Amsterdam (Keliling Eropa Naik Mobil – 3)

D1 – 20 Juli, Amsterdam

 Kami tiba di bandara Schiphol sekitar pukul 13.30 waktu Amsterdam (GMT +2, atau 5 jam dibelakang Jakarta). Keluar pesawat menuju imigrasi, antrian tidak terlalu panjang. Nggak sampe 5 menit, giliran saya. Pertanyaan petugas standar, mau ngapain di Amsterdam, kenapa mendarat di Amsterdam sedangkan Visa dari Perancis? Saya jawab mau liburan keluarga dan karena dapet tiket pesawat yang murah yang ke Amsterdam, sementara tujuan utama saya adalah Perancis. Petugasnya senyum aja dan cetok.. paspor kami pun di cap.

Ambil Mobil Sewaan

 Keluar imigrasi, saya langsung cari papan petunjuk car rentals. Dari petunjuk arah, kami berjalan sekitar 800 meter menyebrangi terminal Bandara menuju gedung area parkir. Ketemulah section  Sixt Car rental di lantai 2. Dengan pede saya ke counter nya dan bilang mau ambil mobil sewaan yang udah saya reserve, sambil nyerahin printout reservasi. Eh itu petugas counter nanya,  “have you checked in at our reception?, this desk is only for car collection, the administration desk is in the arrival hall” jiaah.. capee deeh.. gw musti balik lagi jalan 800 meter ke arrival hall, baru deh ketemu tuh reception counters penyewaan mobil. Waktu tadi sampe nggak keliatan itu area, ketutupan toko2. #awkward moment 1

Setelah reservasi saya di cek, counter girl nya bilang mobilnya Kia Ceed Estate. Tadinya saya berharap dapetnya Ford Focus Estate atau Renault Megane Estate, tapi katanya lagi tersewa semua, dan yang ada Kia Ceed. Saya bilang selama mobilnya reliable, OK aja deh.. dia bilang sangat reliable dan mobil ini masih baru, baru jalan 7.000 Km. Setelah saya OK in, dia nanya,mau sekalian sewa GPS nggak? Rate nya 8.5 euro per hari.. saya tolak aja, karena sewa 21 hari berarti 178 euro, sementara saya pernah liat harga GPS standar di rest area/fuel station di Eropa ada yang hanya 80-100 euro, masak sewa lebih mahal dari beli..? Abis saya tolak tawaran sewa GPS tuh cewek bilang, nggak papa juga sih, mobil Kia Ceed udah ada built-in GPS nya.. helloow??..usaha bener nih orang.. 😀

Terakhir dia nanya, mau insurance nya yang minimum, medium atau maximum coverage? Kalo minimum coverage, rate nya 30 euro per hari jadi total 620 euro untuk asuransi, tapi own risk kalo terjadi kecelakaan sebesar 550 euro dan kalau kecurian juga 550 euro, total resiko sendiri 1.100 euro. Kalo ambi coverage maksimum, ratenya 50 euro per hari, zero own risk. Ambil yang minimum aja mbak, ntar saya hati-hati deh nyetirnya.. kartu kredit saya pun diotorisasi sebesar 2.300an euro, yang 577 euro rate sewa mobilnya, 630 euro untuk asuransi, dan 1.100 euro untuk own risk, kalo nggak terjadi apa-apa yang 1.100 euro direfund setelah mobil dikembalikan. Abis kartu kredit di approved, dikasih receipt untuk ke car collection.

Setelah itu saya jalan balik lagi ke tempat car collectionnya, lumayan nih bolak balik jalan 2 Km lebih.. 😀 anak bini sih saya suruh tunggu aja di tempat collection. Kunci mobil pun diserahkan, mulai deh masuk2in koper ke bagasi mobil, cukup untuk 4 koper besar dan 1 koper kecil. Setelah bagasi beres, saya kontak starternya, kok mesin gak hidup..? bolak balik saya coba gak mau hidup.. sampe keringetan.. dengan setengah tengsin saya balik ke counter dan nanya.. ‘kok mobilnya gak mau di start?’ Orangnya santai aja bilang, ‘koplingnya musti diinjek om pas start.’. Oke deh boss.. maklum gak pernah bawa mobil Kia sebelumnya.. 😛 #awkward moment 2

