D6ā 25 Juli, Budapest-Bratislava-Vienna
Hari ini bangun agak telat, gara-gara tragedi mesin cuci bochor semalam. Asli berasa capeknya. Mana sebagian baju dan daleman udah terlanjur basah di mesin cuci, meski digantungin di kamar mandi pastinya belum kering, solusinya itu baju dan daleman basah di jembrengin di bagasi mobil, jadi pas nanti jalan mudah-mudahan kena matahari bisa kering š
Pagi ini, seperti biasa, saya mulai browse destinasi berikut. Kalau lihat peta, dari Budapest bisa ke utara arah Warsaw (Polandia), ke barat arah Vienna (Austria), atau ke selatan ke Ljubljana (Slovenia) dan Zagreb (Croatia). Anak-anak saya memilih ke Vienna. Saya segera cari hotel di Vienna, dan memilih Best Western Plus Amedia, Vienna, hotel bintang 4 yang terletak sekitar 3 kilometer dari pusat kota Vienna.
Setelah mandi dan sarapan dengan lauk rendang suwir bawaan, kami bersiap mengeskplorasi obyek wisata Budapest di pagi ini. Setelah membaca-baca buku referensi dan browse internet, ada beberapa tourist attraction yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari aparthotel. Tujuan pertama Saint Stephen Basilica, gereja katolik terbesar kedua di Budapest. Dilihat sekilas, bentuknya agak mirip dengan Berliner Dom yang kami kunjungi di Berlin beberapa hari lalu.

Setelah dari Saint Stephen Basilica, kami lanjut berjalan kaki ke gedung Hungarian State Opera. Gedung opera milik pemerintah ini cantik luar dan dalam. Karena masih pagi, tentunya tidak ada pertunjukan saat kami kesana, namun tiket untuk pertunjukan malam itu sudah bisa dibeli saat kami masuk ke sana. Interior dalamnya, terutama plafon nya klasik banget, cakep deh kalo foto disini. Gedung state opera ini terletak di jalan Andrassy Ut, sepanjang jalan ini terdapat banyak butik high fashion, mungkin jalan ini seperti Champs-Elysees versi Budapest. Saat kami lewat jalan ini, kebanyakan butik masih pada tutup, mungkin karena masih pagi. Nggak jadi deh saya borong disini.. hehehe..

Dari State opera, kami kembali ke arah hotel, tak lupa mampir ke toko souvenir dekat hotel. Sebelum menuju parkiran gedung, kami juga sempatkan ke Supermarket di dekat hotel, untuk membeli perbekalan, terutama air minum dan cemilan. Harga-harga makanan dan minuman di Supermarket Budapest ini sangat murah dibandingkan kota-kota lain yang telah kami kunjungi. Berhubung masih ada koin dan notes Hungarian Florint, kita abisin aja buat belanja perbekalan, soalnya diluar Hungary agak susah kalo mau nukar florint.
Sekitarjam 12, kami makan siang di restoran Gyros, tidak jauh dari aparthotel kami. Ini restoran makanan Turki-Yunani, menunya ada ikan, ayam dan sapi, bisa pake nasi atau kentang. Kelihatannya ini restoran cukup popular di kawasan Central Passage, hampir semua meja terisi saat kami makan siang disana. Rasanya enak, agak mirip-mirip Chinese food. Makan berempat disini hanya menghabiskan sekitar 16 euro. Pantes rame, murah dan enak.
UFO Sighting!
Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan menuju Vienna, tapi kalo lihat peta dari Budapest menuju Vienna bisa melewati Bratislava, ibukota Slovakia. Lihat-lihat buku referensi, di Bratislava cukup banyak tempat wisata yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari city centre. Kalo gitu kita mampir dulu deh di Bratislava.
Jarak antara Budapest ke Bratislava sekitar 200 Km, tidak sampai dua jam jarak tempuhnya. GPS pun saya set ke arah Bratislava tourist information centre. Perjalanan dari Budapest menuju Bratislava relatif datar, banyak ladang bunga matahari dikiri kanan jalan. Sekitar jam 4 sore kami sampai di Bratislava, ternyata tourist information centre nya terletak di daerah pedestrian zone, jadi mobil akhirnya saya parkir di depan Hotel Park Inn Bratislava, sekalian numpang pipis di hotel tersebut, dan sejenak memanfaatkan wifi gratisan di area lobby hotel. Kurang ajar juga ya, udah nggak nginep disitu, numpang pipis, pake wifi gratisan nya lagi..! hehehe.. tapi kan kita bayar parkirnya š
Hotel Park Inn ini terletak di sudut jembatan UFO dan sungai Danube, sebetulnya nama jembatan ini adalah Most SNP, tapi karena di atas tiang penyangga jembatan ini ada bangunan berbentuk seperti UFO, masyarakat sana lebih banyak menyebutnya sebagai UFO bridge. Dari jauh terlihat lucu juga, seperti UFO yang terjerat kabel-kabel jembatan.

