7 Hari Singapore-Bangkok-KL

Penerbangan bertarif murah di kawasan Asia Tenggara mulai marak pada awal tahun 2000an. Sejak Air Asia membuka jalur internasional dari basisnya di Malaysia menuju negara-negara ASEAN di tahun 2003, industri pariwisata di kawasan ASEAN pun berkembang pesat. Jika sebelumnya perjalanan udara di kawasan ini dirasakan cukup mahal, kehadiran LCC memberikan kesempatan pada banyak kalangan untuk berwisata dengan biaya lebih hemat.

PICT1322

Tertarik dengan mulai banyaknya penerbangan berbiaya murah, pada bulan Juli tahun 2005, saya melakukan wisata keluarga dengan mengajak anak-anak saya yang saat itu masih berusia 10 dan 4,5 tahun, tujuannya ke negara tetangga, Singapura, Malaysia dan Thailand. Tahun 2005 boleh dibilang merupakan awal maraknya booking pesawat dan akomodasi secara online. Tahun 2005 itu masih ada pengenaan fiskal luar negeri, untuk menghemat biaya, kami memilih jalur Jakarta-Batam, lalu Batam-Singapura dengan ferry. Fiskal udara saat itu tarifnya Rp 1 juta per orang, sedangkan fiskal laut Rp 500 ribu. Lumayan hematnya πŸ™‚Β Penerbangan Jakarta-Batam kami tempuh sekitar 2 jam dengan pesawat Batavia Air, yang sekarang sudah bangkrut πŸ™‚ Saat itu harga tiket Jakarta-Batam yang di pesan secara online sekitar Rp 400.000 an per orang.

PICT1329

Kami berangkat dari Jakarta pada tanggal 3 Juli 2005, sekitar jam 8 pagi, sampai di bandara Batam sekitar jam 10 pagi, kami naik taksi ke pelabuhan Ferry Batam Center. Di Batam Center kami membeli tiket Ferry seharga SGD 20 per orang. Perjalanan ferry sekitar 1 jam, dan sekitar jam 1 siang waktu Singapore, kami tiba di pelabuhan Harbour Front, Singapore. Antrian imigrasi tidak terlalu panjang, setelah lewat imigrasi, segera naik taksi ke hotel yang telah kami pesan, Quality hotel di Balestier Road. Hotel bintang 3 ini saya pesan lewat asiarooms.com, tahun 2005 itu booking.com atau agoda.com belum ada, asiarooms adalah portal booking hotel paling populer di Asia pada saat itu. Setelah check in di hotel, kami memulai wisata di Singapore, dengan tujuan pertama Sentosa Island. Patung Merlion menjadi persinggahan pertama kami di sini.

PICT1343

Selanjutnya kami menuju Underwater World yang ada di Sentosa Island. Tiket masuk saat itu harganya SGD 20 untuk dewasa, dan SGD 12 untuk anak-anak. Dari semua aquarium yang ada disini, favorit anak-anak adalah touch pool, dimana anak-anak diperbolehkan menyentuh dan memegang beberapa hewan laut seperti bintang laut, ikan pari, timun laut, penyu dan hiu kecil. Dari Underwater World, kami melanjutkan wisata ke Fort Siloso beach, dan malamnya menikmati pertunjukan Fountain Show gratisan πŸ™‚

PICT1399

Hari kedua di Singapore, setelah sarapan pagi kami menuju ke Singapore Zoo. Dari hotel sekitar jam 9, kami naik MRT sampai ke stasiun Ang Mo Kio, dari situ kemudian lanjut naik bus no 138 sampai di depan Singapore Zoo. Lumayan lama perjalanannya, total sekitar 1 jam. Singapore Zoo ini mungkin salah satu kebun binatang terbaik di dunia. meskipun koleksi hewan nya tidak sebanyak kebun binatang Ragunan, tetapi penataannya sangat bagus, tidak ada kesan kumuh atau bau kotoran hewan seperti di Ragunan. Salah satu hewan yang menjadi primadona di Singapore Zoo ini adalah harimau putih. Kami makan siang di restoran A&W yang ada di dalam Singapore Zoo, saat memesan, iseng saya sodorkan kartu diskon A&W Indonesia, kasirnya sempat bingung membolak-balik kartu, tidak lama kemudian dia bilang dapat diskon 10%, hehehe.. πŸ˜€