Seputar Amsterdam

 Setelah berhasil menghidupkan mobil (horeeee..), mulai membiasakan diri dengan stir kiri, persneling di kanan, posisi sen dan wiper terbalik.. pelan-pelan saya mulai jalan, GPS pun di set ke Best Western hotel Schiphol. Tapi GPS nya gak keluar suara panduannya, akhirnya sepanjang jalan mata musti bolak balik perhatiin monitor. Sempet salah belok, sehingga jarak yang tadinya hanya 2 Km dari terminal musti putar sejauh 6 Km. Akhirnya sampe juga di Best Western Schiphol. Hotel bintang 4 dengan rate yang saya dapat 45 euro per malam, a real bargain. Ukuran kamar cukup besar, kamar mandi juga besar, dan pas lagi browse channel TV, ada channel bokepnya.. gratiss.. (psssttt.. :P)

10484408_10152589972798953_2781250967297552284_n

Setelah check in di hotel, mandi, sholat dan beres2, kami jalan menuju pusat kota Amsterdam. Tujuan pertama Museumplein, lapangan yang disekelilingnya ada beberapa museum, termasuk Rijks Museum, tapi tujuan utama kami adalah sign ‘I Amsterdam’ yang terkenal itu. Tidak sampai 15 menit kami sampai disana, parkir, dan saya pun mencari parking meter. Agak jauh jalan kaki, ketemu parking meter, tapi gak terima koin, hanya terima kartu kredit, saya coba kartu kredit saya, diminta PIN, padahal kartu2 kredit yang saya bawa gak perlu PIN, gagal lah saya membayar parkir. Setengah cemas, saya nanya ke orang yang berdiri deket saya, gimana saya bisa bayar parkir kalo kartu kredit saya gak diterima. Itu anak muda bilang, ini hari Minggu, di tempat ini tidak perlu bayar parkir kalo hari Minggu..Oh iyak.. maaf pak saya orang baru disini.. 😛 #awkward moment 3

10620792_10152604951308953_7305110231262412787_n
1555364_10152589974673953_2140656168524171364_n

Puas foto-foto di sekitar Museumplein dan Rijks Museum, kami melanjutkan perjalanan ke area Centraal Station. Area ini merupakan pusat keramaian di Amsterdam. Stasiun kereta utama, shopping streets (Damrak, Kalverstraat),museum Madame Tussaud, Royal Palace, semuanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari area stasiun ini. Yang mau intip-intip Sex Museum atau window shopping di redlight district Monnikenstraat juga ada di wilayah ini 😉 Berhubung saya bawa anak-anak, ya jangan diperlihatkan lah sisi malam Amsterdam ini. Mobil saya parkir di Centraal Parking, persis di depan Centraal Station. Tarif parkirnya sungguh menyedihkan, 5 euro per jam.. 😦

10612863_10152589977278953_1344441595019625017_n

Malam itu gerimis, dingin juga malam2 jalan kaki di tengah gerimis.. bikin perut lapar.. setelah berjalan kaki di seputar Centraal Station dan Damrak, kami pun mencari makan malam. Mumpung di Belanda, harus coba makanan khasnya nih.. kamipun masuk ke.. McDonalds… wkwkwkwk.. Pesen menu standar, Big mac, Nuggets, Cheese burger, minumnya pesen Lipton Ice tea.. pas diminum, kok rasa soda, saya balik ke counter protes, saya bilang, ‘saya pesen Lipton ice tea kok dikasih coca cola..?’ kasirnya bilang, ‘itu bukan Coca Cola, tapi beneran Lipton ice tea, di Belanda memang ice tea nya bersoda..’  #awkward moment 4

10563139_10152589979288953_8611931284181571790_n
10577144_10152604953118953_6796229550396382165_n

Kenyang abis makan, mampir ke beberapa toko souvenir disekitar Damrak, trus balik ke hotel. Bayar parkir hampir 2 jam 10 euro. Untung di hotel parkir nya Gratis.. Emang sengaja sih pas booking-booking hotel, cari hotel yang parkirnya gratis atau murah, dan wifi nya free. Sampe hotel udah jam 11 malam, karena capek abis long flight, tidur cepet deh.. siap-siap buat jalan besok.

