Sobat Pakansi, kali ini saya mau berbagi catatan perjalanan beberapa tahun lalu berkunjung ke New Delhi dan Agra (Taj Mahal), India. Memang saat ini wisata ke India belum menjadi tujuan favorit bagi wisatawan Indonesia, padahal India punya banyak sekali obyek wisata yang mengagumkan, baik wisata sejarah, wisata ziarah, maupun wisata landmark yang mendunia. Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah India memberikan eTV (e-visa) bagi wisatawan dengan paspor Indonesia, yang bisa di apply secara online di website kedutaan India. Karena perjalanan ke New Delhi cukup jauh (sekitar 8-10 jam termasuk transit), disarankan minimal mengalokasikan waktu libur 5 hari untuk mengunjungi New Delhi dan Agra, karena perjalanan pulang-pergi saja sudah makan waktu hampir 2 hari, disananya dua hari menjelajahi New Delhi, satu hari ke Taj Mahal.
Bagaimana Menuju Kesana?
Saat ini belum ada penerbangan langsung dari Jakarta ke New Delhi, musti transit dulu di Singapura, Kuala Lumpur atau Bangkok. Garuda Indonesia rute Jakarta-New Delhi pun musti transit di Singapura dulu, mungkin karena demand penumpang dari Jakarta tidak sebesar dari Singapura. Jika kita booking jauh hari dan di masa low season, tiket ke New Delhi PP dapat diperoleh dengan harga sekitar 6 juta rupiah, sedangkan di masa liburan, harga tiket bisa lebih dari 8 juta rupiah. Tergantung dimana dan berapa lama connecting flight nya, perjalanan Jakarta-New Delhi ditempuh dalam waktu 8-12 jam. Di New Delhi, kita mendarat di Indira Gandhi airport yang jaraknya ke pusat kota sekitar setengah jam perjalanan dengan taksi.
Iklim di New Delhi antara bulan Februari sampai November mirip dengan Jakarta, berkisar sekitar 30an derajat celcius di siang hari, tapi kalo sobat SenangBepergian kesana bulan Desember-Januari seperti waktu saya kesana, sebaiknya bawa jaket, karena temperatur di siang hari hanya belasan derajat dan di malam hari dibawah 10 derajat, cukup dingin.
Menginap Dimana?
New Delhi mungkin kota yang paling banyak penduduknya di dunia, dengan populasi lebih dari 25 juta orang. Di kota sebesar ini, tentu banyak tempat menginap. Kalau ingin banyak mengunjungi tempat wisata utama, disarankan mencari hotel di district centre, salah satu dari 9 distrik di New Delhi. Saya dulu menginap di kawasan Mayur Vihar, centre district, hotelnya terletak di antara 2 stasiun Metro, Mayur Vihar dan Ashok Nagar. Dekat sana juga ada Star City Mall, jadi kalau mau makan, belanja cukup jalan kaki dari hotel.
Soal makanan, makanan India umumnya berupa curry. Enak-enak sih, chicken curry, mutton curry, prawn curry. Satu-dua hari makan curry bosan juga, saya lalu mencoba ke restoran Italia dekat hotel, pesan spaghetti.. eh.. rasanya ada rasa curry juga.. 😀 Kalau mau fastfood, Pizza Hut, KFC dan McDonalds cukup banyak di New Delhi. Tapi kalau ke McDonalds di New Delhi jangan cari Big Mac atau Beef Burger, karena umumnya orang India tidak makan daging sapi, jadi McDonalds disana menggantinya dengan Maharaja Mac, seukuran Big Mac tapi isinya daging ayam.
Transportasi Lokal
Angkutan umum di New Delhi cukup baik. Saat ini ada jalur kereta bawah tanah Delhi Metro, yang beroperasi sejak tahun 2002, memiliki lima jalur dan airport express. Tarifnya antara 8-30 rupee, tergantung jarak tempuh. Kalau banyak jalan, mending beli 1 day tourist pass seharga 100 rupee.
Bus kota di New Delhi juga cukup nyaman, sebagian pakai AC, tarif bus kota sekitar 10-25 rupee sekali jalan, yang mungkin bisa jadi masalah bagi wisatawan, rute-rute tujuan di bus kota ditulis dengan aksara India.
Taksi cukup banyak tersedia di New Delhi, tapi umumnya tidak pakai argo dan musti rada ngotot kalo tawar-menawar. Taksi di New Delhi kebanyakan taksi model tua, mobil merk Ambassador buatan India. Meskipun kelihatan tua, sebagian mobil ini produksi tahun 2000an, lucu juga ya mobil model jadul masih terus di produksi di India. Selain taksi dengan model Ambassador ini, juga banyak taksi minibus seukuran Suzuki carry.
Alternatif lain adalah Autos, mirip dengan Bajaj di Jakarta. Lucunya, autos juga pake argo seperti taksi, mungkin diatur oleh pemerintah kota sana. Meskipun demikian, kebanyakan supir autos maunya juga tawar-menawar.
