Skopje adalah ibukota negara Macedonia, salah satu negara eks Yugoslavia yang posisinya paling selatan, berbatasan dengan Albania di barat, Greece di selatan, Kosovo dan Serbia di utara serta Bulgaria di sisi timur. Nama resmi Macedonia adalah FYROM, akronim dari Former Yugoslavia Republic Of Macedonia. Macedonia memisahkan diri dari Republik Yugoslavia pada tahun 1991. Berbeda dengan pemisahan Bosnia Herzegovina dan Kosovo yang penuh konflik dan peperangan, pemisahan Macedonia relatif berlangsung damai, pada tahun 1993 Macedonia pun resmi menjadi anggota PBB.
Saya mengunjungi Macedonia, tepatnya ke ibukotanya, Skopje, pada tanggal 10 April 2017 dengan berkendara dari Prishtina, ibukota Kosovo. Jarak antara Prishtina menuju Skopje hanya sekitar 90 km, dapat ditempuh sekitar 1jam 40 menit. Tahapan 30 km pertama melalui highway yang cukup lebar dan mulus jalannya, namun kemudian memasuki jalan pedesaan satu jalur, dengan batas kecepatan 50km/jam. Begitu mendekati perbatasan Kosovo-Macedonia, offline maps dari google maps kembali berfungsi. Fiuh, lega rasanya kembali mendapatkan panduan mengemudi di negeri asing yang belum pernah saya datangi sebelumnya.
Saat memasuki perbatasan Kosovo-Macedonia, jam tangan menunjukan waktu sekitar pukul 1 siang, proses imigrasi keluar Kosovo sangat cepat, petugas langsung mengecap paspor saat di berikan dari mobil, tidak memeriksa dokumen ataupun bertanya apa-apa, tapi saat masuk imigrasi Macedonia prosesnya cukup lama, mungkin karena sangat jarang ada pemegang paspor Indonesia melewati perbatasan dengan mobil sewaan. Saya perhatikan di perbatasan ini banyak sekali mobil dengan plat nomor Albania yang mengantri. Rupanya selain di Kosovo, Albania juga sangat berpengaruh di negara Macedonia. Perekonomian dan investasi di Macedonia sangat di dominasi oleh etnis Albania. Dari sekitar dua juta penduduk Macedonia, sekitar 35% nya adalah muslim keturunan Albania.
Setelah melewati imigrasi, kami melanjutkan perjalanan sekitar 25 menit sampai kami tiba di kawasan pusat kota. Awalnya saya mengarahkan mobil ke kawasan Old Bazaar, kota tuanya Skopje, namun sampai disana jalan nya sempit dan sulit cari parkir. Akhirnya mobil saya arahkan ke Skopje Fortress, yang merupakan benteng pertahanan kota Skopje yang di bangun di abad 10. Parkir di kawasan benteng ini luas dan gratis. Kami kemudian masuk ke kawasan benteng Skopje ini, untuk masuk benteng ini tidak di pungut bayaran. Cukup ramai pengunjung yang datang ke benteng di siang hari ini. Benteng ini terletak di puncak bukit, dengan pemandangan sungai Vardar dan kota Skopje di bawahnya. Di bagian dalam benteng ini di bangun satu monumen perdamaian yang relatif baru, di buat tahun 1990an. Di kawasan benteng ini juga ada museumnya, tapi sayang museum ini tutup saat kami disana.
