Menjejak Ujung Eropa di Lisbon

Secara geografis, Portugal terletak di ujung barat benua Eropa. Ibu kota Portugal, Lisbon, merupakan salah satu kota tertua di dunia dan salah satu kota pelabuhan terpenting di Eropa. Saya sudah lama berkeinginan berkunjung ke Portugal dan ibukotanya Lisbon, mengingat negara ini punya peran cukup penting dalam sejarah Indonesia. Sejak SD, saya sudah sering membaca tentang Portugal sebagai salah satu negara yang pernah menguasai beberapa wilayah yang sekarang menjadi Indonesia.

Sayangnya, sampai akhir tahun 1990an, hubungan politik Indonesia dan Portugal tidak kondusif karena isu Timor Timur. Saat itu, pemegang paspor Indonesia dipersulit jika ingin masuk wilayah Portugal (dan juga koloni nya). Tahun 1994, saya pernah di tahan di imigrasi Macau selama 2 jam, di tanya banyak hal oleh petugas imigrasi sebelum akhirnya di izinkan masuk ke Macau dengan membayar visa khusus sebesar USD 100 (saat itu Macau masih koloni Portugal).

Pada tahun 1999 Indonesia memulihkan hubungan dengan Portugal, setelah Timor Timur resmi melepaskan diri dari Indonesia. Warga Indonesia kembali dapat berkunjung ke Portugal dengan mudah. Namun karena satu dan lain hal, saya belum sempat berkunjung ke Portugal sampai akhirnya kesempatan itu datang pada bulan Maret tahun 2013 lalu. Saat itu saya ikut paket tur bersama istri dan teman2nya, dimana tur berakhir di Madrid, Spanyol. Saya lalu mengajak istri untuk extend ke Portugal dan kota-kota di barat dan selatan Spanyol. Mendengar rencana ini, beberapa teman istri ingin bergabung dengan kami, hingga akhirnya kami berpetualang 7 orang, dengan menyewa mobil Opel Zafira dari Madrid.

64141_10151417538403953_1188721035_n

Sabtu 30 Maret 2013, kami memulai perjalanan dari Madrid menuju Lisbon melewati kota bersejarah Merida (cerita wisata di Merida disini: http://wp.me/p87qVT-cC). Dari Merida yang terletak tidak jauh dari perbatasan Spanyol-Portugal, kami berangkat sekitar pukul 3 sore. Tak lama setelah memasuki wilayah Portugal, kami memasuki gerbang toll. Jika di Spanyol mengemudi di jalan bebas hambatan gratis, di Portugal ini harus membayar toll. Tarif toll dari Elvas (kota perbatasan di wilayah Portugal) sampai ke Lisbon sekitar 13 euro, cukup murah sebetulnya, mengingat jaraknya sekitar 210 km. Perjalanan dari Merida sampai ke Lisbon di tempuh dalam waktu sekitar 3 jam.

20819_10151417530713953_668733017_n

Menjelang jam 6 sore, kami sudah memasuki kota Lisbon, Tidak ingin membuang waktu, kami segara mengarahkan mobil ke kawasan pantai Lisbon, untuk berkunjung ke Belem Tower. Bangunan yang dibuat di abad 16 ini awalnya adalah benteng pertahanan yang dibuat di hilir sungai Tagus. Namun beberapa puluh tahun kemudia hulu sungai Tagus di belokkan ke arah lain, membuat Belem Tower ini menjadi terletak di bibir pantai. Sejak tahun 1983, bangunan ini dijadikan UNESCO World heritage site. Benteng belem Tower ini tidak terlalu besar. Saat kami kesana, air lau sedang pasang, sehingga akses masuk ke Belem Tower terhalang air laut. Kami harus puas berfoto dari luar saja.

63398_10151409017803953_218533399_n

Saat meninggalkan areal Belem Tower, saya melihat ada antrian yang cukup panjang di salah satu kios, ternyata orang-orang disana pada antri membeli Portuguese Egg Tart. Penasaran, sayapun ikut antri beli Egg Tart, ternyata memang enak banget Egg Tart asli Portugis ini.. 🙂 Di lokasi ini juga banyak kios-kios yang menjual souvenir Lisbon, paling banyak jualan souvenir berbahan keramik.