Tempat Menarik
India Gate
India Gate adalah pintu gerbang besar di tengah kota New Delhi, yang dibangun untuk menghormati jasa-jasa tentara India yang gugur dalam perang Afghan dan perang dunia I. Dinding India gate ini dipenuhi nama-nama tentara yang gugur. Dari kejauhan, gerbang ini terlihat mirip Arc De Triomphe di Paris. Di sekitar India Gate ini banyak kantor pemerintahan, termasuk kantor wakil presiden dan Indira Gandhi centre.
Humayun Tomb
Humayun tomb bentuknya sangat mirip dengan Taj Mahal, tak heran, karena memang Taj Mahal dibuat dengan mengambil inspirasi dari Humayun Tomb ini. Bangunan ini merupakan mausoleum dari raja Humayun dan keluarganya, yang berkuasa di India sekitar tahun 1500an. Kompleks Humayun Tomb ini dikelilingi taman yang indah, dan ada beberapa bangunan kecil di sekitarnya yang bisa dimasuki wisatawan sampai ke atapnya. Pemandangan Humayun Tom terlihat berbeda jika dilihat dari atap bangunan ini.
Qutb Minar
Bangunan menara Qutb Minar juga merupakan obyek wisata paling popular di India. Menara yang terbuat dari bata merah ini dibangun pada tahun 1200 an, dan konon merupakan menara bata yang tertinggi di dunia dengan tinggi 72.5 meter. Menara ini dulunya berfungsi untuk menara azan saat India diperintah oleh kerajaan islam. Sayangnya, wisatawan tidak dibolehkan naik ke Qutb Minar ini.
Mahatma Gandhi Gyarah Murti
Saya tidak sengaja menemukan lokasi Mahatma Gandhi Gyarah Murti ini. Ketika sedang naik taksi, saya melihat ada deretan patung yang cukup panjang, saya meminta supir taksi berhenti sebentar untuk mengambil foto. Ternyata itu adalah patung yang menceritakan perjalanan Mahatma Gandhi dari Ahmadabad ke Dandi di tahun 1930.
Palika Bazaar (Underground Market)
Palika Bazaar berada di kawasan Connaught Place, kawasan bisnis di New Delhi. Pasar ini sepenuhnya berada di bawah tanah. Kebanyakan pedagangnya berjualan garmen, elektronik dan handphone. Ada ratusan lapak di pasar ini, saya merasa penerangan di pasar ini tidak terlalu baik, agak remang-remang, untungnya pasar bawah tanah ini full AC, kalau nggak kebayang gimana sumpeknya. Harga-harga di pasar ini lebih murah dari harga di mall, tapi tidak semurah harga di Janpath Market.
Janpath Market
Masih di kawasan Connaught Place tak jauh dari Palika Bazaar, Janpath market merupakan pasar tradisional dan banyak pedagang kaki lima. Umumnya turis kesini untuk berburu souvenir dan kerajinan tangan khas India. Aneka taplak meja, sarung bantal, horden dan kain-kain dengan motif khas India banyak dijual disini. Kalau menawar di pasar ini, mulailah menawar dari sepertiga harga yang di tawarkan pedagang, biasanya setelah tawar menawar akan deal di 40-50% dari harga yang ditawarkan pedagang. Beli souvenir seperti miniatur atau gantungan kunci Taj Mahal di pasar ini ternyata lebih murah daripada beli di Taj Mahal nya sendiri.
Taj Mahal
Taj Mahal terletak di kota Agra, sekitar 210 kilometer dari New Delhi. Kalau naik mobil dan lewat toll, waktu tempuhnya sekitar 3 jam. Jalan toll di India ini unik juga, karena selain mobil, pedati yang ditarik kuda pun bisa lewat di jalan toll. Salah satu kebiasaan unik orang India saat mengemudi adalah rajin pencet klakson, buat yang nggak terbiasa, bising bener rasanya jalanan di India 😛
Satu tips penting, kalau ke Taj Mahal jangan hari Jumat, karena di dalam kompleks Taj Mahal ini ada masjid besar yang digunakan untuk shalat Jumat, jadi kalau hari Jumat kawasan Taj Mahal ditutup untuk turis, khusus untuk warga lokal yang akan sholat Jumat. Tapi sopir taksi yang mengantar kami justru bilang, kalau anda muslim, datang aja hari Jumat dan sholat disana, malah gratis masuk Taj Mahal 😀 Untuk wisatawan asing, tiket masuk Taj Mahal harganya 750 rupee, sedangkan turis lokal cukup bayar 20 rupee.
Mungkin banyak yang mengira Taj Mahal adalah masjid. Meskipun di dalam kompleks Taj Mahal memang ada masjid besar, tapi bangunan Taj Mahal adalah mausoleum, alias makam. Taj Mahal dibangun oleh raja Shah Jahan untuk mengenang istrinya Mumtaz Mahal, yang wafat tahun 1631 saat melahirkan anaknya yang ke 14. Saking cintanya Shah Jahan kepada istri ketiganya, makamnya dibuat indah dan di bangun mausoleum diatasnya. Dinding Taj Mahal yang terbuat dari marmer ini banyak dihiasi kaligrafi ayat-ayat Al Qur’an. Sungguh cantik bangunan ini, tak heran jika UNESCO menetapkan Taj Mahal sebagai warisan budaya dunia.