PICT1453

Sekitar jam 1.30 siang kami meninggalkan Singapore Zoo, menuju kawasan Esplanade untuk melihat gedung opera dan landmark Merlion fountain. Sore ini kawasan Esplanade cukup ramai, agak susah berfoto tanpa ada orang lain di sekitar kita πŸ™‚ Setelah puas keliling kawasan Esplanade dan Raffles Place (saat itu belum ada Singapore flyer dan Marina Bay Sands), kami lanjut ke kawasan Orchard Road, untuk makan malam di Ayam Penyet Ria di Lucky plaza.

 

PICT1511

Tanggal 5 Juli, hari ketiga kami di Singapore, pagi ini kami berwisata ke Snow City, di kawasan Jurong. Tiket masuknya sekitar SGD 18 per orang, termasuk sewa jaket dan sepatu boots. Kami bermain salju sekitar satu setengah jam, sekitar jam 11 an pagi kami sudah harus kembali ke hotel untuk checkout dan selanjutnya menuju ke bandara Changi, untuk menuju destinasi selanjutnya, Bangkok. Pesawat Air Asia rute Singapore-Bangkok berangkat sekitar jam 3.30 sore, dengan waktu tempuh 2 jam, kami tiba di bandara Suvarnabhumi Bangkok sekitar jam 4.30 sore. Oh ya, saat itu Air Asia masih menggunakan bandara Suvarnabhumi, belum dipindah ke Don Mueang. Dari bandara, kami menuju hotel Menam Riverside, hotel bintang 4 ini saat itu cukup murah ratenya, sekitar Rp 500.000 permalam untuk kamar dengan riverview, a bargain! Cantik sekali pemandangan sungai Chao Praya menjelang matahari terbenam dilihat dari jendela kamar kami.

PICT1539

Malam ini rencananya kami akan makan malam dengan teman saya yang saat itu tinggal di Bangkok, Bayu. Sekitar jam 7.30 malam, Bayu tiba di lobby hotel, kamipun ngobrol-ngobrol di lobby sambil bersiap untuk berangkat wisata kuliner malam Bangkok. Namun kemudian si bungsu Rizki tiba-tiba muntah, mungkin dia kecapean dari pagi sudah jalan, apalagi sempat bermain salju waktu di Snow City tadi. Beginilah seninya berwisata dengan anak balita, rencana bisa berubah setiap saat πŸ™‚Β  Melihat kondisi Rizki yang terlihat kurang sehat, kami membatalkan niat makan malam keluar, akhirnya hanya makan malam di hotel saja.

PICT1553

Besoknya tanggal 6 Juli pagi, kondisi si Rizki sudah sehat kembali setelah malamnya tidur cepat. Sekitar jam 6.30 kami sarapan di teras luar hotel Menam Riverview. Teras ini terletak di tepian sungai Chao Praya, kita bisa melihat kesibukan warga beraktivitas di sekitar sungai. Di tepi sungai ini kita juga bisa membeli roti untuk memberi makan ikan sejenis lele yang banyak berkumpul di tepi sungai. Dari teras belakang hotel ini juga banyak perahu-perahu yang menawarkan Chao Praya tour, dengan tujuan Snake farm, crocodile farm, royal barge museum, floating market dan berakhir di Wat Arun, tarif carternya sekitar 1.000 Baht untuk perjalanan sekitar 3 jam. Tujuan pertama kami di Chao Praya tour ini adalah Wat Sai floating market, tapi pagi itu floating marketnya sepi, kami hanya sekitar 5 menit disini, dan malah tertarik berfoto di temple yang ada di sebelahnya.

