karena waktu Inggris satu jam di belakang Perancis.

Jarak dari Dover sampai ke Ibis Wembley tempat kami menginap sekitar 90 miles. Di Inggris ini jarak menggunakan miles, jadi musti selalu mikir lagi berapa jaraknya dalam kilometer. Begitu juga petunjuk speed limit di jalanan, semua dalam miles, sementara speedometer mobil dalam Km. Yang bikin lebih kagok lagi, mobil yang saya sewa dari Amsterdam ini kan setir kiri, selama di Eropa jalan di jalur kanan, nggak terlalu lama adaptasinya. Tapi di Inggris sini jalannya di jalur kiri, mobilnya setir kiri, kagok banget. Yang repot kalo mau ambil karcis, mesinnya ada di sisi kanan sementara saya nyetir di sisi kiri, musti minta tolong istri untuk ambil tiket atau bayar parkir.
Dengan jarak 90 miles atau 145 Km, seharusnya dalam waktu 1,5 jam saya sudah sampai di Ibis Wembley. Tapi GPS mengarahkan mobil melewati jalan-jalan kota, dimana speed limitnya hanya 30-40 miles per hour, sehingga perjalanan lebih lama. Masalah speed limit di dalam kota London itu juga bikin nervous, setiap jalan speed limit nya berbeda-beda, ada yang 20,30 dan 40 mph, jadi musti selalu perhatikan rambu speed limit di jalan. Di salah satu ruas jalan rasanya mobil saya terfoto oleh speed camera, tiba-tiba ada cahaya flash, reflex saya lihat speedometer, kecepatan saya saat itu 60 Km/jam, cek speed limit di rambu ternyata disitu 30 mph atau 45 Km/jam.. pasrah aja deh, katanya kalo mobil tertangkap kamera, tilangnya akan dikirim dalam waktu 21 hari. Harap-harap cemas nih.. Belum lagi selama 2 minggu lebih saya terbiasa jalan di kanan, sehingga beberapa kali pas belok, nyaris masuk ke jalur kanan. Akhirnya kita sampai di Ibis Wembley sekitar jam 1 malam, phew.. lega rasanya. Kamar di Ibis Wembley ini lebih besar dan lebih bagus dari Ibis Paris, sayang extra bed nya agak keras kasurnya, tidur sayapun tidak nyenyak malam itu.
Distance Traveled: 454 Km
Accommodation: Ibis Wembley (3*)
Costs: Hotel 65 pounds, Lunch Pizza Del Arte 58 euro, Dinner at Ferry 50 euro, Ferry return ticket 179 euro, Parking 20 euro+15 pounds, Fuel 46 euro,
Places visited: Galeries Lafayette, Champ Elysees, Arc De Triomphe, Louvre, Hard Rock Café Paris, Calais, Dover, Wembley
Countries visited: France, England
Lanjutan di: https://wp.me/p87qVT-3k
pak saya mau tanya , mengapa tidak memilih menyebrangkan mobil dengan kereta di Eurotunnel ?
apakah karena pertimbangan harga atau ketersediaan jadwal
SukaSuka
Hi Raisa,
Pertimbangan utama biaya. Dengan kereta eurostar atau eurotunnel secara umum tarifnya 2x dari ferry.
Pertimbangan kedua, naik ferry bisa lihat pemandangan, di kereta eurotunnel nggak bisa liat apa-apa. Menang cepat aja 🙂
SukaSuka
terima kasih pendapatnya Pak Nelwin
saya malah tidak terpikir tentang lihat pemandangan kalau naik kapal. Dan berdasar pengalaman bapak di atas selain itu bisa makan di restoran yang ada di dalam ferry. Hehehe.
Saya mempertimbangkan kalau naik Euro Tunnel ; pertama cepat, kedua jadwalnya lebih pasti karena tidak terpengaruh cuaca di selat inggris, ketiga sejujurnya saya ingin dapat sensasi mobil masuk kereta karena yang satu ini tidak ada di Indoneisa. Hehehehe.
SukaSuka
Masing2 ada plus minus nya mba Raisa.. 😊
Biar dapet 2-2 nya.. berangkat naik eurostar.. pulangnya naik ferry.. 😀
SukaSuka
Hihihihi…votre boutique s’embellit🤣
SukaSuka
Mau nanya klu dr uk , sewa mobil ke paris, amsterdam n itali butuh berapa hari ya n biayanya?
SukaSuka
Hi Lily..
Untuk 3 negara itu, kalau hanya mengunjungi tempat wisata utama saja, seminggu cukup.
Sewa mobil di UK tergantung jenis mobilnya, mobil kecil seperti VW Polo bisa dapat 50 pounds per hari.. mobil sedan kelas Corolla bisa 70 pounds per hari.. kelas SUV seperti CRV sekitar 75 pounds per hari..
SukaSuka