D3 – 22 Juli, Amsterdam-Berlin
Setelah sarapan pagi dan beres-beres, kami bersiap meninggalkan Amsterdam menuju Berlin. Perjalanan hari ini cukup jauh, jarak Amsterdam-Berlin sekitar 670an Km. Hotel di Berlin sudah saya book saat di Jakarta. Saat mau berangkat dari Amsterdam, saya masukan tujuan ke GPS, yang teringat oleh saya saat itu hotelnya Ibis di daerah Alexanderplatz. Masukan namanya di GPS, ketemu, menurut GPS jarak sekitar 653 Km dengan waktu tempuh sekitar 6,5 jam, Kami berangkat dari Best Western Schiphol sekitar jam 10.30, GPS mengindikasikan arrival time sekitar jam 17.00, tentunya ini kalo jalan non-stop.
Sekitar 2 jam dari Amsterdam melintasi highway A1, kami memasuki wilayah Jerman. Terlihat bangunan-bangunan bekas check-point Imigrasi dan custom yang sekarang dibiarkan kosong begitu saja. Memang sejak Jerman bergabung ke Schengen visa arrangement tahun 90an lalu, tidak ada lagi pemeriksaan imigrasi di jalur darat sesama Schengen countries. Tapi di satu sisi, bergabungnya Jerman ke Schengen countries visa ini sebetulnya merugikan pemegang paspor Indonesia loh..Sebelumnya, di tahun 80an sampai awal 90an, paspor Indonesia bebas visa jika mengunjungi Jerman (saat itu masih Jerman Barat). Mudah-mudahan kedepannya paspor Indonesia bisa bebas visa untuk mengunjungi Schengen countries.
Setelah memasuki Jerman, indikator bensin mobil menunjukan posisi sekitar 1/4 full, waktunya isi bensin nih. Waktu mobil saya ambil di Schiphol airport dua hari sebelumnya, bensin dalam kondisi full tank, nantinya waktu kembaliiin mobil juga harus full tank, kalo kurang akan di denda seharga bensin full tank. Selama mengemudi di highway wilayah Belanda jarak antara rest area/gas station rata-rata cukup dekat (sekitar 15-20km selalu ada), di Jerman ini jarak antara pompa bensin cukup jauh, sekitar 40-60 Km.
Saya akhirnya masuk rest area Westfalen untuk isi bensin dan makan siang. Harga bensin di Jerman berbeda-beda antara pompa bensin satu dengan lainnya, di Westfalen ini untuk bensin Super95, harganya 1,54 euro per liter, isi sampe full tank sekitar 40 liter. Sejak disewa, odo menunjukan jarak tempuh sekitar 480 Km, berarti konsumsi bensin nya sekitar 1:12, not bad lah untuk mobil station wagon.

Setelah isi bensin, kami makan siang di rest area yang sama, menunya ayam goreng dan kentang. Saya juga membeli buku peta Europe roadmap. Tadinya cari yang terbitan Michelin atau AA, karena saya pernah lihat cukup detail, tapi di tempat ini hanya ada terbitan Marcopolo, ya sudahlah, beli aja buat pegangan. Meskipun di mobil ada GPS, merencanakan arah perjalanan dengan melihat peta fisik itu tidak bisa tergantikan kepuasannya.. hehehe.. alesan generasi lama yang susah move on.. 😀
Nyasar!
Setelah makan siang, perjalanan lanjut menuju Berlin melalui highway E30. Mengemudi di highway di Jerman ini sungguh menyenangkan. Kualitas jalan sangat bagus, tidak terasa getaran atau guncangan2 berarti selama di jalan. Mengemudi jarak jauh tidak terasa melelahkan, selain itu sikap para pengemudi disini juga sopan-sopan banget, nggak ada yang main klakson atau mainin lampu besar kalau minta jalan, mereka cukup mendekat aja ke mobil depannya, yang di depan langsung tau diri dan memberi jalan. Jika ada pertemuan jalan arteri dengan highway, disediakan jalur yang cukup panjang bagi mobil yang masuk highway untuk menyesuaikan kecepatan agar tidak mengganggu mobil-mobil yang sudah di highway. Kenapa kita nggak bisa bikin kayak gini ya..? Sebelum berangkat, ada beberapa teman yang memberi informasi kalau di Jerman tidak ada speed limit, tapi nyatanya di highway E30 yang saya lalui ada speed limit 130 Km, sama dengan speed limit di Belanda.
Sepanjang perjalanan menuju Berlin, beberapa kali saya perhatikan papan petunjuk arah di jalan selalu menunjukan jarak menuju Berlin 20 Km lebih jauh dari jarak yang ditunjukkan GPS, padahal daerah yang saya tuju, Alexanderplatz itu di pusat kota, mustinya selisihnya nggak sejauh itu. Tapi ya percaya aja deh sama GPS. Dengan mengikuti panduan GPS, sekitar jam 6 sore saya keluar dari highway, GPS terus memandu kiri-kanan-lurus.. ikutin aja terus. Tapi lama-lama kok daerahnya terasa sepi banget, gak mungkin kan pusat kota sepi kayak gini, kiri kanan jalan lapangan rumput, ada satu dua bangunan seperti gudang dan pabrik. Nggak lama, terlihat sign Alexanderplatz industrial park. Waduh, salah input nih kayaknya..
Saya cek lagi peta, ternyata memang ada juga daerah di pinggiran Berlin yang namanya Alexanderplatz, dan di industrial park ini ada hotel ibis. Point inilah yang diarahkan oleh GPS. Saya kemudian ambil printout reservasi hotel di koper, dan ternyata… hotel yang saya pesan adalah Mercure..! kok bisa ingetnya jadi Ibis yah.. karatan nih memory.. 😀 Masukin lagi deh tuh alamat Mercure Berlin Alexanderplatz, GPS menunjukkan jarak sekitar 30 Km, nah ini baru bener rasanya..
Masuk lagi ke highway E30, nggak lama mulai terlihat suasana kota besar, dan saat keluar highway terasa ada di tengah kota. Dengan panduan GPS, akhirnya sampai juga di hotel Mercure Alexanderplatz, saya parkir di area parkir dekat hotel, lantas check in. Saat check in, saya tanya, parkir mobil Mercure dimana, dia bilang, Mercure punya private parking, ratenya 15 euro per malam. Saya bilang, OK, saya parkir disitu ya, dia kemudian kasih semacam kunci untuk membuka akses parkir, tapi pas saya mau jalan ke mobil, dia manggil saya lagi, nanya ‘kamu sekarang parkir dimana?’ saya tunjukin arah parkir sekitar 30 meter dari hotel.. trus dia bilang, oh kalo disitu parkir dari jam 8 malam sampai jam 9 pagi gratis, sekarang sudah jam 7 lewat, kamu bayar aja di parking meter situ 1 euro sampai jam 8, abis itu gratis, lumayan kan kamu hemat 14 euro..’ eh.. baik bener ini orang, saya mau nyumbang 15 euro buat parkir di hotelnya malah dikasih tau parkir gratisan.. 😀 ya saya kembalikan aja akses parkirnya dan parkir di tempat awal.