Setelah puas berkeliling dan berfoto di benteng, kami berjalan kaki ke arah old bazaar, yang jaraknya sekitar 800 meter dari benteng. Sebelum memasuki kawasan old bazaar, terdapat masjid terbesar di kota Skopje, masjid Mustafa Pasha. Karena sudah waktu Dzuhur, kami sempatkan shalat Dzuhur dan jama’ Ashar di masjid ini. Masjid ini bergaya masjid Ottoman sebagaimana umumnya masjid di kawasan balkans, tapi masjid ini lebih besar ukurannya di banding masjid-masjid lain yang saya temui di beberapa negara balkan. Masjid yang dibangun tahun 1492 ini sangat terawat kondisinya. Di depan masjid ada semacam gazebo untuk berwudhu. Seperti umumnya masjid era Ottoman, untuk berwudhu disediakan tempat duduk. Di dalam masjid ini juga disediakan buku tamu untuk musafir, saya lihat kebanyakan yang mengisi buku tamu berasal dari Turki, ada satu-dua dari Malaysia. Sayapun mengisi buku tamu tersebut agar ada perwakilan Indonesia dibuku tersebut 🙂
Kami kemudian melanjutkan jalan kaki ke kawasan old bazaar. Kawasan old bazaar ini tidak terlalu istimewa dalam pandangan saya, rumah, bangunan dan toko-toko disini bentuknya biasa saja, hanya terlihat tua, tapi tidak ada ciri khas atau terlihat antik seperti di beberapa kota Eropa lainnya. Kawasan Old Bazaar ini telah menjadi pusat perniagaan kota Skopje sejak abad 12. Menurut sejarahnya, kawasan ini pernah hancur total akibat perang dunia kedua, karenanya sebagian besar bangunan disana sudah dibangun ulang pada akhir tahun 1940an, mungkin itu sebabnya kesan antik tidak terlalu terlihat di old bazaar ini. Di kawasan old bazaar ini banyak terdapat toko souvenir dan restoran, bercampur dengan rumah tinggal. Kami berbelanja souvenir Skopje dan Macedonia di sini, dan ternyata, banyak juga toko yang menjual souvenir Albania. Karena saat ke Albania beberapa hari sebelumnya kami tidak sempat membeli souvenir, sekalian deh kami beli souvenir Albania di old bazaar ini. Sayang tidak ada yang menjual souvenir Kosovo, masih penasaran 😀
Selesai belanja souvenir, waktu sudah sekitar jam 2.30 siang, perut sudah lapar. Kamipun mencari makan di kawasan old bazaar ini. Kami melihat salah satu restoran yang sangat ramai, dan aroma barbecue nya begitu menggoda selera. Kami mampir di restoran tersebut dan memesan mixed meat platter, satu porsi berisi aneka daging ayam dan sapi, untuk dua orang. Restoran ini juga restoran halal, yang berjualan keluarga dari etnis Albania. Karena restoran ini sangat ramai, cukup lama menunggu pesanan kami datang. Setelah menunggu setengah jam, akhirnya pesanan kami tiba. Aneka daging ini disajikan dengan roti panggang yang gurih. Pantas lah restoran ini begitu ramai, enak banget makanannya. Ada potongan daging sirloin steak, daging sapi olahan berbentuk sosis, fillet ayam maupun potongan daging t-bone. Besar juga porsinya, cocok nih mengisi perut kami yang lapar.
Setelah menikmati makan siang yang uenak ini, rupanya porsinya masih terlalu besar untuk kami berdua, hampir tidak habis. ketika makan mulai terasa berat, datanglah bala bantuan 😀 seekor kucing dan seekor anjing yang tampak jinak menghampiri meja kami. Mereka duduk saja melihat ke arah kami, tidak mengeong atau menggonggong meminta makanan. Dengan senang hati saya berbagi makanan dengan kucing dan anjing yang sopan ini. Setelah mereka ikut makan, merekapun tetap duduk di sekitar kami, entah menunggu makanan lagi atau sekedar menemani kami untuk berterima kasih:D Makan disini harganya sekitar 25 euro untuk berdua.
Selesai makan, kami melanjutkan keliling kawasan old bazar, beberapa restoran di kawasan ini menyajikan live music, kebanyakan format akustik memainkan lagu-lagu top 40 tahun ’90an. Di kawasan old bazaar ini juga terdapat beberapa masjid, yang juga bergaya arsitektur ottoman, namun ukurannya lebih kecil dari masjid Mustafa yang kami kunjungi sebelumnya. Kami terus berjalan sampai ke ujung kawasan yang mengarah ke stone bridge, salah satu icon wisata Skopje yang paling terkenal. Kami berfoto sejenak dengan latar belakang Stone bridge tersebut.
Setelah puas berkeliling kota tua Skopje, kami kembali ke parkiran Skopje Fortress, untuk melanjutkan perjalanan ke Sofia, Bulgaria. Saat menginput lokasi Best Western Premiere Sofia ke google maps, terlihat perkiraan waktu tempuh sekitar 4 jam, padahal jaraknya hanya sekitar 245 km, berarti rute perjalanan akan banyak melewati daerah pedesaan lagi nih. Jam 5 sore kami meninggalkan Skopje, perjalanan dari Skopje sampai perbatasan Macedonia-Bulgaria relatif lancar, ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam. Namun sampai di imigrasi Macedonia, terlihat antrian mobil cukup panjang. Saya perhatikan, setiap mobil pemeriksaan paspornya lebih dari 5 menit, padahal tinggal cap untuk keluar saja. Entah mengapa imigrasi Macedonia sangat ketat memeriksa dokumen-dokumen penumpang dan kendaraan yang akan meninggalkan Macedonia. Alhasil, kami tertahan lebih dari 1 jam di imigrasi Macedonia ini. Setelah lewat pos imigrasi Macedonia dan memasuki pos imigrasi Bulgaria, proses sangat cepat dan lancar.