Distance Traveled:  50 Km

Accommodation: Best Western Schiphol Airport(4*)

Costs: Hotel 45 euro, makan malam di McD 25 euro, Parkir 10 euro

Places visited: Museumplein, I Amsterdam sign, Rijks Museum, Centraal Station, Damrak

Countries visited: Netherlands

Lanjutan di: https://wp.me/p87qVT-1J

13 Comments Add yours

  1. Ferdinal Rais berkata:

    Saya dan istri ke Belanda di akhir Mei 2014 dan sempat main ke Amsterdam seharian. Kami berangkat pagi-pagi dari Deventer, kota kecil di timur Belanda, dengan kereta menuju Amsterdam. Selain berjalan kaki menikmati pusat kota seperti Damrak, Jordan dan sekitarnya, kami menyewa sepeda di Stasiun Amsterdam (Amsterdam Centraal) dan menyeberang selat IJ dengan ferry dari dermaga di belakang stasiun menuju Buiksloterweg di kawasan Amsterdam Utara (Noord Amsterdam). Kami bersepeda sepanjang Buiksloterweg menyusuri kanal Noordhollandsch Kanaal dan mampir di beberapa taman yang indah di sepanjang jalan. Sekitar 3km dari dermaga Buiksloterweg ada kincir angin Krijtmolen d’Admiraal. Di sini kami bertemu dengan beberapa turis cewe bule yang terkagum-kagum dengan tongsis yang kami bawa dan minta ikutan berfoto selfie. Salah satu bukti bahwa Indonesia lebih ‘maju’ dari western country 🙂
    Tidak jauh dari Krijtmolen d’Admiraal kami memutar balik dan kembali ke dermaga Buiksloterweg dengan menyusuri Noordhollandsch Kanaal dari sisi seberangnya. Pengalaman yang menarik dan belum terlalu umum dilakukan turis di Amsterdam.
    Karena saya pergi dengan istri maka saya terpaksa tidak main ke Red Light District yang padahal sangat dekat dari Damrak. Next time kita bikin Bachelor Trip ke Amsterdam ya 🙂

    Suka

    1. Ahahaha.. menu wajib sepertinya doy.. 😉

      Suka

  2. 45euro itu untuk sekamar berempat atau sekamar berdua pak?

    Suka

    1. Untuk sekamar berdua..

      Suka

      1. tapi diisi berempat ya pak? pernah ada kendala dlm proses checkin gak pak? sy renc traveling family, cuma galau booking hotel, apa booking sekamar berempat atau sekamar berdua tapi diisi 4 org tanpa extra bed. mohon info

        Suka

        1. Kalo di hotel yang kamarnya besar bisa diisi berempat seperti di Berlin, Prague dan Ferney-Voltaire (Geneva).. kalau kamar hotelnya kecil harus ambil kamar triple room atau quadruple room..
          Saat booking kamar di portal pesanan hotel perhatikan ukuran kamar..

          Suka

          1. hendri berkata:

            kalau di Best Western schiphol kamarnya bisa buat ber4 ya?

            Suka

          2. Hi Hendri.. kamar yang kami pilih double queen bed.. jadi bisa 4 orang

            Suka

  3. hendri berkata:

    ok, kalo di europe aturannya ketat untuk jumlah tamu kamar?.
    Thanks infonya Pak Nelwin

    Suka

    1. Umumnya ketat..
      Beberapa kota malah menetapkan city tax berdasarkan jumlah tamu, dipungut oleh hotel..

      Suka

  4. Toto Sugianto berkata:

    Nanya dong, Rental mobilnya pake SIM Indoneisa biasa atau SIM International atau gimana ya? Apalagi yang harus kita perhatikan dalam memilih dan menyetir mobil di sana?

    Suka

    1. totoinogatsu berkata:

      eh ga jadi nanya. sudah ada di penjelasannya ternyata

      Suka

    2. Hi Toto,
      Cukup pakai SIM Indonesia..
      Saat memilih mobil, upayakan mobil yang sudah ada GPS maps, jadi gak perlu lagi sewa GPS terpisah..
      Saat menyetir, selalu perhatikan rambu kecepatan maksimal, banyak berubah speed limitnya, tergantung jenis jalan.. juga pastikan membeli vignette (izin masuk highway) di beberapa negara.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s