540730_10151417534628953_1748822673_n

Dari areal Belem Tower kami melanjutkan wisata ke kawasan Centro Cultural De Belem, yang merupakan pusat kebudayaan Portugal. Kompleks ini memiliki gedung pertunjukan, ruang pameran dan gedung konser dan balet. Di seberang pusat kebudayaan ini terdapat monumen Padrão dos Descobrimentos, yang menggambarkan kejayaan maritim Portugal di abad 15-16. Monumen yang berbentuk haluan kapal layar ini memuat patung tokoh-tokoh penjelajah terkenal dari Portugal, antara lain Vasco Da Gama, Ferdinand Magellan, Bartolomeu Dias.

534017_10151417525043953_1217404226_n

Dari lokasi monumen ini kita juga bisa melihat jembatan 25 de Abril yang menghubungkan kota Lisbon dan Almada. Jembatan ini juga dikenal sebagai Golden Gate Bridge of Lisbon, karena bentuk dan warnanya yang sangat mirip dengan Golden Gate Bridge di San Francisco. Ternyata, jembatan yang diresmikan pada tahun 1966 ini memang di bangun oleh kontraktor yang sama yang membangun Golden Gate Bridge di San Francisco.

483756_10151417539303953_11967823_n

Tak terasa hari sudah mulai gelap, sekitar jam 7 malam. Kami kemudian mencari makan makan malam, dan dengan panduan GPS kami menemukan chinese restaurant yang ratingnya cukup bagus, namanya Norte Da China. Chinese restaurant ini terletak di kawasan kota tua, tidak jauh dari gereja Basilica da Estrela. Sampai disana sekitar jam 7.30 malam, ternyata restoran belum buka. Rupanya tradisi warga Portugal, restoran baru buka jam 8 malam untuk dinner. Jadilah kami berkeliling kawasan kota tua itu dengan berjalan kaki, sambil menunggu restoran buka. Jam 8 kami kembali ke restoran dan langsung pesan, makanan nya enak-enak, cocok dengan selera.

 

Jam 9 malam kami menuju Novotel Lisbon. Setelah check in dan beristirahat sejenak, saya mengajak rombongan untuk jalan-jalan ke pusat kota dan ke hard rock cafe Lisbon. Namun teman-teman istri saya sudah pada mager, dan memilih tinggal di hotel. Jadilah saya  dan istri saja yang berangkat ke hard rock cafe. Lokasi hard rock cafe ini bisa ditempuh sekitar 10 menit dari hotel, letaknya di kawasan pusat turis, Restauradores Square.

restauradores-square-1253

Kawasan ini memilik plaza cukup lebar di tengah jalan, di tengah nya ada monumen Restorers. Di sekeliling plaza ini terdapat juga istana Foz Palace dan Museu Nacional do Desporto. Karena sudah malam, museum dan istana tersebut tentu sudah tutup, saya hanya sempat berbelanja t-shirt dan souvenir di hard rock cafe Lisbon dan mengambil foto kawasan restauradores square. Setelah berkeliling sebentar, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

63409_10151417148873953_1121206473_n

Pagi harinya setelah sarapan, kami berencana untuk berwisata ke kawasan kota tua Alfama. Namun pagi itu hujan cukup deras mengguyur Lisbon, sementara kawasan Alfama adalah kawasan yang relatif terbuka. Beberapa rekan terlihat enggan berkeliling kota tua sambil hujan-hujanan, akhirnya jalan di tengah di ambil, kami berkeliling jalan-jalan utama di Alfama dengan mobil, melihat-lihat suasana Alfama, namun tidak turun dari mobil karena hujan cukup deras. Sekitar jam 9 pagi, kami meninggalkan lisbon untuk menuju destinasi berikut, Sevilla, kota cantik di selatan Spanyol.

 

 

 

 

2 Comments Add yours

  1. Miko berkata:

    Bagus cerita perjalannya tapi sebenarnya negara Portugis tidak asing ya sering terdengar cuma kapan ya bisa ke sana ? Tadi Macau disebut … dekat dengan Macau ?

    Suka

    1. Hi Miko..
      Portugis jauh dengan Macau..
      Portugis di Eropa barat, Macau di Asia timur. Dulunya Macau pernah jadi koloni Portugis.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s