Dari hotel Park Inn, kita jalan kaki ke arah city centre. Obyek utama di kawasan ini adalah gedung Bratislava Opera dan Slovenska Filharmonia. Dari situ kita bisa teruskan berjalan kaki ke tepian sungai Danube, ini masih sungai yang sama yang kita lihat melintasi Budapest sebelumnya. Kalo ada yang iseng naik ban pelampung dari Budapest semalam, mungkin bisa ketemu kita di Bratislava sore ini.. š Di beberapa bangku untuk duduk-duduk di tepian sungai Danube ini tertera sign free wifi.. eh beneran kalo kita duduk disitu dapet signal wifi gratis, tapi jarak 3 meter aja dari bangku itu sinyal wifi nya sudah hilang, sampe penasaran nyari-nyari dimana kira-kira transmitter wifi nya, tapi nggak ketemu.. š

Oh Vienna..
Sekitar jam 7 malam, kami meninggalkan Bratislava menuju Vienna, yang jaraknya hanya 80an km. Enak ya di Eropa tengah ini, naik mobil satu jam aja udah bisa keluar negeri.. hehehe.. Sekitar jam 8 malam kami masuk kota Vienna dan menuju hotel Best Western Amedia, yang sudah saya pesan online tadi pagi, kita segera checkin dan bersiap keliling kota Vienna.
Kalo dengar nama Vienna, saya selalu teringat lagu berirama new wave ballad dari band Ultravox yang cukup popular di awal 80an.. (iya ngaku.. saya generasi 80an)..
The music is weaving.. Haunting notes, pizzicato stringsThe rhythm is calling.. Alone in the night as the daylight bringsA cool empty silence..The warmth of your hand and a cold gray sky.. It fades to the distance
The image has gone only you and IIt means nothing to me.. This means nothing to me, Oh.. Vienna
Lirik lagu ini terngiang di benak saya saat kita meninggalkan hotel menuju pusat kota, karena memang hari sudah mulai gelap, dan suasana kota Vienna yang kalem dan tenang.
Saya parkir di basement gedung Parliament di wilayah Rathausplatz. Gedung parlemen ini megah sekali, di depannya banyak patung-patung dan air mancur yang ramai dikunjungi wisatawan. Tidak jauh dari situ terletak Rathausplatz, kawasan taman yang ditengahnya terletak gedung Rathaus, atau balai kota. Saat kami kesana, sedang diselenggarakan Vienna film festival di Rathausplatz ini, sehingga suasana cukup ramai, banyak orang nonton bareng di layar besar di depan Rathaus.

Dari Rathaus, kami berjalan kaki melintasi Volksgarten menuju Hofburg. Hofburg ini adalah gedung Kongres, sekilas nampak seperti istana karena megah dan besar. Kami pun foto-foto di depan Hofburg, yang merupakan salah satu ikon kota Vienna.
Vienna memang cantik, apalagi di malam hari.. oh Vienna..

Dari Hofburg, perut terasa lapar, ternyata sudah jam 11 malam dan kami belum makan, untung tidak jauh dari Hofburg ada halte tram dan disitu ada kedai Asian noodle. Pilihannya crispy duck noodle atau crispy chicken noodle. Yang jual pemuda Chinese yang nggak punya ekspresi sama sekali, lucu aja liat dia ngomong, nanya, nyiapin makanan dan nyerahin makanan tanpa ekspresi kayak gitu.. Kita beli 2 chicken dan 1 duck, tapi ternyata porsi nya besar sekali. Nggak ada yang habis meskipun sebelumnya lapar, padahal enak lho mie nya. Setelah ngap kekenyangan, kita melangkah gontai ke parkiran mobil, pertama karena capek, kedua kekenyangan, ketiga ngantuk. Sampe di hotel sudah hampir jam 12 malam, untung sudah sampe, kalau belum mobilnya bisa berubah jadi labu di tengah jalan.. š
Distance Traveled: 280 Km
Accommodation: Best Western Plus Amedia, Vienna
Costs: Hotel 77 euro, Lunch Gyros 16 euro, Dinner Asian Noodle 20 euro, Parkings 28 euro
Places visited: Budapest: Saint Stephen basilica, State Opera House. Bratislava: UFOBridge, Slovenska Filharmonia, Danube river ; Vienna: Parliament, Rathaus, Hofburg.
Countries visited: Hungary, Slovakia, Austria
Lanjutan di: https://wp.me/p87qVT-2d