Senja sudah larut ketika menjejakan kaki di Westermoskee (Masjid Barat) Aya Sofya Amsterdam. Suhu dingin menusuk menjalar disekujur tubuh di awal November 2022, tidak menyurutkan niat berkunjung ke masjid Belanda rasa Turki itu.
Tercatat Belanda memiliki empat kota konsentrasi Muslim yakni di Amsterdam, Utrecht, Rotterdam dan Den Haag. Amsterdam menjadi rumah bagi mayoritas Muslim yang berada di negeri keju itu. Maroko, Turki, dan Indonesia merupakan tiga komunitas imigran muslim terbesar di Amsterdam. Sejarah awal Islam di Belanda dapat ditelusuri pada abad 16 ketika sejumlah kecil pedagang Ottoman mulai menetap di kota-kota pelabuhan negara, akibatnya masjid pertama kali dibuat di Amsterdam awal abad 17.
Terhitung sekarang ada sekitar 500 masjid di seluruh Belanda. Terdapat tiga masjid unik sempat kami sambangi di Amsterdam. Pertama, Westermoskee Aya Sofya, masjid yang mengingatkan pada masjid Hagia Sophia di kota Istanbul Turki.

Nampaknya bukan hanya Aya Sofya Amsterdam yang memiliki kemiripan bangunan dengan aslinya, di jalan sempit di daerah Pejaten Jakarta Selatan berdiri masjid ala Hagia Sophia bernama Masjid Jami Al Fajri. Masjid Al Fajri Pejaten menjadi masjid pertama di Indonesia yang mengadopsi gaya arsitektur Ustmaniyah secara utuh.

Westermoskee berkapasitas 1.700 jamaah merupakan masjid terbesar di Amsterdam, bangunan terletak dengan indah di tepi Kanal Schinkel, memiliki menara setinggi 42 meter. Menara menjulang menyerupai pinsil raksasa menunjukkan kekhasan seni bangunan Turki Ustmaniyah. Kubah utama setinggi 25 meter dan sembilan kubah kecil lainnya di sisi menghadap kanal, itu semua berbaris rapi di atas pilar pilar yang menjadi penyangga aula depan. Lahan tempat berdirinya masjid awalnya dibeli Pemerintah Turki.
Selanjutnya, tanah tersebut dijual kepada Pemerintah Kota Amsterdam dalam konteks kerjasama kebudayaan. Uang yang diperoleh dari hasil penjualan tersebut lantas dialokasikan untuk membangun masjid.

Kedua, Masjid Fatih Amsterdam. Tidak seperti Westermoskee, Masjid Fatih Amsterdam berasal dari konstruksi gereja. Masjid Fatih merupakan sebuah masjid di kawasan Rozengracht di Amsterdam Centrum. Masjid ini salah satu masjid fenomenal karena alihfungsi dari gereja Santo Ignatius.
Bangunan gereja dirancang pada tahun 1929 hasil rekonstruksi dari gereja sebelumnya yang didirikan di tahun 1663. Tahun 1981 Yayasan Islam Fatih Amsterdam membeli bangunan tersebut dan difungsikan sebagai masjid. Nama Fatih di ambil dari Sultan Al Fatih salah satu khalifah dari Bani Ustmaniyah yang menaklukkkan Konstantinopel (Istanbul).
Ketiga sekaligus terakhir adalah Blue Mosque (De Blauwe Moskee). Mengambil nama yang sama dengan masjid masyhur di Turki: Blue Mosque (De Blauwe Moskee). Blue Mosque Turki (Masjid Sultan Ahmed) mendapat nama biru berkenaan dengan lapisan ubin berwarna biru yang didatangkan dari kota Iznik 90 kilometer tenggara Istanbul, dikenal juga sebagai kembaran Masjid Hagia Sophia Turki.

Blue Mosque Amsterdam mendapat namanya dari desain biru yang dapat dilihat dengan jelas dalam arsitektur bangunan, keunikan bangunan ini karena tidak memiliki menara serta beberapa simbol tradisional lainnya yang biasa hadir di setiap masjid tradisional Islam. De Blauwe Moskee adalah masjid pertama di Amsterdam yang diijinkan Pemerintah Kota mengumandangkan suara Azan dengan pengeras suara.
Naskah dan Foto : Lutfi Djoko D (lutfidjoko@gmail.com)