Zurich – Mt. Titlis (Keliling Eropa Naik Mobil – 11)

D9– 28 Juli, Zurich-Titlis-Padova

 Hari ini Lebaran di negeri orang. Malam sebelumnya saya sempat chat dengan sahabat saya Santi Dell’Olivo yang tinggal di Zurich, menanyakan informasi tempat sholat Ied di Zurich. Menurut Santi, KBRI ada sholat Ied di Bern, tapi Bern cukup jauh dari Zurich, kemudian diinformasikan ada sholat Ied komunitas Turki di Stadthalle Dietikon atau di Basselstrasse, Luzern jam 7 pagi. Meski semalam sudah diniatkan mau sholat Ied di Zurich, tapi ternyata baru selesai mandi dan packing sudah hampir jam 9 pagi. Tidak terkejar lagi untuk sholat ied di Zurich, apalagi di Luzern. Sedih juga rasanya, Mudah-mudahan masih diberi kesempatan untuk sholat Ied tahun depan.

Snowy in the Summer

Dari Zurich, kita menuju desa Engelberg. Ini adalah desa yang berada di kaki gunung Titlis. Dari Zurich jaraknya sekitar 90 Km, sekitar satu setengah jam perjalanan. Kami tiba di Engelberg sekitar jam 11 siang, dan parkir di areal parkir dekat cable car terminal. Desa Engelberg ini sungguh indah, dikelilingi gunung-gunung yang merupakan bagian dari Swiss Alps. Engelberg berada diketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut, sehingga cukup dingin udaranya. Puncak tertinggi di sekitar Engelberg ini adalah Mt. Titlis, dengan ketinggian 3.238 meter, ketinggian yang cukup untuk membuat salju disekitar puncak gunung tidak pernah mencair. Suhu rata-rata di puncak pada bulan Juli-Agustus saja masih minus 1 derajat celcius. Untuk bisa naik ke Mt. Titlis dari Engelberg, kita harus naik cable car, dengan 3 cable car yang berbeda. Kalau mau climbing jalan kaki sih bisa aja, tapi mungkin perlu satu-dua hari untuk bisa sampai puncak..hehehe.

Tiket naik cable car sampai ke kawasan puncak Mt. Titlis cukup mahal, 89 Swiss Franc per orang return (Sekitar Rp 1,2 juta per orang). Kalau mau tiket one way, harganya 63 Swiss Franc, tapi apa ada ya yang beli tiket one way.. turunnya merosot apa..:P ?  Berhubung saya belum sempat tukar Swiss Franc, bayar aja dulu pake kartu kredit. Gak lama kemudian saya dapet SMS dari bank saya, menawarkan untuk mengkonversi transaksi tersebut jadi cicilan 12 bulan, tau aja ini bank kalo pengeluaran saya lagi banyak.. bungkus deh bank.. 😀

Selesai beli tiket, tidak bisa langsung naik ke cable car. Antriannya panjang banget. Sekitar satu jam kita antri sampai akhirnya bisa naik ke cable car yang pertama. Cable car segmen pertama ini ukuran kecil, maksimum isi 6 orang dewasa, mirip dengan cable car yang ada di Ancol. Segmen pertama menghubungkan stasiun Engelberg dengan stasiun Trubsee. Ini adalah danau kecil di kaki Mt. Titlis. Sekitar 25tahun lalu saya pernah turun di Trubsee lake ini, nongkrong aja di pinggir danau sambil jemur cucian.. 😀 kali ini, kita lewatin aja, karena anak-anak saya sudah gak sabar untuk ke puncak. Melewati Trubsee, dibawah terlihat peternakan sapi, ramai dengan suara kalung sapi kloneng-kloneng.