PICT1564

Tujuan berikutnya Snake Farm. Saat kami tiba di sana, ternyata snake farm nya belum buka, waktu masih sekitar jam 9 pagi, kami ber 4 adalah tamu pertama di pagi itu. Dengan agak malas-malasan, pengelola memulai snake show nya, yang hanya di tonton kami ber 4 πŸ˜€ Mulai dari menjinakkan ular kobra, tarian tradisional dengan ular weling dan terakhir, pengunjung dipersilakan berfoto dengan ular phyton, bayar tambahan tentu saja πŸ˜€

PICT1597

Selanjutnya kami dibawa ke royal barge museum, tempat di parkirnya kapal-kapal hias milik keluarga kerajaan, yang biasanya di keluarkan saat perayaan hari-hari besar dalam parade kapal hias di sungai Chao Praya. Sebagian haluan kapal hias ini berlapiskan emas. Dari sana kami kemudian menuju Wat Arun.Β  Sebetulnya waktu paling baik untuk ke Wat Arun adalah menjelang subuh, Wat Arun disebut juga sebagai Temple of Dawn. Di kuil yang menjadi salah satu landmark wisata kota Bangkok ini juga tersedia penyewaan pakaian tradisional Thailand.

PICT1601

Dari Wat Arun kami kemudian menyeberang dengan ferry lokal, tarifnya hanya 2 Baht per orang. Dari pelabuhan ferry, kami berjalan kaki sekitar 500 meter ke Wat Pho, atau Reclining Buddha temple. Wisatawan asing perlu membeli tiket masuk seharga 100 Baht, sedangkan warga lokal yang mau beribadah gratis. Di dalam kuil ini ada patung Buddha berbaring yang sangat besar, panjangnya sekitar 46 meter, dengan warna keemasan.

PICT1626

Tujuan selanjutnya adalah kompleks Grand Palace dan Wat Phra Kaew. Saat kami berjalan kaki menuju pintu masuk kompleks Grand Palace, ada orang yang mendekati dan bilang bahwa hari ini Grand Palace ditutup untuk turis karena ada upacara keagamaan. Dia lalu menawarkan mengantar kami ke kuil lain yang lebih megah. Tapi saya sudah tahu tourist scam ini, kami acuhkan saja dan terus masuk ke dalam kompleks Grand Palace, dan membeli tiket seharga 500 baht. Kompleks istana raja Thailand ini cukup besar. Di dalamnya ada Wat Phra Kaew, atau Temple of Emerald Buddha. Kuil ini adalah salah satu kuil yang paling utama bagi umat Buddha Thailand. Di kuil ini wisatawan tidak dibolehkan mengambil foto Emerald Buddha, juga tidak diperbolehkan membelakangi Emerald Buddha. Sore hari, kami menuju kawasan belanja MBK mall dan kawasan Siam Paragon.

PICT1660

Tanggal 7 Juli, setelah sarapan di hotel, kami menuju kawasan belanja Pratunam, tanah abangnya Bangkok πŸ˜€ Ini adalah pusatnya belanja produk-produk garmen dengan harga yang murah. Banyak pedagang-pedagang di Mangga Dua berbelanja pakaian disini untuk dijual kembali di Indonesia. Hari ini kami memutuskan untuk berkeliling Bangkok dengan menggunakan Sky Train BTS. Sorenya kami menuju kawasan Patpong, untuk melihat pasar kaki limanya, bukan untuk melihat kawasan wisata malamnya πŸ˜‰

PICT1674

Tanggal 8 Juli pagi, kami checkout dari Menam Riverside hotel dan menuju bandara Suvarnabhumi. Tujuan berikutnya Kuala Lumpur. Kami kembali menggunakan Air Asia untuk menuju KL. Harga tiket yang saya peroleh saat itu sekitar Rp 600.000 per orang. Pesawat bertolak sekitar jam 10.30 pagi, kami tiba di bandara KLIA sekitar jam 12 siang waktu KL. Kami menginap di hotel Allson Genesis, Bukit Bintang (kini namanya Alpha Genesis). Karena anak-anak pada kecapekan, setelah check in mereka pada bablas tidur siang πŸ˜€ Baru sekitar jam 5 sore kami keluar dari hotel mengeksplorasi kawasan Bukit Bintang, terutama di sekitar mall Lot 10 dan Sungei Wang

