Siapa sih yang nggak kenal The Rolling Stones..? band legendaris ini telah berkiprah lebih dari 50 tahun di blantika musik dunia. Pada tahun 2013-2014, The Rolling Stones mengadakan tur keliling dunia, memperingati 50 tahun eksistensi mereka di dunia musik. Tahun 2013 lalu mereka menyambangi kota-kota di Eropa dan Amerika, dan hampir semua konsernya sold-out hanya dalam beberapa jam setelah tiket box dibuka. November 2013, The Rolling Stones mengumumkan mereka akan mengunjungi Asia dan Australia.
Saya sudah lama sekali bermimpi bisa menyaksikan konser The Rolling Stones. Harap-harap cemas menunggu pengumuman, kota Asia mana saja yang akan disambangi, berharap Jakarta atau Singapura menjadi salah satu tujuan mereka. Oktober 2013, diumumkan mereka akan konser di Abu Dhabi, Tokyo, Macau dan Shanghai, serta beberapa kota di Australia pada bulan Maret 2014. Hmm, dari semua kota tersebut, satu-satunya kota yang bisa dikunjungi pemegang paspor Indonesia tanpa memerlukan visa adalah Macau. Setelah ngobrol dengan beberapa teman yang juga berminat nonton, sayapun akhirnya memutuskan untuk ngejar konser Stones di Macau.
Satu pagi di Desember 2013, seorang teman saya posting di Path, ‘Baru dibuka 1 jam, tiket Stones di Macau sudah soldout’, begitu statusnya. Saya bergegas membuka internet, memang terlihat sudah soldout, hanya tersisa beberapa tiket VIP seharga kurang lebih 8 juta rupiah. Nyaris putus asa saya.. kemudian saya refresh internet, eh, muncul lagi beberapa tiket di Section D, tiket termurah seharga kurang lebih 1,2 juta rupiah. Rupanya ada beberapa pemesan sebelumnya yang gagal otorisasi kartu kreditnya, sehingga tiket tersedia kembali. Buru-buru saya klik untuk 4 tiket, nekat aja, padahal belom tau mau pergi sama siapa. Tidak lama pesanan saya terkonfirmasi.. Hoorraaay..
Sayapun kemudian menghubungi beberapa teman, menginformasikan kalau saya punya 3 tiket Stones di Macau, tidak sampai 30 menit, 3 tiket itu diambil 3 teman saya. Malah masih ada yang terus menghubungi saya kalau-kalau saya bisa dapat tiket lagi. Beberapa hari kemudian, diumumkan konser di Macau di tambah kapasitas nya dengan tiket Section E, tiket paling murah di belakang panggung seharga 1 juta rupiah, seorang teman minta bantuan saya untuk membelikan 2 tiket tersebut, tapi setelah saya coba, hanya ada satu tiket tersisa. Setelah saya beli, teman saya malah ragu, karena dia perlu 2 tiket untuk dia dan istri, kalau 1 tiket saja tidak jadi pergi. Ya sudahlah, siapa tahu ada yang mau. Benar saja, tidak lama tiket section E itupun dibeli oleh teman saya, Bill.
Macau, Start Me Up..!
Urusan tiket konser kelar, saya bersama 3 teman, Oggy, Danang dan Surjo pun mulai cari-cari informasi tiket pesawat dan hotel. Dari Indonesia tidak ada penerbangan langsung ke Macau. Musti transit di Singapura, KL atau Manila. Setelah hunting tiket murah, akhirnya dapat tiket Jakarta-Manila-Macau pp seharga Rp 2,8 juta per orang dengan Philippine Airlines, lebih murah dari tiket LCC macam Air Asia ataupun Cebu Air. Langsung deh saya booking untuk 5 orang, karena Surjo sekalian mengajak istrinya liburan ke Macau. Hotel kita book di Best Western Macau seharga 1 juta per malam, tempat menginap pun aman sudah. Gimme Shelter..!