10551066_10152600598813953_2901625663475699165_n

Setelah Trubsee, stasiun berikut adalah Stand, disini kita musti ganti cable car. Antri lagi sekitar 15 menit. Cable car di segmen kedua ini berukuran besar, sekali jalan bisa bawa 50an orang. Uniknya, cable car yang berbentuk bulat ini bisa berputar selama perjalanan. Konon ini satu-satunya rotating cable car di dunia. Jadi tidak perlu berebut posisi, karena semua akan kebagian view 360 derajat selama di cable car ini. Kelihatannya orang Indonesia cukup banyak yang keTitlis, terlihat dari keterangan berbahasa Indonesia di dalam rotating cable car ini. Kemudian kita berganti cable car lagi untuk sampai ke puncak, cable car segmen ketiga ini sangat curam rutenya. Saat kami naik ke atas, ujung kabelnya tidak terlihat, hilang di tengah awan.. serasa memasuki twilight zone.

10563216_10152600795898953_5269733155585991207_n

Akhirnya kita sampai juga di kawasan puncak Titlis. Turun dari cable car, saya sempat pangling karena banyak sekali perubahan dibanding terakhir saya kesini tahun1989. Sekarang sudah ada Ice Flyer, suspension bridge, snow tube dan beberapa fasilitas lain. Worth it lah untuk revisit tempat ini dengan berbagai perubahan-perubahannya, termasuk rotating cable car tadi. Tujuan pertama kami adalah glacier cave. Gua es buatan ini cukup panjang, sekitar 500 meteran melingkari puncak Titlis. Keluar dari glacier cave, kita naik tangga besi dimana ujungnya adalah suspension bridge. Supension bridge ini menghubungkan sisi glacier cave dengan area Ice flyer. Ini adalah suspension bridge tertinggi di Eropa, panjangnya sekitar 100 meter. Cukup menantang nyali juga untuk berjalan melintasi suspension bridge ini. Selain jembatannya bergoyang-goyang, ketinggiannya cukup membuat adrenalin naik, apalagi melihat curamnya tebing di bawah jembatan. Belum lagi besi railing nya yang sangat dingin kalau dipegang. Menjelang ujung jembatan, ada satu post dimana kita bisa mengambil foto selfie dengan menekan tombol, foto ini bisa kita tebus kalo mau, harganya mulai dari 12 swiss franc.

10616517_10152600598973953_4780051823558103112_n

Dari suspension bridge, tibalah kita di areal puncak Titlis, ini area yang paling ramai. Banyak sekali kita bertemu turis dari Indonesia disini, mungkin saat itu ada 100 lebih orang Indonesia di puncak, dan juga sekitar 500 an orang India…Turis berwajah bule tidak terlalu banyak, tidak sampai 10 persen. Sebetulnya kalau mau sejak keluar cable car bisa langsung kesini, tapi ya namanya cari petualangan, saya ajak anak-anak saya melintasi glacier cave dan suspension bridge dulu, biar makin lengkap pengalamannya. Di kawasan puncak ini bisa main lempar salju, snow tubing, bikin snowman, main snow angel.. bahkan sempat turun light snow saat kami disana. Beberapa foto yang saya ambil di puncak menjadi soft karena efek kabut ataupun light snow ini. Nggak perlu diedit udah jadi soft focus.. mayan bikin jerawat dan bopeng gak kelihatan.. hehehe..

10292482_10152600599198953_3949217974313501948_n

Kami bermain di areal puncak sampai sekitar jam 3.30, sampai perut lapar bener. Kita akhirnya turun ke restoran dan makan disana, dengan menu spaghetti dan chicken steak. Saking banyaknya turis India, restoran ini sampai menyediakan buffet makanan India. Selesai makan sekitar jam 4.30 terlihat pegawai restoran mulai mengangkat-angkat kursi, rupanya sudah waktunya tutup. Kami bergegas antri untuk turun, karena di informasikan cable car terakhir berangkat jam 5 sore.

