Tanggal 27 Mei 2006, gempa bumi dahsyat melanda wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, merusak dan merobohkan banyak bangunan dan rumah penduduk. Salah satu wilayah yang mengalami kerusakan cukup parah adalah wilayah Nglepen, Kecamatan Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Akibat gempa tersebut, ratusan warga kehilangan tempat tinggal dan wilayah tempat mereka tinggal tidak lagi boleh di dirikan bangunan karena termasuk wilayah rawan gempa bumi.
Warga desa Nglepen tersebut kemudian di relokasi ke daerah yang lebih aman. Agar rumah tinggal warga tidak kembali rusak jika kembali terjadi gempa, sebuah LSM bekerja sama dengan lembaga dunia Domes for The World Foundation mendisain struktur rumah tahan gempa yang berbentuk kubah. Disain kubah ini diyakini mampu bertahan jika terjadi gempa dahsyat. Kampung yang dibangun pada bulan September 2006 ini rampung pada bulan April 2007, terdiri dari 80 bangunan. Ada 71 bangunan rumah untuk warga, 6 MCK, 1 aula, satu puskesmas dan satu masjid.
Rumah tinggal berbentuk kubah ini dalamnya terdiri dari dua lantai, dua kamar tidur, ruang tamu dan dapur. Setiap rumah memiliki dua pintu dan empat jendela. Diameter lantai kubah 7 meter dengan tinggi 4,6 meter. Keunikan rumah dan bangunan di kampung yang dinamakan New Nglepen ini membuat banyak orang tertarik untuk datang dan mengintip suasana dalam rumah-rumah kubah tersebut. Karena bentuk rumah kubah ini mirip dengan rumah tinggal tokoh boneka dalam film anak-anak Teletubbies, kampung ini pun lebih dikenal sebagai kampung Teletubbies daripada New Nglepen.
Saya beserta keluarga berkesempatan berkunjung ke kampung teletubbies ini pada bulan Januari 2009. Sayangnya saat kami kesana, beberapa warga telah merubah bentuk jendela ataupun menambah bangunan tambahan sehingga betuknya tidak lagi asli. Namun demikian, secara umum rumah-rumah di kampung ini masih mempertahankan keaslian bentuk bangunan kubahnya. Warga setempat sudah sangat terbiasa kedatangan wisatawan yang ingin melihat-lihat kampung dan rumah mereka. Dengan ramah warga mempersilakan kami berjalan-jalan di tengah perumahan.
Jika Sobat Pakansi ingin berkunjung kesana, kampung Teletubbies ini terletak sekitar 3 km dari kompleks candi Ratu Boko, melalui jalan raya Prambanan–Piyungan. Saat kami kesana dulu, belum dikenakan retribusi masuk. Saat ini, untuk masuk ke kampung teletubbies dikenakan retribusi desa Rp 3.000 per orang.
Sekarang ini, saya mendapatkan informasi bahwa sebagian warga menyediakan penginapan bagi wisatawan yang ingin merasakan menginap di rumah Teletubbies. Seru juga kali ya, nginep di rumah teletubbies, sambil makan Tubby Toast, dan main perosotan bareng Tinky Winky, Dipsy, Lala, Po.. bacanya jangan sambil nyanyi ya.. 😀 Kalo rumahnya jadi kotor, tinggal suruh Noo Noo untuk bersihin.. 😛
Mas Win pinter ngebodor juga
SukaSuka