PICT1720

Dari kawasan Bukit Bintang, kami naik monorail ke Suria KLCC untuk cuci mata dan makan malam. Tahun 2005 itu produk sepatu wanita buatan Malaysia merk Vinci sedang hits-hits nya, saat mampir ke toko tersebut, toko sangat ramai, hampir semuanya wisatawan asal Indonesia, terdengar dari aksen Jakarta maupun berbagai bahasa daerah yamg digunakan πŸ˜€ Kata orang, ke KL belum sah kalau tidak berfoto di depan Twin Tower, maka bocah-bocah pun dipaksa berfoto wajib di depan Twin Tower ini πŸ˜€

Tanggal 9 Juli pagi, saya mengajak anak-anak ke KL Tower. Menara telekomunikasi ini adalah salah satu menara tertinggi di dunia. Diatasnya ada anjungan untuk melihat pemandangan kota KL 360 derajat, juga ada restoran berputar. Di KL Tower ini pengunjung dipinjamkan audio player yang menceritakan sejarah KL Tower, serta obyek-obyek yang terlihat dari KL Tower. Sekitar jam 11 pagi kami meninggalkan KL Tower untuk menuju Genting Highland.

PICT1793

Dari KL, kita bisa naik taksi menuju Genting, atau naik bis Genting Express dari terminal bis KL Central. Kami memilih naik bis dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, harga tiketnya sekitar 10 ringgit. Bis ini berhenti di stasiun cable car Genting. Saat kami disana, Genting Highland sangat ramai, antri cable car nya saja satu jam lebih. Akibatnya, kami sampai di Resorts World sudah hampir jam 3 sore, berhubung sudah lapar, kami segera menuju food court Resorts World untuk makan siang yang kesorean.

PICT1765

Setelah makan, anak-anak pun berbinar melihat berbagai wahana permainan yang ada di indoor theme park Resorts World. Niat saya untuk mengajak anak-anak keluar, melihat pemandangan di seputar Genting Highlands akhirnya harus mengalah, anak-anak main di theme park sampai jam 7 malam, Saat kami keluar dari Resorts World, hari sudah gelap, kamipun bergegas menuju stasiun cable car, yang antrinya masih tetap panjang. Akhirnya kami tiba kembali di hotel sekitar jam 10 malam.

PICT1814

Hari terakhir liburan kami, tanggal 10 Juli 2005. Setelah sarapan, kami checkout dari hotel, tapi koper-koper kami titipkan di concierge. Hari ini kami masih ingin mengeksplorasi kawasan pusat kota KL. Tujuan pertama pagi ini adalah kawasan Sultan Abdul Samad dan The Padang. ini adalah kawasan pusat pemerintan lama Malaysia, sebelum pindah ke kota baru Putra Jaya. Di kawasan ini juga terdapat masjid Jamek, dan tidak jauh dari sini terdapat Central Market, pasar pusat cindera mata khas Malaysia.

PICT1839

Setelah berbelanja dan makan siang di Central Market, kami kembali ke Allson Hotel sekitar jam 12 siang, untuk mengambil bagasi sekaligus packing belanjaan terakhir. Jam 1 siang kami meninggalkan hotel menuju bandara KLIA. Untuk pulang ke Jakarta, kami menggunakan Syrian Air. Ya, tahun 2005 itu Syrian Air melayani rute Damascus-KL-Jakarta. Segmen KL-Jakarta saat itu tarifnya cukup murah, sekitar Rp 600.000 per orang, sangat murah untuk full service airline. Sayang saat ini rute ini sudah tidak ada lagi. Saat kami di dalam pesawat, terlihat sekitar 90% penumpang adalah jemaah umrah. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, kami tiba kembali di bandara Soekarno-Hatta Jakarta sekitar jam 6 sore.

PICT1852

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s