Kami melanjutkan perjalanan ke arah Sofia, dengan waktu perkiraan tiba di pusat kota sekitar jam 10 malam. Saya menset google maps ke arah St. Alexander Nevsky cathedral, katedral orthodox terbesar di Sofia, yang juga menjadi landmark utama kota ini. Tapi sebelum sampai sana, sekitar jam 10 malam kami berhenti di McDonalds di tengah kota Sofia, untuk makan malam. Setelah makan kami lanjut ke St. Alexander Nevsky cathedral. Katedral ini tampak megah di malam hari, disinari cahaya lampu-lampu sekelilingnya. Menurut informasi, katedral orthodox ini adalah salah satu yang terbesar di dunia, kapasitasnya mampu menampung 10.000 umat. Kubah utama katedral ini dilapisi emas. Parkiran di halaman gereja ini sangat luas, dan di malam hari parkir gratis. Saat kami disana ada beberapa mobil yang parkir, umumnya warga lokal yang sekedar duduk-duduk di taman seputar cathedral, menikmati pemandangan Sofia di malam hari.
Tidak jauh dari katedral ini juga ada St. Sofia church, yang merupakan gereja tertua kedua di Bulgaria, yang dibangun di abad 6. Nama kota Sofia diambil dari nama gereja ini, sebelumnya, kota Sofia bernama Sredets. Di halaman samping St. Sofia Church ada monumen api abadi, yang merupakan monumen untuk menghargai para tentara yang tewas di medan perang, nama monumen nya Pametnik na Neznayniya voin. Di depan monumen ini terdapat patung singa yang merupakan lambang negara Bulgaria.
Setelah berkeliling kawasan pusat kota Sofia, kami melanjutkan perjalanan ke hotel Best Western Premier di kawasan bandara Sofia. Kami sengaja memilih hotel di kawasan airport karena besok paginya kami akan melanjutkan perjalanan dengan pesawat menuju Oslo, Norway. Setelah check in sekitar jam 11.30 malam dan berberes, kami beristirahat.
Pagi tanggal 11 April, kami meninggalkan hotel sekitar pukul 5.15 pagi. Sebelum ke bandara, kami mengisi bensin dulu, karena perjanjian sewa mobilnya ambil mobil dalam keadaan bensin penuh, dan kembali harus penuh juga. Kemudian saya menuju terminal 1 bandara Sofia. Tapi ternyata saya salah terminal, pesawat KLM yang akan saya tumpangi ada di terminal 2. Saya kemudian mengontak Diddy, petugas dari rental Val & Kar, yang sudah janjian akan mengambil mobil yang saya sewa pada pukul 5.30 pagi. Saat saya sampai di terminal 2, Diddy sudah menunggu saya. Dia kemudian mengecek kondisi eksterior dan interior mobil, juga odometer untuk mengecek jarak tempuh. Mobil yang saya sewa ini punya limit tempuh 450km per hari, dengan sewa 5 hari, limit total jarak tempuh adalah 2.200 km, jika lebih akan dikenakan biaya tambahan 0,1 euro per km. Setelah dia cek, ternyata jarak tempuh saya sekitar 2.190 km, hehehe.. nyaris mentok. Diddy kemudian mengembalikan deposit saya sebesar 1.000 euro secara elektronik melalui mesin EDC kartu kredit.
Setelah serah terima mobil, kami masuk ke dalam terminal 2, mencari counter check-in KLM. Ternyata penerbangan Sofia-Oslo yang saya booking secara online ini adalah code share flight. Penerbangan Sofia-Amsterdam dengan pesawat Bulgarian Air, lalu Amsterdam-Oslo dengan pesawat KLM city hopper. Pagi itu antrian di counter Bulgarian sangat panjang, sempat was-was akan ketinggalan pesawat yang di jadwalkan pada jam 7.20 pagi. Tepat jam 6.20 sampai giliran saya di counter Bulgarian Air, lega juga, karena di sepanjang antrian tertulis check-in paling lambat 1 jam sebelum keberangkatan. Setelah check in, kami kembali antri untuk imigrasi di lantai 2. Kali ini antrian pendek saja, proses imigrasi pun sangat cepat. Jam 6.30 kami sudah masuk area boarding, malah masih sempat beli souvenir dan sarapan sebelum masuk ke boarding lounge. Next destination: Oslo.
Mas Nelwin, sory mo tanya Mas.
Untuk sewa kendaraan di Val&Kar itu memang ketentuannya 5 hari dengan maksimum trip 450 km ya Mas.
Berarti kalo 10 hari tetap tiap harinya 450 km sehingga penyewa bisa mengendarai 4500 km? Atau ada peket lain?
Waktu itu untuk sewa 5 hari berapa Mas? Tx
SukaSuka