Tanggal 8 Maret 2014 dinihari kami berangkat dari Jakarta. Setelah transit di Manila, kami tiba di Macau sekitar pukul 2 siang. Saat mendarat, kami melihat pesawat charter The Rolling Stones sudah terparkir di bandara Macau. Ah.. lega rasanya mengetahui Stones sudah berada di Macau, mengingat beberpa konser Stones sebelumnya pernah di batalkan di menit-menit terakhir karena berbagai sebab. Dari bandara menuju hotel kami naik taksi, ongkosnya sekitar 150 MOP atau sekitar 200 ribuan. Di Macau sendiri, cukup banyak bis kota dan bis gratisan milik kasino yang mengantarkan penumpang dari berbagai tempat di Macau.
Venetian Macau
Setelah check in di hotel, kami segera menjelajah sekitar hotel. Sejak dikembalikan ke China di tahun 1999, bekas koloni Portugal ini menjadi pusat judi di Asia timur. Hotel dan resort besar berlomba membuka Casino di Macau, beberapa Casino besar disini merupakan cabang dari Casino di Las Vegas, seperti Sands, MGM, Wynn dan Hard Rock casino. Tapi Casino terbesar di Macau adalah Venetian resort & casino. Lokasi konser Stones di Cotai Arena merupakan bagian dari Venetian resorts tersebut. Kamipun menuju Venetian resort untuk survey lokasi konser besoknya, biar nggak nyari-nyari lagi. Sampai di Venetian dan cek dimana lokasi Cotai arena, kami berkeliling Venetian resort yang sangat besar ini. Di dalam hotel ada kanal-kanal lengkap dengan gondola nya, gerai butik dan luxury goods kelas dunia juga memenuhi shopping area di resor ini. Saat kami berkeliling, ada counter resmi yang menjual merchandise Stones. Segera saja saya belanja kaos Stones seharga Rp400ribu, bukti kalo udah pernah nonton konser Stones 😛
Hard Rock Hotel & Casino
Bersebrangan dengan Venetian, terdapat Hard Rock Hotel & Casino, dimana di kompleks tersebut juga ada Hard Rock Café. Sebagai kolektor T-shirt Hard Rock Café, tentu saya tidak melewatkan kesempatan untuk mampir dan belanja disana. Souvenir shop disini ternyata ada dua, yang satu Hard Rock Café shop, satu lagi Hard Rock Hotel shop, sekalian deh belanja di keduanya buat nambah koleksi 😀 Kelar dari Hard Rock, kami menghabiskan malam dengan berjalan-jalan di sekitar Best Western hotel.
Ruins of St. Paul
Minggu 9 Maret 2014, show day..! Tapi sebelum nonton konser di malam harinya, kami menyempatkan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata utama di Macau. Obyek wisata paling terkenal di Macau adalah reruntuhan gereja St. Paul, yang berada di tengah-tengah pemukiman padat di Macau. Yang tersisa dari gereja ini adalah satu bagian dinding yang relatif masih utuh, sementara bangunan gereja nya sendiri sudah runtuh sejak lama. Untuk mencapai dinding, pengunjung harus menaiki puluhan anak tangga yang cukup terjal.
Largo de Senado
Tidak jauh dari St. Paul, terdapat largo de Senado (Senado Square), daerah pejalan kaki yang di kelilingi banyak restoran, café dan pertokoan. Daerah ini sangat ramai dikunjungi baik oleh turis maupun warga lokal. The place to see and to be seen. Berfoto di lokasi ini seperti berada di salah satu kota di Eropa. Banyak jajanan enak di sekitar sini, termasuk Portuguese Egg Tart yang terkenal itu.
Macau Tower
Setelah berkeliling, kami menuju Macau Tower, yang menjadi icon modern kota Macau. Di atas tower setinggi 338 meter ini terdapat restoran berputar. Kami makan siang disini dengan menu international buffet dan Asian buffet. Untuk makan siang disini, termasuk tour naik tower tiket nya sekitar 30 USD, kalau naik tower saja tanpa makan, sekitar 20 USD. Di Macau tower ini ada beberapa bagian yang lantainya terbuat dari kaca transparan, ngeri juga jalan diatas kaca ini, melihat jauh ke bawah sana. Juga ada tempat bungee jumping, konon ini bungee tertinggi di dunia dengan posisi lompat dari ketinggian 228 meter. Uniknya, saat saya disana, yang main bungee jumping semua perempuan. Nyalinya gede eui.. 😛
You Can’t Always Get What You Want..