10616642_10152600599318953_5940290350667801047_n

Kami sampai di stasiun Engelberg menjelang jam 6 sore, karena di setiap stasiun cable car musti antri lagi. Keluar di Engelberg, suasana sudah sepi, toko-toko sudah pada tutup. Kamipun berjalan menuju parkiran mobil yang sudah terlihat sepi. Saat saya mau bayar parkir di mesin parkir, saya baru sadar kalau saya sama sekali tidak punya uang Swiss Franc, sementara mesin parkir hanya menerima uang Swiss Franc, tidak bisa pakai kartu kredit. Waduh, gimana caranya nih mobil bisa keluar.. saya sempat berkeliling cari toko souvenir atau restoran untuk belanja dengan euro dan minta kembalian Swiss Franc, tapi semua toko sudah tutup, cari ATM disekitar situ nggak ketemu, Lagi bingung gitu saya melihat ada ibu-ibu Arab yang lagi bayar parkir di mesin parkir, buru-buru aja saya samperin, minta tolong tukar uang euro ke swiss franc. Untungnya orang itu mau nolongin saya, makasih ya bu hajjah..

1454614_10152600599423953_4556344437700923988_n

Uscita 😀

Kita berangkat dari Engelberg sekitar jam 6.30 sore, masih terang karena di Swiss matahari terbenamnya sekitar jam 9 malam kalau summer. Tujuan berikut Padova, Italia. Padova ini kota besar terdekat dari Venice, jaraknya sekitar 17 Km dari Venice. Umumnya wisatawan yang mau ke Venice menginap di Padova, karena disini banyak hotel modern dan bagus dengan tarif terjangkau, sedangkan di Venice kebanyakan hotelnya gedung tua dan rate nya sangat mahal. Pagi tadi saat booking hotel di Zurich, saya memilih Ibis Padova, hotel bintang 3, rate yang saya dapatkan 67 euro.

Jarak dari Engelberg ke Padova sekitar 480 Km, kira-kira 4,5 jam perjalanan nih. Perkiraan sampai di Padova jam 11 malam kalau non-stop. Tapi pastinya perlu berhenti untuk makan malam dan isi bensin. Perjalanan dari Swiss menuju Italia ini sangat menarik, pemandangan gunung dan danau silih berganti. Banyak sekali terowongan yang kita lalui, terowongan terpanjang adalah Gotthard tunnel menjelang pebatasan Swiss-Italia, panjangnya 37 Km. Sekitar setengah jam kita di terowongan Gotthard, karena di terowongan ini speed limitnya hanya 90Km perjam, rasanya lama banget nih terowongan nggak habis-habis.

Keluar Gotthard tunnel tidak lama masuk wilayah Italia, berbeda dengan highway di Belanda dan Jerman yang gratis, atau di Czech, Slovakia, Hungary, Austria dan Swiss yang menggunakan sistem vignette, Italia menggunakan sistem toll seperti di Indonesia. Tak lama saya masuk gerbang toll untuk mengambil tiket toll. Di tengah highway, kami berhenti untuk isi bensin dan makan malam di kawasan Trezzo Sull Adda, sekitar jam 9 malam. Tempat rest areanya namanya Autogrill, kelihatannya hampir semua highway di Italia rest areanya di dominasi oleh Autogrill ini. Variasi makanannya lumayan, ada nasi, chicken burger dan lainnya. Menjelang keluar restoran, anak saya melihat tulisan Uscita, isengnya pada keluar, mereka bikin video Uscita ala Syahrini.. hehehe..:P

Setelah melanjutkan perjalanan, kami pun mendekati wilayah Padova, keluar toll setelah membayar 19.7 euro. Sampai di ibis Padova hampir jam 12 malam, capek juga hari ini perjalanan panjang. Tapi puas bisa main salju seharian. Istirahat dulu ah..

Distance Traveled: 574 Km

Accommodation: Ibis Padova (3*)

Costs: Hotel 77 euro, Titlis tiket 356 SFr, Lunch Titlis 50 euro, Dinner Auto Grill 30 euro, Fuel 72 euro, Toll 20 euro.

Places visited: Engelberg, Mt. Titlis, Padova

Countries visited: Swiss, Italy

Lanjutan di: https://wp.me/p87qVT-2E

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s