Saat memesan tiket pesawat dari Male ke Jakarta dengan Srilankan Airlines, ada 3 pilihan waktu penerbangan setiap hari dari Male ke Colombo, namun dari Colombo ke Jakarta hanya ada 1 penerbangan per hari.
Waktu transit yang diperlukan di Colombo pada 3 penerbangan dari Male berkisar antara 8,5 jam sampai 20 jam. Karena saya belum pernah ke Sri Lanka, sekalian saya pilih waktu transit yang paling panjang, 20 jam, agar punya waktu yang cukup untuk jalan-jalan seputar kota Colombo.
Ternyata, jika waktu transit diatas 8 jam, Sri Lankan Airlines memberikan fasilitas penginapan gratis, termasuk airport transfer dan makan selama kita transit. Lumayan juga nih, hemat biaya akomodasi, transport dan makan 😀
Tanggal 15 Juni 2018 pagi, kami berangkat dari Male dan sampai di Colombo sekitar jam 11.30 siang. Sebelumnya kami telah mengisi ETA secara online, jadi tidak perlu lagi apply Visa on Arrival di Bandaranaike, Colombo. Setelah melewati imigrasi, kami menuju counter Sri Lankan Airlines, dan dipersilakan menunggu airport transfer.
Perjalanan dari Bandaranaike ke Catamaran hotel yang disediakan oleh Sri Lankan Airlines memakan waktu sekitar 30 menit. Hotel Catamaran ini berada di Negombo Beach. Salah satu lokasi wisata pantai populer di Sri Lanka.
Catamaran Beach Hotel ini hotel tua, terlihat dari bangunannya yang bergaya 60-70an, resepsionis ada di luar hotel, lebih mirip pos satpam. Begitu masuk kamar, tercium aroma khas bangunan tua. Tempat tidur, meja dan lemarinya terlihat usang. Hanya TV LCD yang merupakan produk modern di kamar ini 😀 dari depan kamar kita bisa melihat pemandangan Negombo beach, tapi ombaknya cukup besar, kelihatannya kurang cocok untuk berenang.
Setelah check in, kami langsung menuju restoran hotel. Makan siang set menu disediakan gratis. Menunya cream soup, kari ayam dengan nasi dan kentang, serta buah dan ice cream. Lumayan bikin kenyang.
Sekitar jam 2 siang, saya mencari car rental untuk ke Colombo. Kebetulan di depan Catamaran beach hotel ada car rental. Setelah saya informasikan kita berempat, car rental menawarkan mobil van dengan tarif 7.000 rupee (sekitar Rp 600.000). Setelah mobilnya datang, ternyata van gede banget, Toyota Hi Ace yang muat 10 orang 😀.
Perjalanan dari Negombo ke Colombo melalui beach road, memakan waktu sekitar 1,5 jam karena kondisi jalan yang cukup macet. Sekitar jam 3.30 sore kami tiba di kawasan Fort Colombo, daerah kota tuanya Colombo. Kami diajak melewati Masjid Jami Ul-Alfar (Red Mosque), tower clock dan Istana Presiden.
Setelah foto-foto di depan istana presiden dan kantor pos besar Colombo, kami diajak le Galle Face Green. Ini adalah kawasan terbuka besar di tepi pantai, dengan tiang bendera besar di tengahnya. Di kawasan ini bamyak warga bermain layang-layang. Di sekitar kawasan ini banyak hotel mewah, di sisi utara sedang dibangun new financial centre seluas 250 hektar, yang dibangun oleh investor China.
Dari kawasan ini kita juga bisa melihat menara raksasa, the Lotus tower. Menara setinggi 350 meter ini terlihat sudah hampir selesai pembangunannya, namun belum dibuka untuk umum. Menara yang digunakan untuk komunikasi dan penyiaran ini merupakan bangunan tertinggi kedua di kawasan Asia Selatan.
Kami melanjutkan wisata ke Gangaramaya Temple, kuil umat Buddha terbesar di kota Colombo. Sekitar 70% warga Sri Lanka adalah pemeluk agama Buddha, Islam 10%, Hindu 9% dan Katolik 7%. Wisatawan yang berkunjung ke kuil ini membayar retribusi 300 rupees, (sekitar Rp 26.000). Warga yang beribadah tidak dipungut biaya.
Kuil utama di Gangaramaya ini didalamnya ada patung Buddha besar, dan beberapa diorama yang disarikan dari ajaran agama Buddha. Diluar kuil utama, ada patung Buddha dari marmer, museum, holy tree, serta ruangan khusus yang memuat potongan rambut Buddha Gautama.
Di kuil ini juga ada bagian yang dinamakan Boro Buddha, yang merupakan mini replika dari candi Borobudur, dengan miniatur stupa dan patung-patung Buddha yang disusun menanjak.
Puas berkeliling Gangaramaya, kami lanjut ke Independence Square. Ini semacam alun-alun kota Colombo. Di kawasan ini ada monumen bapak bangsa Sri Lanka, Don Stephen Senanayake. Disini juga ada Indepence Memorial Hall, bangunan terbuka dengan banyak pilar, mengingatkan pada bangunan Parthenon di Athens.
Sekitar jam 7 malam kami meninggalkan Colombo kembali le Negombo, pulangnya kali ini melewati airport highway, membayar toll 300 rupees. Perjalanan ke Negombo hanya sekitar 30 menit jika lewat highway. Sampai di Negombo kami mampir dulu ke toko souvenir disana. Harga souvenir di Sri Lanka cukup murah dibandingkan negara Asia lainnya.
Sampai di hotel sekitar jam 8.30 malam, kami langsung makan malam. Buffet dinner yang lagi-lagi gratis, courtesy of Sri Lankan Airlines. Saat makan kami di informasikan bahwa besok paginya kami akan dijemput jam 4.20 dini hari, karena pesawat kami ke Jakarta akan bertolak jam.7.20 pagi. Tak terasa, transit selama 20 jam di Colombo berlalu begitu cepat. Lain waktu ingin rasanya melihat Sri Lanka lebih lama lagi.. 😊