Happy Birthday!
Setelah check in, seperti biasa beres-beres, mandi, sholat. Mercure Berlin ini hotel bintang 4, kamarnya besar sekali, kelihatnnya ini tadinya apartemen yang dirubah jadi hotel. Luas ruangan lebih dari 40 meter persegi, dengan dua kamar, yang satu kamar tidur, satu lagi ruang sofa dan dapur, Tapi ternyata meski bintang 4, hotel ini nggak pake AC, buka jendela aja deh, udara Berlin cukup sejuk. Malamnya kita siap-siap mengeksplore kota Berlin, sekalian cari makan malam. Hari ini, 22 Juli, ulang tahun Vira yang ke 19, jadi sekalian kita merayakan ulang tahun Vira. Saya tanya Vira mau dinner dimana, dia pilih ke Hard Rock Café Berlin. Setuju..!
Dari Mercure Berlin ke Hard Rock Café nggak jauh, sekitar 10 menit naik mobil sudah sampai. Saat masuk ke Hard Rock, rupanya semua meja penuh, kalo mau nunggu 1 jam katanya, trus dikasih semacam buzzer, kalo buzzer nya menyala, silakan balik ke reception katanya. OK deh, kita nunggu sambil liat-liat Hard Rock shop nya. Seperti biasa, beli kaos Hard Rock dan beli pin KISS HRC Berlin. Daerah sekitar Hard Rock Café Berlin di Kurfurstendamm ini merupakan kawasan belanja, ada beberapa mall dan retailer shops besar.

Sekitar jam 10 malem akhirnya itu buzzer bergetar dan kedip-kedip.. artinya udah ada meja yang available di Hard Rock, kita makan malam dengan menu nachos, salmon, dan chicken steak. Tadinya pingin pesen ribs kayak di HRC Jakarta, tapi disini ternyata baby back ribs, nggak jadi deh.. Saya iseng aja kasih tau waiternya kalo hari ini ulang tahun Vira, nggak lama itu waiter dateng bawa sundae sambil nyanyi Happy Birthday.. Happy Birthday Vira sayang.. 🙂

Kelar makan di HRC, kita jalan menuju Brandenburg gate. Ini salah satu landmark Berlin, pintu perbatasan waktu masih ada Berlin barat dan Berlin timur. Sampe disana masih rame, meskipun sudah jam 12 malam. Sempet susah cari tempat parkir, tanya ke polisi deket situ, dia bilang kalo nggak lama boleh parkir di pinggir jalan, Danke officer..! Bagus gerbang itu buat foto-foto malam, lighting nya cakep. Kelar foto-foto di Brandenburg, kita balik ke hotel.
Zzzzz…

Distance Traveled: 680 Km
Accommodation: Mercure Berlin Alexanderplatz (4*)
Costs: Hotel 79 euro, Lunch 16 euro, Dinner Hard Rock Cafe 83 euro, Fuel 63 euro
Places visited: Westfalen, Hard Rock Cafe Berlin, Brandenburg Gate
Countries visited: Netherlands, Germany
Lanjutan di: https://wp.me/p87qVT-1V