Saat Stones tur di Eropa dan Amerika pada tahun 2013, mereka mengajak mantan personilnya, Bill Wyman dan Mick Taylor ikut serta. Tapi ternyata saat tur di Asia ini hanya Mick Taylor yang ikutan, mimpi melihat Bill Wyman pun tidak tercapai.. Well, as Jagger says, You can’t always get what you want.. 😉
Kami tiba di Cotai Arena sekitar jam 6 sore, show di jadwalkan mulai jam 8 malam. Saat saya melihat merchandise booth, hampir semua t-shirt Stones sudah ludes, untung kemarin sudah beli duluan. Saya sudah berniat untuk merekam konser Stones ini buat kenang-kenangan, tapi menjelang masuk arena, saya melihat tulisan no camera allowed. Teman-teman saya mengurungkan niat membawa kamera, dan menitipkan tas mereka di counter penitipan, tapi saya nekat aja, kamera saya selipkan diantara baju-baju di tas saya. Saat masuk arena, tas saya diperiksa security.. pas dibuka resletingnya, paling atas yang terlihat kolor saya.. security nya langsung nutup lagi tas saya dan disuruh langsung masuk.. wakakakak.. manjur juga strategi saya 😀
Saat saya duduk di section D, saya sempat melihat teman saya Bill yang membeli tiket section E saya ada di belakang panggung, melambaikan tangan ke saya. Menjelang konser di mulai, handphone saya menerima SMS dari Bill, dia bilang “I am the luckiest son of a b***h, gue dipindahin duduknya ke depan panggung, karena manajemen Stones merasa nggak nyaman kalo ada yang duduk di belakang panggung” Mujur bener nasib tuh anak, beli tiket paling murah dari saya, eh duduknya paling depan, tau gitu saya aja yang pake itu tiket 😀
Tepat jam 8 malam, konser Stones di mulai, dengan track pembuka Jumpin’ Jack Flash. Sekitar 10.000 penonton di Cotai Arena pun meledak menyambut kemunculan legenda musik rock ini di panggung. Dari tempat duduk saya di section D yang jauh, tidak terlihat kalau yang lagi manggung ini adalah opa-opa yang sudah berumur 70 tahun lebih. Gaya panggung Jagger, Richards dan Wood masih sangat enerjik, bentuk panggung yang seperti tapal kuda pun mereka jelajahi dengan lincah, kayak nonton band anak muda deh rasanya, barulah saat monitor raksasa menampilkan close-up, terlihat keriput yang jelas di wajah mereka.
Malam itu Stones memainkan 19 lagu: Jumpin’ Jack Flash, You Got Me Rocking, It’s Only Rock ‘n’ Roll (But I Like It), Tumbling Dice, Wild Horses, Doom and Gloom, Get Off of My Cloud, Honky Tonk Women, Slipping Away, Before They Make Me Run, Midnight Rambler, Miss You, Paint It Black, Gimme Shelter, Start Me Up, Sympathy for the Devil, Brown Sugar, You Can’t Always Get What You Want dan (I Can’t Get No) Satisfaction. Paling keren waktu Jagger duet dengan vokalis latarnya di Gimme Shelter dan saat puluhan anak-anak paduan suara mengiringi lagu You Can’t Always Get What You Want.. wuidiih.. sungguh terdengar syahdu lagu itu dengan vokal bening anak-anak paduan suara. Tak terasa, konser sepanjang hampir 2 jam itu berakhir, ditutup dengan lagu (I Can’t Get No) Satisfaction, pilihan lagu penutup yang tepat, karena buat saya rasanya gak akan pernah puas nonton Stones, pingin lagi dan lagi. Sayangnya setelah dari Asia, tur Stones di Australia dan New Zealand di batalkan, karena pacar Jagger ditemukan tewas bunuh diri pada 17 Maret 2014.
Entah kapan Stones akan konser lagi ke Asia, mengingat usia personilnya saat ini sudah diatas 70 tahun. Kalaupun Stones memutuskan pensiun dari dunia musik, mimpi saya untuk nonton konser mereka sudah ditunaikan. 🙂