Taman Nasional Tarangire dan Kilimanjaro, Tanzania



Setelah menjalani petualangan luar biasa di Kenya, perjalanan kami berlanjut ke Tanzania, negara yang terkenal dengan taman nasional dan satwa liarnya yang luar biasa, pegunungan yang megah dengan puncak tertinggi di benua Afrika, serta pantai-pantai indahnya. Setelah menempuh penerbangan selama 2 jam dengan Kenyan Airways dari Nairobi menuju Dar Es Salaam, ibu kota Tanzania, saya tiba di Julius Nyerere International Airport sekitar pukul 20.00. Proses imigrasi berlangsung sangat lancar berbekal e-visa yang telah kami apply sebelumnya dari Jakarta.

Setelah penghambilan bagasi, kami sudah ditunggu pickup service yang saya pesan sebelumnya melalui booking dot com dan langsung menuju Tanzanite Executive Suites, tempat kami menginap malam itu. Akomodasi ini merupakan service apartment yang terletak di kawasan bisnis Dar Es Salam. Setelah check-in pada pukul 21.00, kami memutuskan untuk beristirahat lebih awal karena perjalanan panjang menanti esok hari.



Tanggal 28 Januari 2025 pukul 05.00 pagi, kami sudah dijemput dari hotel menuju bandara untuk penerbangan ke Arusha, kota yang dikenal sebagai pintu gerbang ke safari di Tanzania. Penerbangan jam 7 pagi dengan maskapai Flightlink, menggunakan pesawat ATR baling-baling kapasitas sekitar 40 penumpang. Penerbangan dengan transit di Zanzibar ini berlangsung lancar, dan kami tiba di Arusha Airport pada pukul 09.30 pagi.



Setelah mendarat, kami langsung dijemput dengan jeep safari untuk menuju Tarangire National Park, sekitar dua jam perjalanan dari Arusha. Sesampainya di sana, kami menunggu sejenak, karena ranger guide kami membeli tiket taman nasional yang pagi itu cukup ramai antriannya. Beres urusan tiket, ranger membuka atap jeep yang kami tumpangi. Sekitar 300 meter dari pintu gerbang, kami langsung disambut pemandangan savanna luas, gerombolan gajah, dan pohon-pohon baobab raksasa. Tarangire dikenal sebagai salah satu tempat terbaik di Tanzania untuk melihat gajah dalam jumlah besar.



Selama game drive safari, saya melihat berbagai satwa liar seperti jerapah, zebra, warthogs (babi hutan), dan babun. Salah satu momen paling berkesan adalah melihat kawanan gajah berjalan beriringan di antara pohon baobab, menciptakan pemandangan khas Afrika yang luar biasa indah.

Sekitar jam 12 siang kami berhenti di picnic camp untuk makan siang sambil menikmati panorama alam yang masih liar dan alami. Menunya cukup lengkap, ayam goreng, sayur, pisang goreng dan nasi. Picnic area ini sangat ramai saat jam makan siang, pemandangan ngarai luas dengan sungai mengalir dibawah picnic area mebuat makan siang kali ini terasa begitu menyenangkan.

Setelah makan siang, ranger guide kami menginformasikan bahwa dia mendapatkan informasi lokasi kawanan singa. Dia lalu membawa kami melalui jalan yang cukup sempit, turun ke arah sungai. Benar saja, di tepi sungai terlihat 5 ekor singa sedang berjemur di bantaran sungai. Sayang mobil kami tidak bisa mendekat lagi karena jalan setapakanya semakin kecil, tidang memungkinkan mobil lebih dekat lagi ke arah sungai.

Setelah melihat kawanan singa, kami melanjutkan eksplorasi di taman nasional Tarangire hingga sore hari, berbagai satwa lain yang kami lihat antara lain Meerkat, berbagai spesies burung, rusa, antilop, wildebeest dan buffalo. Sekitar jam 4 sore, kami meninggalkan taman nasional Tarangire dan kembali ke Arusha. Kami tiba di hotel sekitar pukul 18.00, lalu menikmati makan malam di resto hotel kami Arusha Inn, saya mencoba makanan khas Tanzania “Nyama Choma” (daging panggang) yang disajikan dengan ugali (tepung jagung yang dikukus). Setelah makan malam, kami beristirahat di hotel untuk bersiap melanjutkan petualangan di Tanzania




Pagi hari tanggal 29 Januari 2025, sekitar pukul 6 pagi kami sarapan di hotel, selanjutnya kami dijemput dari hotel untuk menuju lereng Gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi di Afrika. Perjalanan dari Arusha menuju Materuni village sekitar 2,5 jam. Dalam perjalanan, kami melewati desa suku Maasai, di mana kita dapat melihat pemandangan Kilimanjaro yang megah dari kejauhan dengan puncaknya yang diselimuti salju abadi. Gunung setinggi 5.895 meter ini merupakan gunung tertinggi di benua Afrika, dan merupakan satu dari “The Seven Summits”, tujuh puncak tertinggi di tujuh benua. Karenanya, gunung Kilimanjaro cukup ramai didatangi pendaki gunung yang ingin menaklukkan tujuh puncak dunia. Di Desa Masai ini kami sempat mengunjungi rumah-rumah suku Masai dan berinteraksi dengan warga sana.



Setelah foto-foto Kilimanjaro dari kejauhan, kami melanjutkan perjalanan ke kaki gunung Kilimanjaro. Sekitar pukul 09.30, kami tiba di Materuni, sebuah desa yang terkenal dengan air terjunnya yang indah serta perkebunan kopinya. Tiba di desa ini, kita diwajibkan registrasi di kantor desa, untuk memastikan keselamatan pengunjung dapat dimonitor.

Kemudian kami melakukan hiking selama 40 menit melalui hutan hijau menuju Materuni Waterfall. Treknya tidak terlalu curam, dengan jalan setapak yang cukup lebar. Pemandangan perbukitan sepanjang jalan cukup indah. Setibanya di air terjun, kami terpesona oleh keindahan air terjun setinggi 80 meter, dengan air jernih yang mengalir dari pegunungan Kilimanjaro. Beberapa turis terlihat asik mandi di kolam air terjun yang airnya terasa sangat dingin ini.


Setelah puas menikmati keindahan alam air terjun Materuni, kami kembali ke desa untuk makan siang dengan menu khas Tanzania, sup kacang, ayam goreng, pisang goreng dan sayur rebus. Selanjutnya di tempat yang sama kami mengikuti coffee tour. Penduduk desa Materuni menunjukkan cara tradisional mengolah kopi, mulai dari menumbuk biji kopi, memanggangnya, menggiling hingga menyeduhnya dengan metode khas mereka, yang diwarnai nyanyian dan gerakan tari sederhana. Kopi seduhan tersebut kemudian dibagikaan kepada pengunjung. Rasa kopi arabicanya benar-benar otentik dan terasa fresh.



Sebetulnya masih ingin kami menikmati keindahan alam di desa materuni, namun karena sore harinya kami harus kembali ke Dar Es Salaam, sekitar pukul 13.30, kami kembali ke Arusha dan tiba di bandara pada pukul 16.00, waktu yang cukup mepet untuk check in pesawat ke Dar Es Salaam. Sekitar jam 17.00, pesawat FlightLink yang kami tumpangi take-off menuju Dar Es Salaam dan tiba pada pukul 19.30. Malam itu, kami kembali menginap di Tanzanite Executive Suites, lalu menikmati makan malam di restoran dekat hotel sebelum beristirahat.

Tinggalkan komentar